part 42

2K 141 45
                                    


Jangan lupa vote komen sebelum membaca!!

Happy reading guys!

Hari ini ini cuaca begitu terang berbeda dengan Bela yang suasana hatinya mendung. Ingin sekali Bela membolos hari ini. Tapi hal itu tidak ada di dalam kamusnya dengan kaki yang masih sakit Bela turun dari kamarnya sambil menenteng tas dengan malas.

Dibawah sudah ada Abangnya yang sedang sarapan sedangkan Orang tuanya masih berada di luar negri mengurus bisnis.

"Pagi dek" sapa Arsya

Bela hanya diam dan duduk di depan kakaknya. Arsya tahu pasti ada yang terjadi dengan adiknya tadi malam tiba-tiba Bela di antar oleh Ajun dengan keadaan yang sangat mengkhawatirkan di tambah lagi mobil Bela yang sengaja dia tinggalkan di cafe itu membuat otaknya bertanya-tanya.

"Kamu kenapa si dek?" Tanya Arsya kepada adiknya.

Bela menggeleng dengan cepat "Aku gak kenapa-napa kak" ucap gadis itu berusaha tersenyum kepada kakaknya.

Arsya menghela napas "Kamu berantem ya sama Iqbal?"" tebak Arsya.

Mendengar nama Iqbal disebut membuat dirinya seketika tidak mood. Melihat adiknya terdiam Arsya langsung mengelus rambut Bela lembut "Dia nyakitin kamu dek?" sahut Arsya dengan lembut. Seketika air mata Bela mengalir begitu saja mengingat kejadian kemarin membuat hatinya hancur

"Jangan nangis Bel, aku gak suka kamu nangis kayak gini" Ucap Arsya menenangkan adiknya.

"Hiks, Kak Iqbal hiks dia kemarin gak nepatin janjinya malah sibuk sama Susan" Arsya sudah tahu ini memang menyangkut dengan Susan kalau saja Iqbal bukan sahabatnya sudah pasti Arsya memberikan bogongoman ke rahang cowok itu.

"Bela dengerin abang ya, hapus air mata kamu, Abang gak suka kamu nangis gara-gara cowok. Sebentar abang akan Tanya Iqbal kenapa dia bisa gak nepatin janjinya"

"Jangan kakak, gak usah ini udah jadi buktinya" Sambung Bela cepat sambil memberikan handpone iphonenya kepada Arsya. Arsya sontak terkejut melihat Iqbal dan Susan tengah berpelukan di sebuah taman.

Arsya sedikit emosi melihat foto itu namun dia harus meminta penjelasaan kepada sahabatnya.

"kamu gak usah nangis lagi, ayo kita berangkat kesekolah" Sambung Arsya lagi sambil menghapus air mata adiknya. Cowok itu tidak suka melihat mata cantik adiknya mengeluarkan air mata.

Bela mengangguk.

***
Bela berjalan sendiri di koridor menuju kelasnya Arsya tidak mengantarnya sampai kelas karena cowok itu langsung keruang guru untuk mengambil absen kelasnya karena Arsya adalah ketua kelas. Bela berjalan menunduk kepalanya dia begitu sangat tidak semangat tiba-tiba dia mendengar para cewek-cewek berteriak histeris membuat dia mendongkakan kepalanya.

"Astaga kak Iqbal sweet banget sih bantuin kakak Susan jalan"

"Kak Iqbal sebenarnya pacaran sama Siapa sih Susan atau Bela"

"Tampan banget sih calon suamiku"

"Mereka serasi banget"

"Pengen juga punya pacar seperti
Kak Iqbal"

Seperti itulah teriak-teriakan yang di dengar oleh kuping Bela saat dia melihat Iqbal dan Susan sedang berjalan bersama. Bela dengan cepat berlari dia tak mau Iqbal melihatnya bukannya berlari kearah kelasnya tapi gadis itu berlari memasuki salah satu kamar mandi kemudian dia membasahi wajahnya dengan air

"segitu sakitnya ya orang jatuh cinta" lirihnya.

Karena matanya yang sebab Bela kembali merias wajahnya supaya tak kelihatan seperti habis menangis. Setelah merasa yakin ia keluar dari kamar mandi dan berjalan kearah kelasnya. Sesampainya di kelas Bela langsung duduk di bangkunya. "Lo kenapa Bel?" Tanya Rara kepada sahabatnya yang kelihatan bersedih.

Stupid Girl (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang