21.15 WIB - Warung Nongkrong
SABA
Hari ini tepat dua minggu aku ga ketemu Gemintang. Dua minggu yang berat. Selain beban pikiran karena dua minggu kemarin di-training abis-abisan di Pusdiklat Bogor, juga beban kangen Gemintang yang sangat menyiksa.
Aku sampai Bandung tadi sore, langsung pulang karena badan berasa rontok. Rencananya besok mau ketemu Gemintang, ngapelin dia di malam minggu. Ngapel banget, Sab? Hahaha emang Gemintang siapa?
Selesai shalat isya, temanku Hasan main ke rumah. Dia baru saja kembali dari menyelesaikan kuliahnya di Melbourne, dan dia ngajak untuk nongkrong di warung komplek. Gak enak nolaknya, disini lah aku sekarang. Duduk di atas kursi beton sambil ditemani segelas kopi hitam. Selain Hasan, ada beberapa temanku yang lain juga. Kebanyakan mereka sudah berganti pakaian dari pakaian kerja ke kaos rumahan.
Kapan terakhir aku nongkrong bareng anak-anak disini, ya? Senin sampai jumat-ku di kantor, pulang kerja udah malam males kemana-mana. Sabtu minggu kalau ga lembur, ya ketemu Gemintang.
"Hei, tumben ketemu disini, Sab." sapa Yudhis, dia menepuk bahuku lalu duduk di sampingku.
"Iya nih, tadi diajakin Hasan." jawabku, lalu mengambil handphone yang bergetar di saku celanaku. Ada Whatsapp masuk dari Gemintang.
"Tau nih, si Saba sombong pisan maneh. Udah lama ga nongkrong bareng kita." sambar Dodi, lalu dia menawarkan sekotak rokok untukku. Dan kutolak halus.
"Anjir, sejak kapan maneh berenti ngerokok, Sab?" tanya Yudhis, dia malah yang menerima rokok dari Dodi.
Aku hanya tersenyum. Lalu lanjut membuka Whatsapp.
GemintangAura: aku baru sampai rumah nih.. Tadi kelasnya Yudhis baru beres jam 8, terus diajak makan dulu di ayam bakar deket rumah.
Aku spontan melirik Yudhis yang sedang asyik menyesap rokok. Kalau dilihat dari penampilannya sih memang kelihatan abis ngajar, masih pakai kemeja hitam yang sudah digulung sampai siku dan celana chino warna mocca.
Lalu kubalas Whatsapp dari Gemintang.
Sabawasta: oya? Ni dia ada di samping aku. Aku lagi di warung nongkrong sama anak-anak.
Aku kembali memasukkan handphone ke celanaku. Menyimak pembicaraan anak-anak yang semakin absurd.
Kusenggol bahu Yudhis dengan bahuku.
"Gimana jadi dosen hits? Gaya maneh masuk lambekampus."
Yudhis tertawa.
"Anjir, maneh follow lambekampus?"
Hasan dan Dodi yang ada di sekitar kami pun ikut tertawa. Mereka alumni kampus yang sama denganku dan Yudhis juga.
No, aku ga follow si lambekampus itu, tapi dapet laporan dari Gemintang kalau dirinya dan Yudhis masuk instagram gosip di kampus.
"Iya, bray, heran aing. Cuma jalan berdua sama mahasiswi aja dijadiin bahan gosip."
"Seger bray, tiap hari liatin mahasiswi kece. Beuh, anak hukum gitu lho." timpal Dodi.
"Makanya gue tau alesan si Dodi suka ngajakin ketemuan di kampus DU." kali ini Hasan yang dulu satu kelas denganku ikut berbicara.
Mereka tertawa. Aku cuma tersenyum. Lalu mengambil handphoneku lagi, ada Whatsapp dari Gemintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINTANG (completed ✔️)
RomanceNamanya Gemintang. Anak Papi Bumi dan Mami Wulan. Pacarnya.... Gak punya. Baru aja putus 6 bulan yang lalu karena mami ga setuju. Ya, baiklah, sebagai anak yang baik dan gak mau sampai dikutuk jadi batu berlian, Gemintang nurut sama mami. Karena res...