35. Right Man In The Right Time

15K 1.5K 112
                                    

15.30 WIB - Studio 2 RightMedia

GEMINTANG

Sabtu ini harusnya bisa leyeh-leyeh di kamar, sambil makan cemilan sehat yang kemarin dikasih sama Tisha. Tapi, apa daya. Aku terjebak di studio, salah satu rekan news anchor-ku mendadak gak bisa siaran. Karena jarak antara rumah dengan studio lumayan dekat, untuk ukuran tinggal di Jakarta jarak tempuh 15 menit cukup dekat, kan? Jadi aku adalah manusia pertama yang dihubungi oleh bapak produser. Siapa kah dia? The one and only Galih Subagja.

Gak tau apa, orang mau nikahan pasti banyak yang diurus. Eh, ini dengan entengnya bilang, "ke studio ya sekarang, gantiin Reksa siaran. Sekalian ajak Tisha juga."

Padahal tadi pagi baru aja janjian mau ke salon sama Tisha after lunch, aku mau meni-pedi, Tisha mau potong rambutnya. Pulang dari salon, mau dinner sama Saba. Hih, sebel deh sama Galih.

"Sekali take lagi, ya, Mbak Gem."

Nah, kan, udah beres siaran, adaaa aja kerjaan lainnya. Kali ini take buat materi promo acara RightMedia.

Aku hanya mengangguk, lalu menghampiri Tisha yang stand by di pojokan sambil cekikikan liat hp.

"Seru amat, neng..."

Dia terkejut, hampir saja hp-nya jatuh.

"Eh, Kak. Mau minum, kak?" tanyanya.

Aku menggeleng.
"Hp-ku mana, Tis?"

Dia lalu menyodorkan hpku, ada beberapa chat dan missed call dari Saba.

Aku chat dia.

Sayang, aku masih take. Belum tau selesai jam brp.
Kayaknya makan di rumah aja, ya?

Gak lama, Saba langsung nelepon.

"Assalamu’alaikum, Sayang."

"Waalaikum salam, lagi dimana, Sab?"

"Di kostan. Tadi gak jadi dong ke salonnya?"

"Iya, gak jadi. Ini sekali take lagi sih, habis itu langsung pulang. Ketemu di rumah aja, ya?"

"Okay. Kabari aja kalau udah jalan pulang."

Panggilan telepon terhenti karena aku sudah dipanggil untuk bersiap take selanjutnya. Ku masukkan hp ke dalam tas.

"Jangan senyum-senyum mulu di pojokan, takut kesambet." bisikku ke Tisha sambil menyerahkan tasku. Dan dibalas dengan jeritan histerisnya Tisha.

Hampir sejam syuting, akhirnya selesai juga. Aku dan Tisha sedang menunggu taksi online di lobi, karena Pak Maman sedang ada acara keluarga jadi gak bisa antar. Mau nyetir sendiri kok males banget.

Galih datang dari arah samping, curiga dia baru datang. Soalnya masih pakai jaket bomber kesayangannya yang udah belel.

"Baru mau pada pulang?" tanyanya.

Aku melirik Tisha yang sedang liat hp.

"Iya, baru datang, Mas? Tumben sore banget." jawabku.

"Ada nyokap di rumah. Inspeksi mendadak anak bujang," katanya sambil membuka jaket, "Tis, mau nemenin ke toko kue di depan gak?" lanjutnya bertanya ke Tisha.

Kulihat Tisha langsung mengernyitkan keningnya, "Kok aku, Mas?"

"Minta anter Gemintang mah nanti ada gencatan senjata. Tau-tau kantor kita dimatiin aliran listriknya, bahaya."

Aku tertawa, ini kayaknya ada yang lagi usaha deh.

"Udah, Tis, anterin aja. Asal langsung dianterin pulang ya, Mas?"

GEMINTANG (completed ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang