Part 29

78.4K 3.9K 43
                                    


Happy Reading.

Khairah dan Abizar saat ini sedang makan bersama di meja makan. Karena tadi perut Khairah berbunyi, sudahlah uang itu jangan diceritakan itu membuat khairah sangat malu saat ini.

"Ai, makannya sayuran semua," protes Abizar.

"Udah sih makan aja, aku sengaja masakin kamu sayuran. Biar kamu suka sayuran," kata Khairah sambil mengambilkan sayuran ke piring Abizar.

"Ai itu banyak banget," kata Abizar.

"Udah makan Aja, enak kok. Mubazir kalau gak di makan karena udah aku masukin ke piring kamu," kata Khiarah.

Dengan susah payah Abizar memasukan sayuran itu kedalam mulutnya dan seketika mata Abizar berbinar, "Ai ini enak banget," katanya lalu melahap kembali sayuran itu.

"Tuh'kan aku bilang apa," kata Khairah.

"Iya" kata Abizar.

"Aku tau awal kamu gak suka sayuran itu gara-gara waktu itu Umi bikinin kamu sayur asem, dan asemnya itu kebanyakan sehingga rasanya aneh'kan? Kamu jadi gak suka makan sayuran hingga saat ini," kata Khairah.

"Kamu masih inget aja, so yang dibilang umi dahulu," kata Abizar.

"Iya, dan aku mau bikin kamu suka lagi sama sayuran, aku sengaja bikin sayur lodeh buat kamu karena jujur aku juga gak bisa kaya umi kalau buat sayur asem," kata Khairah.

"Oh yang ini namanya sayur lodeh," kata Abizar.

"Makanya harus sering makan sayuran biar tau itu sayur apa." Katanya.

"Enak banget apalagi ditambah dengan goreng tempe ini, lebih enak lagi karena ini buatan istriku yang cantik," goda Abizar.

"Udah ah jangan ngegombal mulu," Kata Khairah lalu makan bersama Abizar.

Setelah mereka selesai makan Abizar kekeuh ingin membersihkan piring sisa makanya. Kata Abizar karena Khairah telah cape memasak jadi kini gantian Abizar yang akan mencuci piringnya.

Karena tidak bisa dibantah Khairah akhirnya menuruti perkataan Abizar itu. Khairah lalu masuk ke kamarnya dan membiarkan Abizar mencuci piringnya. Khairah membaringkan dirinya di rajang dan memejamkan matanya.

Abizar yang sudah mencuci piring pun langsung memasuki kamarnya itu, dia bersandar di tepi ranjang.

"Kenapa kamu tidak membuka kerudung mu saja saat kamu tidur Ai," kata Abizar ditengah keheningan malam.

"Aku tau kamu belum tidur Ai," kata Abizar lagi setelah tidak mendapatkan respon dari Khiarah.

Khairah yang memang belum tidur hanya diam saja mendengarkan apa yang dikatakan Abizar barusan dengan mata yang terpejam. Dia takut Abizar akan meminta haknya, karena jujur saja Khairah belum siap terlebih tadi sebelum makan mereka hampir melakukannya.

"Padahal aku pernah liat kamu yang pakai Bandu dulu waktu SMA Ai," kata Abizar lagi.

Khairah yang memang pura-pura tidur refleks langsung membalikkan badannya menghadap Abizar karena terkejut dengan apa yang dikatakannya tadi.

"Kapan kamu liat aku?" Kata Khairah penasaran.

Bukan menjawab Abizar malah bilang. "Tuh'kan bener dugaan aku kalau kamu belum tidur," kata Abizar sambil tertawa.

Khairah melemparkan bantalnya kepada Abizar karena kesal, "Kamu bohongin aku yah, ih ngeselin," kata Khairah terus memukul Abizar pakai bantal itu.

"Ampun Ai, tapi aku gak pernah bohong kok, aku pernah liat kamu pakai Bandu itu di foto yang ada di rumah kamu," kata Abizar.

Khairah menghentikan pukulan bantalnya. Dia mulai berpikir sejenak. "Bukannya foto itu semua udah aku bakar yah, kok kamu bisa liat?"

"Iya tepatnya sebelum foto itu kamu bakar, aku waktu itu bersilaturahmi kerumah kamu diajak oleh Abi. Dan aku sempat terkejut ketika melihatmu memakai rok dibawah lutut dengan rambut digerai, Tapi ketika aku mau menghitbah waktu itu fotonya sudah tidak ada. Kata Abi Hamdan katanya fotonya kamu bakar." Kata Abizar.

Khairah menundukkan kepalanya menyadari letak kesalahanya, "Fotonya sengaja aku bakar, karena tidak ingin menambah dosa karena orang yang berkunjung kerumahku melihat auratku, aku pernah mendengar ceramah bahwa dosaku akan bertambah karena setiap orang yang melihat foto-fotoku yang menampilkan aurat,"

Khairah masih menundukkan kepalanya, dia belum berani menatap mata elang itu. melihat Khairah yang seperti itu Abizar memegang bahu Khairah untuk meyakinkannya.

"Lalu Kenapa kamu melepas hijabnya dulu waktu SMA? Apa itu karena kamu kecewa denganku yang meninggalkanmu tanpa pamit dulu?" Tanya Abizar.

Khairah menangis sambil menggelengkan kepalanya. Abizar mengusap punggung Khairah guna menenangkannya.

"Aku tidak akan memaksamu bercerita jika kamu belum siap menceritakannya," kata Abizar mencoba menenangkan Khairah.

Khairah menghapus air matanya dan dia menghela nafasnya. "Aku akan bercerita, Apa kamu selama ini berpikiran begitu setelah melihat fotoku?" Tanya Khairah.

Abizar mengangukan kepalanya, "iya aku sempat berpikiran seperti itu," kata Abizar jujur.

"Sebenarnya dulu setelah kamu pergi, aku masih mengunakan hijabku. Aku masuk SMA unggulan karena mendapat beasiswa yang seharusnya untuk kamu. Tapi karena kamu pergi ke Solo jadi beasiswa itu dialihkan kepadaku. Aku bersekolah disana dengan memakai hijab. Orang-orang disana merasa aneh dengan diriku karena aku hanya sendirian memakai hijab. Aku jadi bahan ejekan teman-temanku karena penampilanku yang tertutup itu. Sampai akhirnya aku jadi bahan bulyan teman-temanku. Ada yang nekat melepas hijabku di depan umum dihadapan banyak orang, hingga mereka berhasil melepas hijabku rambutku terlihat oleh semua orang. Dan saat itu aku memutuskan untuk tidak pakai lagi hijab saat SMA karena menurutju saat itu hanya percumah karena mereka semua telah melihat auratku." Jelas Khairah sambil menangis.

Abizar memeluk erat Khairah. "Maaf kan aku karena dulu tidak ada di sampingmu. Sehingga tidak bisa membelamu saat itu." Kata Abizar.

"Tidak Abizar, seharusnya aku tetap Istiqomah mengenakan hijabku walaupun orang telah melihat auratku saat itu, pikiranku saat itu masih dangkal." Kata Khairah.

Lalu setalah itu Abizar melepaskan pelukannya karena Khairah sudah tidak menangis lagi.

"Kamu tau Abizar, Gus Ilham yang kembali menyadarkanku lagi hingga aku mau memakai hijab kembali," kata Khairah mencoba bercerita lagi.

"Aku sudah tau, dia pernah menceritakannya kepadaku, ayo tidur," kata Abizar lalu dia membaringkan tubuhnya di ranjang.

Khairah menyerengit, kenapa Abizar tiba-tiba seperti itu. Apa Abizar cemburu jika dia membahas tentang Gus Ilham. Ah bodoh pasti Abizar cemburu hingga mengalihakan pembicaraan dan menyuruhnya untuk tidur.

"Kamu gak lupakan besok kita ke rumah Nina dan Karim? Jadi tidurlah," kata Abizar.

Khairah membaringkan tubuhnya di ranjang. Hampir saja Khairah lupa kalau besok dia akan berkunjung kerumahnya Nina dan Karim.

Dalam hati Khairah berdo'a semoga saja Abizar tidak marah padanya. Lalu Khairah melepaskan hijabnya dan tertidur disamping Abizar.



____________________________________




Banyak yang bertanya-tanya pasti alasan Khairah dulu melepas Hijabnya.

Itu udah aku jelasin yah.

Jadi jangan pada menghujat Khairah gara-gara dia lepas pakai hijabnya.

Biarlah Takdir Yang Menentukan (Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang