Kalau boleh jujur belakang ini aku lagi malas buat nulis, aku pengen kayak orang lain yang kolom komentranya rame dengan komenan pembacaanya.Aku pengen tau, reaksi saat baca cerita ini tuh gimana. Soalnya kalau kalian Cuma baca doing tanpa nge vote ataupun ngasih komentar aku tau ceritaku abal-abal tapi apa salahnya kan itulah sebabnya aku menjadi malas nulis. Kayak percuma gitu loh. Kalian bakal ngerasain kok jika kalian jadi Author.
Rasanya aku pengen hiatus dulu untuk beberapa waktu, namun disisi lain beberapa dari kalian juga banyak yang nungguin cerita abal-abalan ini. Membuatku jadi dilema huhuhu. Tuhkan jadi curhat aku.
Yaudah pokoknya silahkan membaca aku mohon, tinggalkan jejak kalian disini ya agar aku semakin semangat nulis cerita abal-abalan ini.
HAPPY READING SISTA
gadis manis itu sedang melamun di kamarnya memandang keluar ke jendela kamar hujan di luar tak henti-hentinya begitupun dengan air matanya yang tak kunjung berhenti semuanya karena kejadian satu minggu yang lalu dimana cowok itu menuduhnya selingkuh, Baik Bela maupun Iqbal tidak ada yang pernah saling sapa satu sama lain, tidak ada lagi acara kabar-kabaran, saat mereka berpapasan di sekolah hanya bertatap sedetik lalu sama-sama membuang muka, Iqbal dan Susan juga semakin lengket banyak kabar-kabar yang di tangkap oleh kuping gadis itu namun Bela sama sekali tidak peduli dengan hubungan mereka.
“Kamu jahat banget kak aku kira kamu laki-laki ya baik? Laki-laki yang tulus sama aku ternyata kamu tega sakitin aku” Ucap Bela dengan senyuman miringnya.
“Atau emang kakak gak pernah suka sama aku dan jadiin aku sebagai pelarian saja, jujur walaupun kita hanya empat bulan berpacaran tapi aku sangat senang kak berpacaran dengan kamu” lanjutnya lagi.
Air matanya lagi-lagi menetes tanpa sadar seseorang yang tengah berdiri di belakangnya tengah menatapnya sedih.
“Aku gak tega liat kamu seperti ini dek, liat aja aku akan membalas rasa sakit kamu” Batiinya.
Arsya yang sudah tidak sanggup melihat adiknya menangis sesegukan langsung memeluk adiknya. Bela kaget, merasakan ada yang memeluknya dia membalikan badannya dan mendapati kakaknya.
“Hiks Abang” ucap Bela dalam tangisanya.
Arsya kembali memeluk adiknya “Please dek jangan nangis aku gak suka kamu nangis” Arsya mengusap pipi Bela lembut.
Bela melepaskan pelukannya dan menatap mata kakaknya “Bang apa sesakit ini orang jatuh cinta? Apa salahku sampai dia tega lakuin ini kepada Bela” ucap Bela
Arsya menggelengkan kepalanya hatinya sakit melihat adiknya begitu rapuh karena cinta dia tahu Bela belum punya pengalaman jatuh cinta itulah mengapa adiknya bertanya seperti itu.
“Jangan nangis lagi dek, ada kakak disampingmu” ucapnya seraya menenangkan Bela.
“Hiks tapi Kak Iqbal jahat, dia tega nuduh aku selingkuh kak”
Arsya langsung memegang pundak adiknya “Dek dengerin Abang, Abang tahu kamu gak seperti itu, Abang mohon jangan tangisi laki-laki seperti dia air mata kamu sangat berharga jadi aku mohon berhenti menanggis, dia itu udah jahat sama kamu kalau dia sayang, peduli sama kamu dia bakalan dengar penjelasan kamu dulu tapi apa dia malah sibuk dengan pacar barunya” Ujar Arsya.
“Dan kamu harus belajar lupain di Bel walaupun itu sulit, masih banyak laki-laki di luar sana yang lebih baik sama kamu dek seharusnya dari awal aku gak mendukung dia jadi pacar kamu” Sambung Arsya lagi sambil mengelus rambut Bela lembut.
Bela terdiam mencerna setiap perkataan Kakaknya apakah dia bisa melupakan Iqbal begitu saja?
“Makasih ya, kakak emang yang terbaik” Ujar Bela kepada Arsya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Girl (Tahap Revisi)
Teen Fiction(Tahap Revisi) First story Real_Raana Follow sebelum membaca! Cerita anak SMA 17+ yang ingin membaca silahkan klik 'Lanjutkan'