Part 14

75.1K 3.8K 42
                                    

Awal mula sebuah takdir
Saat jalan menuntunku ke arahmu
Maka saat ini juga aku dan kamu menjadi kita.

___________________________________

Happy Reading

Sesuai keinginan orangtua Khairah waktu itu, Khairah memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Dia juga penasaran dengan siapa yang mengkhitbahnya. Dalam hati dia berharap mudah-mudahan ,orang yang mengkhitbahnya itu adalah orang yang baik dan mampu membimbingnya menuju jalan yang diridhoi-Nya.

Sebelum pulang ke kampung halamannya, dia telah berpamitan terlebih dahulu kepada ketiga temannya, karena bagaimanapun mereka adalah teman satu kostnya. Dia merasa tidak enak kalau tidak berpamitan dahulu.

Hingga tak terasa kini Khairah telah sampai di rumahnya, dia  disambut oleh kedua orangtuanya. Khairah memeluk ibunya karena merasa rindu sudah tidak bertamu kemudian bergantian memeluk ayahnya.

"Ayo duduk disini Khairah," kata Hamdan kepada Khairah.

Khairah menuruti apa yang dikatakan Abinya dia duduk di kursi yang ditunjuk oleh Abinya, entah kenapa perasaannya kini merasa tidak enak.

Khairah menatap Abinya yang sedang merapatnya serius, "2 hari lagi kamu akan menikah," ucap Abinya.

Deg

Khiarah terkejut dengan ucapan Abinya, kenapa harus secepat ini, padahal niat dia kesini hanya ingin mengetahui orang yang mengkhitbahnya bukan untuk dinikahkan secepatnya seperti ini. 

"Kenapa cepat sekali Abi? bahkan Khiarah belum lulus wisuda," kata Khaiarah sambil berkaca-kaca. Dia tidak bisa menolak permintaan Abinya. Walaupun hatinya saat ini berkata lain.

"Abi Khawatir sama pergaulan kamu disana Khairah, lagian sudah ada orang yang memintamu kepada Abi," kata Hamdan lagi membuat Khairah terkejut.

Sebenarnya siapa yang meminta dirinya kepada Abinya? Jangan bilang kalau orang itu adalah Farel, tapi rasanya tidak mungkin kalau Farel karena laki-laki itu bilang kalau dirinya sudah ditolak oleh Abinya.

"Aku bisa jaga diri aku sendiri bi jika itu yang Abi khawatirkan, lalu siapa yang memintaku kepada Abi? Apakah dia orang baik, Sholeh, dan bisa membimbingku? Bagaimana kalau orang yang memintaku itu malah sebaliknya." Kata Kahirah sambil memeluk uminya. Dia butuh kekuatan untuk hari ini.

"Yang jelas dia mampu membimbingmu kedalam kebaikan, bukan seperti orang yang tempo hari kamu suruh datang kesini, disuruh baca surat Al-insyirah saja tidak bisa," ucap Abinya.

Orang yang disuruhnya, perasaan Khairah tidak pernah menyuruh orang lain untuk pergi ke rumahnya, tiba-tiba Khairah teringat Farel pernah datang kesini dan pasti orang yang di maksud Abinya yang di tes surah Al insyirah adalah Farel.

Khairah sudah bisa menduganya, Farel pasti tidak ditolak oleh Abinya, tapi yang membuatnya bingung adalah siapa orang yang memintanya kepada Abinya. Pasti dia orang yang sangat religius.

"Kalau boleh tau siapa orang yang akan menjadi suami Khairah itu nanti Abi?" tanya Khairah baik-baik. Sejujurnya dia juga penasaran dengan orang tersebut.

"Nanti juga kamu akan mengetahuinya," kata Hamdan lalu pergi keluar untuk Sholat duhur berjamaah ke mesjid.

Khairah memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Di kamarnya Khairah termerenung sambil melihat kearah jendela luar rumahnya.

Dia melihat segerombolan anak sedang bermain bola di lapangan. Kamar Khairah memang letaknya di lantai atas dan kebetulan jendela kamarnya mengarah ke lapangan sepakbola itu.

Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang