Saat semuanya terasa mimpi namun ternyata sangat nyata
Akhirnya sebuah takdir bisa menyatukan kita kembali.
.
.____________________________________
Happy Reading.
Khairah mengikuti Abizar yang masih menggenggam tangannya saat ini, kemudian Abizar menyuruh Khairah duduk di kursi taman yang agak sepi itu. Ada hal yang ingin dia bicarakan dengan istrinya. Mungkin Abizar akan meminta maaf karena telah membongkar semuanya. Tapi mau bagaimana lagi ini demi kebaikan dirinya dan juga Khiarah.
Khairah menurut lalu dia duduk di kursi taman itu, Tiba-tiba Abizar berjongkok dan menggenggam tangan Khairah.
"Abizar kamu ngapain?" Tanya Khairah gugup. Bukannya kenapa ini tempat umum takut ada orang yeng melihat apa yang sedang mereka lakukan.
"Cuman mau masangin ini kok," kata Abizar enteng lalu dia bangun dari jongkoknya dan duduk disamping Khairah.
Khairah menatap apa yang tadi dipasangkan oleh Abizar, dan dia menyerengit heran, bukannya benda itu telah ia simpan di dalam tas besarnya waktu itu, lalu kenapa sekarang ada bersama Abizar.
"Kok Cincin ini bisa ada di kamu? Jangan bilang kalau kamu mengambilnya dari tas aku?" Tanya Khairah menatap horor Abizar.
"Kalau iya kenapa?" Kata Abizar sambil menahan tawanya, pasti sebentar lagi Khairah akan marah padanya.
Khairah menatap tajam Abizar, "Abizar kamu jahat," kata Khairah sambil menutupi mukanya. Sebenarnya dia malu kepada Abizar saat ini.
Khairah marah kepada Abizar kerena dengan beraninya dia membuka tasnya, dia bukan takut sama isi tasnya yang akan hilang karena Abizar membuka tasnya tanpa sepengetahuannya. Tapi dia marah karena malu dengan Abizar telah membuka tasnya yang isinya ada dalaman, dia yakin pasti Abizar telah melihatnya.
"Hei kenapa aku di bilang jahat, aku kan cuman ngambil cincin itu aja," Kata Abizar enteng.
Dan itu justru membuat Khairah kesal, "Kamu gak liat yang aneh-aneh kan di dalam tasnya?" Tanya Khiarah ragu-ragu.
Abizar tersenyum jahil, "liat apa? liat yang hot gitu maksud kamu? Seperti celana dalammu mungkin" Goda Abizar.
Khairah langsung memukul Abizar dengan tas selempengannya, "Abizar ih,"
Khiarah jadi merasa kesal sekarang, benar-benar sangat kesal sekali, bagiamana tidak kesal Abizar membuka tasnya dan melihat celana dalamnya. Khiarah tidak bisa membayangkannya sekarang, dia sangat malu karena Abizar.
"Sorry-sorry duh aku jadi ketularan Ilham," ceplos Abizar.
"Hah?" Khairah memastikan pendengarannya takut salah dengar. Ada apa dengan Gus Ilham, apa ada yang dirinya tidak ketahui tentang Gus Ilham.
Sedangkan Abizar menutup mulutnya karena tadi dia salah bicara. Seharusnya tadi dia tidak bilang ke Khairah, bisa habis dia sekarang oleh Ilham.
"Tadi maksud kamu ketularan Ilham itu apa maksudnya?" Tanya Khairah penasaran
"Sudahlah jangan di bahas," kata Abizar.
Khairah merasa bingung sepertinya Abizar sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Tapi entah apa itu, mungkin nanti dia akan mencari tahunya sendiri.
Ngomong-ngomong tentang Gus Ilham, Khairah tidak pernah bertemu lagi dengannya semenjak Khairah pergi ke kosannya Abizar, di kampus juga dia tidak menemukannya. Terakhir bertemu dengannya itu waktu di mesjid saat setelah berjamaah shalat magrib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )
SpiritualRank #1 islami (Romance-spiritual) Bagaimana jadinya jika Setelah lama tidak bertemu dan dia meninggalkanmu pergi ke pesantren, kemudian kamu di pertemukan lagi dengan dia dengan cara perjodohan. "Jika memang dia bukan di takdirkan untukku ma...