Part 3

5.6K 168 6
                                    

Let's spead good vibes guys!
Thankyou for read this story
Love u
You vote and comment so that I'm impressed!

Jika masih ada typo tolong di beritahu ya!


Aku ingin menciptakaan berbagai karya agar suatu saat nanti ketika ku telah tiada karyaku akan tetap hidup nan abadi.
#zalsabela putri kusuma wijaya

Jam weker, yang berada disamping tempat tidur Bela berdering nyaring menandakan hari sudah pagi, dan gadis imut tersebut harus terbangun dalam mimpi indahnya Bersama Park Chanyeol.

Dia mengeluarkan sumpah serapahnya kepada jam weker doraemon tersebut. Setelah itu ia membuka perlahan mata indahnya. Sungguh malas rasanya karena hari ini ia harus berkutit dengan pelajaran menghitung ingin rasanya bela lenyap di bumi ini.

"Coba gue punya kantong doraemon pasti gue lenyap sekarang juga ke kutub sebelah" Katanya lalu beranjak berdiri dan masuk kedalam toilet yang menyatuh dengan kamar. Tak lupa ia membawa handuk doraemon miliknya.

Setelah melakukan rutinitas dan merasa sudah tambah imut. Dirinya pun melakahkan kaki keluar kamar. Dan menuju meja makan karena orang tua dan kakaknya telah menunggu untuk menghabiskan sarapan pagi.

"Pagi semua" Bela berjalan menghampiri mereka dengan senyuman manis yang melekat di wajah imutnya.

Bela mencium pipi mama papa dan terakhir abangnya. "Mau nasi goreng apa roti?" Tanya mama Bela setelah gadis itu duduk disamping abangnya.

"Roti aja ma" ujar Bela dengan nada pelan mereka makan dengan hikmat.

***

"Aku duluan  kak" kata Bela sambil keluar dari mobil mewah kakaknya.

Seperti biasa kedatangan Arsya maupun bela selalu jadi pusat perhatian siswa-siswi. "Tunggu, kita barengan" Arsya berlari mendekati Bela akhirnya mensejajarkan langkahnya.

"sbling gloas SMA Trisakti"

"IMUT BANGET YA SI BELA"

"ADIK IPAR GUE ITU"

"CANTIK SI TAPI STUPID"

"CAKEPAN IQBALL LAH"

kurang lebih seperti itu yang didengarnya.

"Brother don't follow me!" ujar Bela dan reaksi Arsya hanya acuh tak acuh dari pada berdebat mending bungkam saja.

***

Sesampainya di kelas Bela duduk dibangkunya tak lama suara bell  terdengar dan proses belajar mengajar pun segera dimulai. Semua siswa memperhatikan guru yang menjelaskan didepan.

"matematika engkau seperti obat tidur yang terus kutelan setiap detiknya coba disuruh memilih lebih baik belajar sastra seharian dari pada berkutit dengan rumus-rumus yang menyebalkan ini. "

"Besok udah penguman njing!" ucap Rara khawatir.

Bela end deh geng sedang berada dikantin memberi asupan gisi cacing-cancing yang memberontak diperutnya.
"Santai kali nggak usah pake urat!" timpal Tessa tanpa beban.  Iyalah Tessakan paling pintar dari tiga curut itu.

Stupid Girl (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang