27. Do everything

721 57 2
                                    

"No!! Please! Jangan ambil dia!"

Aku berteriak kencang sambil memegang tangan Belle erat-erat.

Aku melihat Axelle sudah terkapar dikerubungi oleh para sosok berjubah hitam pekat.

"Ansell!!" Teriakku.

Pria tua yang kuat itu masih memegang sebelah kanan Belle yang menangis ketakutan.
"Mommy!!!"

Ansell datang dan ikut memegang tangan Belle.
"Lepaskan dia!"

"Dimana Aaric dan yang lainnya?"

"Mereka sedang bertarung dibawah."
Ucap Ansell.

Lelaki tua itu berubah menjadi mahkluk bersayap besar.

Aku memegang tangan Belle lebih erat karena tubuhku sudah bertabrakan dengan balkon. Aku berpegangan erat pada teralis besi penghalang dibalkon kamar Axelle.

Ansell ikut membantu menarik pada lengannya.

Aku menoleh kebelakang saat mendengar suara perlawanan Axelle yang dikepung 3 anak buah sang kakek itu.

"Sialan!" Decih Axelle dengan wajah yang penuh babak belur.

Aku menangis.
Lalu menatap peganganku sendiri yang mulai terlepas dari tangan Belle.

"Sofia! Jangan lepaskan! Aku juga sudah tidak kuat!" Ucap Ansell panik.

Keringat dingin sudah membasahi wajahku.
Aku kembali menangis melihat Belle yang semakin berteriak karena peganganku padanya mengendur..

Ya Tuhan!
Apa salah aku mengharapkan jika ini hanya mimpi?
Atau salahkah aku jika aku berharap pertolonganMu saat ini?
Apa aku terlalu naif jika mengharapkan mukjizat?

"Tidaaakkkkk!!!!"

Aku melihatnya terbang menjauhiku kala aku melepaskan peganganku pada tangannya.
Lalu, tubuhku melemah dan terjatuh keluar teralis besi.

Tubuhku terjatuh keluar balkon.
Aku memejamkan mataku, menerima kematianku karena Belle sudah dibawa pergi.

"Sofiaaa!!!!"

"Mommy?"

Mataku terbuka dan melihat dimana Belle sedang mengusap kedua bola matanya, sepertinya ia terbangun...

"Hey, baby. Kau terbangun?" Aku memeluknya bersyukur jika tadi itu hanyalah sebuah mimpi. Aku terlalu terbawa suasana.

Dia mengangguk.
Aku melihat jam menunjukkan angka 6 pagi.

"Kau lapar?"
Tanyaku mencoba mengalihkan mimpiku yang tiba-tiba kembali muncul diingatanku.

Belle menggeleng. "Belle ingin bersama Daddy."

"Daddy mungkin dibawah. Kau tidak ingin bersama Mommy saja?"

"Belle mau Daddy." Ucapnya sambil menatapku dengan wajah yang menahan tangis.

FATED (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang