Lebih mudah mengubah persahabatan menjadi cinta. dari pada mengubah cinta jadi persahabatan.
#APPukul 19.00 Bela masih bergelut dengan selimut birunya, jantungnya terus berdegup tak henti-henti, pipinya memanas menyebabkan rona merah, sejak pulang sekolah dia belum keluar dari kamar. walaupun dia sangat lapar namun dia enggan keluar dari kamarnya.
Alasanya Karena kejadian tadi sore yang membuat dirinya seperti ini. sampai-sampai dia belum menganti seragam sekolahnya. rasa hangat yang menjalar masih terasa nyaman, seolah dirinya masih di gendong oleh Iqbal. dan bau laki-laki itu seperti menempel di seragamnya, yaitu bau mint yang terkesan segar. Bela senyum-senyum tak jelas mengingat kejadian saat Iqbal menciuman pipinya, entah mengapa laki-laki itu langsung menciumnya dengan keadaan digendong.
Tok, tok,tok
Arsya masuk kekamar Bela. Karena sendari tadi tidak ada yang menyahut, Bela belum sadar kakaknya masuk dalam kamarnya. Arsya melihat Bela berbaring di kasur sambil senyum-senyum sendiri.
“Bebel” panggilnya.
Bela tidak mendengar panggilan kakaknya. malah dia semakin tersenyum membuat Arsya berpikir apakah adiknya kesurupan? sampai-sampai panggilanya tak terdengar.“Aaaaarggghhhhhh”
Bela berteriak saat merasakan seseorang memegang kepalanya. orang tersebut mulutnya bekomat, kamit membacakan mantra-mantra.“Siapa kamu?! Siap? Hah?“ Ucap Arsya yang semakin menekan kepala Bela, dengan kedua tangannya.
“Arrrrghhhhhhhh Sa_kit anjrit”
“Keluar kamu, jangan berani-berani kamu masuk kedalam tubuh adik cantikku” Bela semakin memberontak. saat Arsya semakin menekan tangan dikepalannya.
“Kak lo kenapa sih, gue ini B-E-L-A” ucap Bela kesal. melepaskan tangan Arsya dari kepalanya.
“Jangan berani-berani berbohong ya setan, kau kira bisa mencoba mengelabuhiku?”
Bela melotot matanya. disini siapa yang kerasukan dirinya atau kakaknya.
“Bacot lo“
Bela menyemburkan air ke muka Arsya jadilah wajah tampanya menjadi basah, “Eh anjing berani juga ya lo sama manusia?” ucap Arsya sakartika.
Bela tidak tahu harus melakukan apalagi, kalau dia tidak kemasukan setan seperti apa yang dipikirkan kakaknya. dia menjitak kepala Arsya keras.
“INI AKU PUTRI TUNGGAL KELUARGA KUSUMA. SALASABELA PUTRI KUSUMA WIJAYA, PUAS LO!” teriak Bela geram.
“Alhamdulillah akhirnya adikku tidak kemasukan lagi, walaupun dapat buyuran dan jitakan ” Ucap Arsya. sujud syukur di depan Bela.
Bela hanya memutar bola matanya malas, apa-apa ini dirinya dikira kemasukan setan?“Astaga aku nggak kemasukan setan ya” jawabnya.
“Kalau nggak kemasukan kenapa senyum-senyum sendiri?” Tanya Arsya kembali duduk usai sujud syukur.
Bela gugup karena dia ketangkap basah, dia begitu ceroboh tak mengunci pintu. untuk cuma Arsya yang liat, kalau orang lain seperti mama dan papanya. mungkin bisa lain cerita. Jadi ini yang membuat dikira kerasukan setan?.
“Em-ang ke-napa kalau a-ku senyum, senyum. kan ibadah” balas Bela terbata-bata.
Arsya menyungingkan ekspresi curiga. kenapa adiknya terlihat aneh biasanya dia berbicara tak terbata-bata ada apa dengan adik kecilnya.
“kok jadi gagap gitu?”
Bela mendengus menatap sebel kearah Arsya, yang kini menatapnya dengan raut sulit ditebak.“mau-mau Bebel lah mulut mulut siapa”
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Girl (Tahap Revisi)
Fiksi Remaja(Tahap Revisi) First story Real_Raana Follow sebelum membaca! Cerita anak SMA 17+ yang ingin membaca silahkan klik 'Lanjutkan'