Mobil Ansell berhenti tepat didepan pekarangan rumahku.
Aku sendiri masih mengaitkan jemariku gugup saat melihat sosok yang berdiri didepan pintu menatap kearah mobil kami dengan tatapan tajamnya."It's okay. Dia hanya mengkhawatirkan dirimu." Ucap Ansell menoleh ke belakang dimana aku duduk seorang diri, dia memang mengantar diriku bersama dengan Aaric yang menyetir mobil.
Aaric tersenyum. "Sedikit omelan akan membuatmu tahu seberapa besar ayahmu menyayangimu."
Perkataan Aaric membuat dadaku terasa lebih ringan. Aku menghembuskan napasku mencoba rileks dan menyiapkan jawaban apa saja yang bisa membuat Dad mengerti akan kepergianku selama 3 bulan.
Meski ia mengijinkan aku berlibur ke DC, tapi bukan berarti aku bisa menghabiskan seluruh waktu liburanku diluar sana tanpa memberi kami waktu liburan bersama. Waktu khusus keluarga, istilahnya.
Akhirnya, aku membuka pintu mobil diikuti kedua makhluk dingin yang juga menghampiri tempat dimana Dad berdiri.
"Hi Dad. I am so sorry.." Ucapku sambil menatapnya, aku hanya bisa mengaitkan kedua jemari tanganku karena perasaan bersalah.
Dad hanya menatapku dalam diam lalu beralih pada Aaric dan Ansell.
"Mr. Addison.."
"Mr. William.."
Dad dan Aaric berjabat tangan seakan mereka sudah saling kenal lama.
"Maaf, grandma Sofia sedang berkunjung. Jadi, saya tidak bisa mengundang kerumah." Ucap Dad.
"Grandma?"
Tanya ku kaget."Ah ya.. Kami hanya mengantar saja. Kuharap kita bisa berbicara dilain waktu." Kata Aaric sambil tersenyum.
Dad terlihat hanya mengangguk lalu mengajakku ke dalam rumah, ia masuk terlebih dulu. Aku berbalik dan memeluk Ansell.
"So sorry. Grandma adalah orang yang sulit dan sepertinya dia sedang mengkhawatirkan diriku."
Ansell mengangguk membalas pelukanku. "It's okay. Kita masih punya banyak waktu."
"Kuharap keadaanmu semakin membaik, Sofia." Ucap Aaric sambil memelukku.
Aku tersenyum membalas pelukan sayangnya.
"Thanks."Setelah kepergian mereka, aku berjalan masuk membawa tas kecil pakaianku dan masuk ke dalam.
Melihat grandma yang sedang berbincang dengan Dad dan Uncle Joe.
"Granny, how are you?"
Sapaku memeluknya."Kau terlihat tidak sehat. Apa liburanmu begitu padat dengan acara?"
Aku tersenyum.
"Hi, Uncle." Sapaku yang hanya dibalas senyuman datar. Aku tahu, Uncle Joe tidak begitu menyukai keramahan.
"Granny menginap?"
"Tidak. Granny harus terbang besok ke florida karena ada undangan pernikahan teman. Granny sudah menginap disini selama 3 hari."
"Ah, begitukah.."
"Apa kau sudah memiliki pacar disini? Bagaimana orangnya? Jangan seperti ayahmu yang cuek."
"Mom, jangan mulai." Tekan Dad membuat suasana ruangan ini menjadi suram. Aku mengedik tidak enak. Selalu topik tidak penting seperti ini yang dibahas, membuat aku tidak nyaman tinggal bersama Granny.
"Ya sudah. Granny hanya ingin yang terbaik. Keluarga kita sudah berantakan semenjak ibumu meninggal. Granny hanya tidak mau cucu Granny tidak mendapat lelaki yang terbaik, karena ayahnya sekalipun tidak memperhatikannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED (Finish)
FantasyKetika sebuah kesalahan membuat seluruh hidup dan rencana berubah tanpa diingini.. Ketika bunga bermekaran diwaktu yang tidak tepat.. Ketika, akhirnya daun kering jatuh dan terbang ke tempat yang tidak terlihat oleh mata.. Semua yang terjadi bukan t...