36. Happy Ending

20.4K 1.4K 92
                                    

18.30 WIB - The Trans Luxury Hotel

SABA

Hanya satu kata yang ingin aku ucapkan, Alhamdulillah.

Alhamdulillah Wa Syukurillah.

Apalagi lihat dia yang sedang dipakaikan gaun berwarna mocca, dengan riasan minimalis hasil karya, emmm, siapa tadi kulupa namanya, bikin aku makin banyak bersyukur. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, Saba?

Aku masih duduk di sofa, sudah berpakaian lengkap dengan setelan jas warna senada juga. Melihat Gemintang yang sudah sah menjadi istriku 3 jam yang lalu. Halal, cuy.

"Kenapa liatinnya gitu banget sih, A?" Sally yang datang ke kamarku langsung duduk di sebelahku. Perutnya yang semakin membesar membuatnya kesusahan berjalan.

"Liatin istri sendiri, emang gak boleh?" aku malah balik bertanya.

"Sabar, tunggu sampai acara selesai jam 10 malem." dia terkikik sambil menutup mulutnya.

Aku meliriknya dengan tajam.

"Mau aku ajarin gak, A?" bisik Sally, bikin aku mikir yang ngga-ngga aja.

"Apa sih!" aku bergeser darinya, pipiku kerasa panas banget. Hahaha anjir.

"Woh, ngeremehin adiknya, nih. Jelas-jelas anak udah mau dua gini." Sally tertawa terbahak-bahak, membuat Gemintang dan tim periasnya ikut menoleh pada kami.

Gak habis pikir sama Sally, mungkin efek hamil kedua ini bikin dia makin ngaco.

"Nih, hape Aa. Dari tadi banyak yang nelepon." dia lalu pergi setelah menyerahkan hpku, berpapasan dengan Saski yang baru masuk.

Ini juga bumil, baru hamil dua bulan, sih, jadi masih belum kelihatan besar perutnya. Kalau Gemintang hamil, bakalan kayak gimana, ya?

"Nah loh, senyum-senyum sendiri." Saski menghampiriku setelah sebelumnya menyapa Gemintang.

"Lagi ngebayangin aja Sally sama Saski hamil. Kanaya juga hamil. Kalau Gemintang hamil, anak kalian bakalan bikin grup band."

"Teh, Aa udah ngebayangin kalau Teteh hamil aja nih..." seru Saski pada Gemintang.

Dia yang sudah selesai di-make up dan memakai baju untuk resepsi ikut mendekat ke arah kami.

"Bikinnya aja belom, Sas." sahut Gemintang sambil tersipu.

Aku langsung berdiri dan menghampirinya. Kemudian berbisik, "Gak sabar nunggunya, ya?"

Tanpa aba-aba, Gemintang mencubit pinggangku. Aku tertawa.

Aku yang gak sabar nunggunya, Gem.

Kinanti lalu datang, memberitahukan bahwa semuanya sudah harus stand by. Disusul dengan Tisha dan Galaksi. Kenapa kamar ini mendadak ramai?

"Tis, udah datang semua?" tanya Gemintang pada Tisha. Tisha yang pakai dress warna peach yang sama dengan Saski mendadak jadi terlihat lebih manis. Pantes Galaksi nempel terus.

"Tinggal Kak Fira, Kak, masih di jalan Turangga katanya." Jawab Tisha.

Mungkin mereka sedang berkoordinasi tentang para teman Gemintang yang menjadi bridesmaid.

Satu persatu tim perias pergi meninggalkan kamar, pindah ke kamar yang sudah di-booking untuk mereka beristirahat. Kinanti juga menunggu di depan kamar. Tim fotografer beberapa kali memintaku dan Gemintang untuk berpose.

Gemintang dengan segala auranya sangat bersinar banget malam ini. Kuatkan hamba, Ya Allah.

Saski lalu pamit keluar setelah Galaksi menyapanya dan menanyakan kabar. Ah, drama adikku yang satu ini juga sangat menarik. Aku dan Gemintang saling main mata melihat interaksi Saski, Galaksi, dan Tisha.

GEMINTANG (completed ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang