Happy Reading.
Usia kandungan Khairah saat ini telah memasuki 8 bulan 2 minggu, Abizar sedang pergi ke Bandung untuk mengurus usahanya disana yang sendang terkena kendala masalah. Sedangkan Khairah masih di Yogyakarta. Dia di temani oleh ibu mertuanya disini.
Sedikit cerita Khairah telah wisuda 3 bulan yang lalu bersama Salma, sedangkan Karin dan Nina baru melanjutkan kuliahnya lagi sekarang setelah cuti.
"Neng ini di makan dulu, kamu tuh belum makan dari tadi," kata ibu mertuanya.
Ibu Abizar terkadang memanggil Khairah dengan sebutan Neng, karena Khairah dulu waktu di kampung halamannya selalu dipanggil Neng Airah.
"Maaf yah jadi merepotkan Umi, umi jadi harus nemenin Khairah dan meninggalkan suami," kata Khairah kepada Nurhayati.
"Tidak kok umi, lagian umi nemenin kamu cuman 3 hari saja, dan Abi juga udah ngijinkan Umi untuk nemenin kamu disini karena Umayyah itu tidak bisa menemani kamu jadi ini yang mengalah," kata Qomariyah.
"Tapi aku merasa tidak enak umi harus pulang pergi dari Bandung ke Yogyakarta gara-gara Khairah," kata Khairah.
"Sudah jangan dipikirkan lagian kasian juga kamu lagi hamil tua kalau harus di tinggal sendirian disini, sekarang kamu makan yah Neng," bujuk Qomariyah kepada menantunya itu.
Ketika Khairah sedang menyuapkan makannya ke mulutnya tiba-tiba dia merasa kesakitan di daerah perutnya.
"Umi perut aku sakit," rintih Khairah.
Qomariyah yang mendengar rintihan Khiarah pun langsung menghampirinya.
"Ya Allah ketuban kamu pecah nak, sebenar yah umi hubungi Abizar dulu,"
Qomariyah panik dan memangil para tetangga untuk membantunya mengangkat Khairah dan membawakannya ke rumah sakit.
Skip.
Akhirnya Khairah melahirkan anak pertamanya di rumah sakit Siloam Yogjakarta. Abizar telah sampai di Yogyakarta dengan terburu-buru memasuki rumah sakit itu.
"Maafkan aku sayang, aku tidak ada di saat masa perjuanganmu saat melahirkan anak kita," kata Abizar sambil mencium kening Khiarah.
"Iya tidak papa," kata Khiarah yang masih lemah.
"Di mana anak kita?" Tanya Abizar.
"Anakmu sedang dimandikan oleh suster," itu suara Qomariyah.
"Umi, makasih udah bawa Khairah ke rumah sakit," kata Abizar menyalami tangan uminya.
Tak lama kemudian seorang suster datang membawakan bayi yang masih memerah itu.
"Ini anaknya telah saya bersihkan dan tinggal di adzani," kata suster itu.
Suster itu menyerahkan bayi mungil itu kepada Abizar. Dan Abizar menerimanya kemudian mengadzani anak itu.
Allahuakbar Allahuakbar.........
Setelah selesai dia adzani tiba-tiba anak itu malah menangis.
"Loh kok nangis si anaknya," kata Abizar.
"Itu artinya anaknya minta di kasih Asi, coba kasihan sama Khairah," kata Uminya.
Abizar memberikan bayi mungil itu ke gendongan Khairah. Lalu dia melirik kearah Abizar.
"Kenapa Ai?" Tanya Abizar karena Khairah meliriknya.
"Kamu gak keluar dulu, aku mau ngasih Asi," kata Khairah.
"Ya terus kenapa Ai? Aku kan suami kamu jadi gak dosa doang," kata Abizar.
"Udah biarin aja, kasian nih cucu umi nangis terus," kata uminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )
SpiritualRank #1 islami (Romance-spiritual) Bagaimana jadinya jika Setelah lama tidak bertemu dan dia meninggalkanmu pergi ke pesantren, kemudian kamu di pertemukan lagi dengan dia dengan cara perjodohan. "Jika memang dia bukan di takdirkan untukku ma...