Mataku terbuka dengan suatu hentakan yang entah berasal dari mana.
Aku menoleh kesekeliling dengan panik oleh karena kegelapan yang menyelimuti penglihatan.
Lama kelamaan mataku bisa menyesuaikan cahaya remang disekitar. Aku melihat seekor ikan cantik berenang mendekatiku.
Aku memperhatikannya yang seakan ia sedang menatapku. Lalu, ikan itu menjauh.
Aku terkejut dan baru menyadari kalau aku sedang berada didalam air. Aku menatap telapak tanganku dan kedua kakiku. Aku berenang didalam air!
Udara?
Persetan!
Aku bisa bernapas. Kok rasanya aneh?
Seakan aku sedang berada didaratan. Aku bisa bertahan lama didalam air tanpa udara. Kumenengadah ke arah atas dimana cahaya langit hanya terlihat samar.Aku melihat ikan loreng cantik berwarna mas dan putih itu berenang semakin kebawah. Seakan mengajakku, aku memutuskan untuk mengikuti ikan itu.
Saat hendak berenang semakin dalam, aku tersentak ketika sebuah tangan melingkari perutku.Aku menoleh dan menatap mata hitam yang berubah semakin merah itu. Mata itu menyala seakan ingin menelanku.
Aku memberontak dari pelukannya, aku tidak tahu siapa pria ini, tapi aku merasakan bahwa aku mengenalnya dengan sangat. Aku merasakan pelukan tangannya pada perutku semakin erat.
Tiba-tiba, aku merasakan air memasuki hidungku. Pernapasanku terasa sakit, aku melotot karena napasku terasa berat.
Air memenuhi tenggorokanku membuatku kesakitan. Aku memegang bahunya erat, dan seakan mengerti dia kembali memeluk pinggangku. Aku terhentak dan memutuskan memeluk lehernya erat saat ia mulai berenang membawaku ke atas seiring menghilangnya kesadaranku dan berganti dengan kilatan cahaya putih.
Lalu, cahaya putih yang menyakitkan mata itu mulai membentuk suatu langit-langit yang terasa asing.
Aku mengernyit dan mencoba bangun dari tidurku. Aku merasakan perban melilit sekeliling kepalaku. Dan, sumber rasa sakitnya adalah tepat dibagian belakang kepalaku.
Aku mengingat kejadian samar saat dimana kepalaku terbentur hebat ke sebuah batu, ingatan itu semakin membuat kepalaku sakit.
"Aawwhhh..."
Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling, sepertinya dari furniturenya aku tahu, jika aku berada di mansion The Collins. Tapi, sepertinya ini adalah ruangan lain, mengingat pintu kamar sebelumnya sudah hancur lebur karena ulah Ansell.
"Sofia!!!"
Aku menoleh melihat Ansell yang sedang memegang sebuah nampan berlari dari pintu ke arah ranjang dimana aku sudah terduduk.
Aku melihat isi nampan yang ia letakkan adalah perban dan berbagai obat-obatan lainnya.Aku mengernyit ketika ia memelukku, lalu tak lama semua orang yang kukenal datang dan mengelilingi ranjang ini.
"Akhirnya, kau sadar juga." Ucap Nick.
Aku tersenyum. Kukira, dia membenciku. Sepertinya, dia hanya belum bisa menerima kehadiranku.
"Selamat datang kembali, Sofia." Ucap Amanda dengan lembut, begitu pula dengan Aaric.
Dakota juga mengucapkan senang melihatku cepat dengan sadar. Disampingnya, seorang pria hanya berdiri dan memandangku datar.
Aku menaikkan sebelah alisku, merasa aneh akan dia yang memiliki respon biasa saja. Apa dia anggota baru? Aku akan bertanya pada Ansell nanti.
"Sofia, kau butuh sesuatu? Apa ada yang sakit?"
Tanya Ansell membuat perhatianku pada lelaki itu terhenti, aku menoleh pada Ansell dan tersenyum menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED (Finish)
FantasyKetika sebuah kesalahan membuat seluruh hidup dan rencana berubah tanpa diingini.. Ketika bunga bermekaran diwaktu yang tidak tepat.. Ketika, akhirnya daun kering jatuh dan terbang ke tempat yang tidak terlihat oleh mata.. Semua yang terjadi bukan t...