33. I love you more

15.5K 1.4K 149
                                    

18.30 WIB - Kampus Universitas Padjadjaran Dipati Ukur

GEMINTANG

Selesai sudah tugasku hari ini mengisi materi Presenter and News Anchor di acara Protocol Fair salah satu organisasi kampus. Jadi ingat 4 tahun lalu, saat aku jadi peserta lomba News Anchor dan menang juara 1 hingga direkrut oleh salah satu TV nasional sebagai news anchor junior.

Saat itu masa-masa galaunya hubunganku dengan Saba, sehabis putus, eh, bukan putus sih, aku menghindar darinya dan mencari kesibukan lain. Dan kali ini, keluar dari Bale Sawala aku sudah disambut oleh sesosok cowok berjaket abu yang sedang ngobrol dengan beberapa panitia.

Setelah berpamitan, Saba menggandeng tanganku menuju ke parkiran.

"Udah sholat, Sab?" Tanyaku.

"Udah.. kamu udah sholat?" Dia balik nanya.

"Udah. Ga cape abis acara langsung jemput aku ke sini?"

"Ngga, sayang. Tadi beres dari gedung jam 3 kok, langsung pulang. Jadi sempet istirahat dulu di rumah."

Iya, tadi pagi juga aku menyempatkan diri datang ke acara pernikahannya Saskia dan Sandi. Aku yang datang bersama mami dan papi merasa terharu ketika Saba menjadi wali nikahnya Saskia. Lunas semua tanggung jawabnya Saba sebagai penganti ayahnya mengantarkan kedua adiknya menikah.

"Kamu mau makan dulu?" Tanyaku, karena habis ini dia mengajakku untuk menemaninya main futsal di lapangan futsal dekat rumahku.

"Ngga, nanti aja habis futsal. Kamu mau makan, sayang?"

Aku menggeleng. Sudah cukup cheating-ku hari ini, tadi habis makan nasi liwet konsumsi acara.

Perjalanan di sabtu malam itu cukup ramai, jarak dari Dipati Ukur ke Batununggal yang lumayan jauh bikin Saba mampir ke McDonalds, via drive thru dia memesan fish burger. Biar futsalnya ada tenaga, katanya.

Sesampainya di tempat futsal, aku yang bersiap turun tapi ditahan oleh Saba.

"Sayang, i love you." Katanya sambil memegang tanganku. Aku melihat matanya yang selalu menjadi bagian favoritku.

"Apa sih, Sab..." Jawabku sambil tersenyum.

"Jawab dong, Gem." Katanya setengah merajuk, "sejak kita deket lagi, kamu belum pernah bilang sayang sama aku."

Astaga. Ini beneran Saba? Atau dia kerasukan apa gitu? Kok jadi manja gini?

Aku melepas tangannya Saba, dan beralih menangkupkan kedua tanganku ke pipinya Saba.

"I love you, too, Saba."

Dia tersenyum lebar, lalu menggenggam kedua tanganku yang masih berada di pipinya.

"I love you more, Gemintang."

Sempet-sempetnya dia mengecup keningku sebelum turun dari mobil.

Aku melihat ada beberapa temannya yang kukenal. Ada Yudhis juga di sana, mantan dosenku dulu.

Aku diajak Saba untuk duduk di kursi sebelah kanan lapang futsal. Di sana sudah ada beberapa cewek juga yang mungkin mereka pacar dari teman-temannya Saba.

Mereka langsung bisik-bisik begitu aku duduk di sebelahnya. Yang kudengar mereka komentar tentang penampilanku kali ini. Mungkin karena memakai jaket abu-nya Saba yang gak matching dengan scuba pants-ku yang berwarna cream bikin mereka jadi bahan gosip. Ya gimana dong, masih mending aku pinjam jaket Saba dibanding harus pakai blazer Zara-ku buat nonton futsal. Malah asalnya aku hanya akan pakai kaos polos sebagai inner dari blazer, tapi sekarang Saba adalah the number one yang selalu komen penampilanku, katanya jangan mengundang perhatian cowok-cowok.

GEMINTANG (completed ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang