Setelah bertemu Demetrius dan petinggi vampire lainnya, kami telah dipercaya karena sudah menjadi keluarga vampire. Meski mereka mengharapkan kabar diriku yang akan berubah abadi setelah melahirkan seorang bayi.Hell!!
Aku tahu tidak akan mungkin.
Pertama, kami tidak saling mencintai.
Kedua, aku tidak menginginkan menderita seperti tokoh manusia dibayanganku. Pasti aku tidak akan sanggup.
Ketiga, Axelle sedang menyukai Violleta. Tapi ini hanya dugaan karena sesungguhnya Javier lah yang terlihat tulus mencintai Violetta. Sedangkan Violleta malah mencoba menggoda Axelle meski tahu Axelle telah menikahiku.Andai dia masih menjadi seorang manusia, aku akan mengajaknya berkelahi. Tapi, jika sudah jadi vampire pemikat begini, mana bisa aku menandinginya? Kekuatan vampire tidaklah sebanding dengan kekuatan seorang manusia.
Aku melihatnya berjalan melenggak lenggok menuju arah kami dan memeluk Axelle tanpa menyapaku sedikitpun seakan kehadiranku memang tidak ada.
Hell!
Memang siapa dirinya?"Hi Axelle, bagaimana perjalananmu?"
Sapanya lembut.Well, kuakui pekerjaannya didunia permodelan sangatlah cocok untuk dirinya kini. Lihat saja penampilan modisnya.
Orang akan mengira mereka adalah pasangan serasi dan aku adalah jongos mereka.Meski aku sudah memakai dress moka yang cantik, tapi tetap saja merah menyala dari dress pendeknya tak bisa disaingi oleh siapapun.
Aihh, rasanya aku benar-benar ingin pergi dan beristirahat dihotel saja selama di Paris."Lumayan panjang dan melelahkan. Kau ada pemotretan besok siang?"
Tanya Axelle.Violleta mengangguk.
"Kapan selesai?"
"Sore."
"Aku akan menjemputmu, bagaimana?"
"Ya, sekarang istirahat saja dulu. Kau masih jetlag."
Axelle mengangguk dan berjalan menuju mobil dimana seorang supir sewaan sudah menunggu.
Aku melihat Violleta ikut masuk ke dalam mobil dimana ia akan duduk bersebelahan dengan Axelle.
Hell!
Jadi, aku harus duduk didepan bersama supir?
Sebenarnya tak ada masalah dengan itu, tapi masalahnya disini akulah ratunya bukan dia!Setelah koperku dan kopernya masuk, aku kembali menutup pintu tanpa masuk kedalam mobil.
"Nyonya, anda tidak masuk?" Tanya sang supir heran.
"Pergi duluan saja, aku ada urusan."
Lalu, pintu belakang kembali terbuka menampilkan wajah Axelle yang tidak senang akan kelakuanku. Well, aku tidak takut.
"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya masih mencoba menyembunyikan emosinya.
Aku menepuk tas selempangku dengan santai.
"Aku bawa handphone dan dompetku. Tenang saja, kirim saja alamat apartmentnya nanti. Kita sudah bisa pisahkan? Lagipula, kau bersamanya sekarang. Aku tidak ingin mengganggu perselingkuhan kalian."Axelle memegang lenganku sedikit keras, dan membawaku menjauh dari mobil. "Jaga ucapanmu. Aku hanya mengurus sedikit urusan dengannya."
"Yasudah. Urus saja, aku tidak ingin ikut kalian yang sedang berbisnis." Ucapku.
"Masuk sekarang, atau kau akan menyesalinya."
"Tak ada yang lebih bisa kusesali daripada pernikahan ini. Ah, ralat. Pertemuan kita. Aku menyesal menolong Dakota yang malah mengikat diriku dengan dirimu sampai selama ini."
"Kau bahkan berani menyebut namanya kembali!" Geram Axelle.
"Kenapa? Kau takut Violleta mendengar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED (Finish)
FantasyKetika sebuah kesalahan membuat seluruh hidup dan rencana berubah tanpa diingini.. Ketika bunga bermekaran diwaktu yang tidak tepat.. Ketika, akhirnya daun kering jatuh dan terbang ke tempat yang tidak terlihat oleh mata.. Semua yang terjadi bukan t...