25. Final

11.5K 1.1K 70
                                    

07.15 WIB - Guntursari, Buahbatu

GEMINTANG

Sepagi ini sudah ada yang bertamu? Siapa sih? Mengganggu istirahatku aja.

Aku terpaksa keluar kamar untuk bukain pintu. Ga ada orang di rumah. Mami lagi ke pasar sama si mbak, rutinitas weekend katanya. Papi sama Galaksi lagi main tenis. Kakang gak pulang weekend ini. Aku, yang masih demam plus hidung meler karena kemarin kehujanan terpaksa harus turun lihat siapa yang datang.

Abaikan penampilanku yang gak banget. Muka pucat, hidung merah, rambut berantakan, plus piyama hello kitty andalanku jadi ootd pagi ini.

Bel kembali berbunyi, sabar kenapa sih... aku mau teriakpun gak sanggup saking lemesnya.

Begitu ku buka pintu, ternyata makhluk yang semalam ninggalin aku muncul dihadapanku. No, dia ga lagi ganteng. Jelek banget malah dengan lingkaran matanya yang menghitam, rambutnya yang sama berantakannya dengan hatiku, o ya, itu bajunya masih pakai baju yang kemarin pula.

Abis dari mana ini cowo? Malem ga pulang ke rumah kah?

"Hai," sapanya.

"Ada apa?" Tanyaku jutek. Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dadaku.

"Kamu sakit?"

Heh, menurut looo... ditinggal malam-malam, terpaksa jalan kaki ke rumah plus kehujanan apa gak bikin anak orang jadi sakit?

"Mau ngapain ke sini?"

Aku lalu duduk di kursi teras, dan dia pun ikut duduk juga di sampingku.

Sambil menunduk, dia merapikan rambutnya yang berantakan.

"Sorry, Gem..."

Kudengar dia menghela nafas.

"Semalam urgent, Kristal terluka parah, pendarahan pula. Jadi aku buru-buru ke rumahnya untuk bawa dia ke rumah sakit. Ini juga aku sempet-sempetin buat ke sini habis dari rumah sakit, soalnya dia ga..."

"Ngapain kamu harus sempet-sempetnya ke sini?" Potongku.

Mataku mulai memanas. Selain karena flu sialan ini, juga hatiku yang sakit karena dia.

"Sayang..." dia memegang tanganku.

"Kamu sakit, Sab?" Tanyaku begitu kurasakan genggaman tangannya terasa panas.

"Gak apa-apa. Kecapean aja..." ucapnya sambil ga melepas genggaman tangannya.

"Lihat deh, kamu sakit kayak gini gak dirasa. Pasti kurang tidur juga kan?" Aku ngomel-ngomel, eh dia malah senyum-senyum sendiri. Ada ya orang yang diomelin malah seneng gitu?

"Aku seneng kamu yang kayak gini, dari pada kayak barusan yang irit banget ngomongnya."

Dih...

"Kamu tuh ya..." aku jadi kesal sendiri, "jahat banget tau ga?! Kamu gak tau kan, aku jalan sendirian malam-malam, hp-ku dijambret orang, kehujanan pula, mana digodain laki-laki depan komplek, kamu mikir ga sama keselamatan aku? Yang kamu pikirin cuma Kristal, Kristal, Kristal ajaaa!"

Akhirnya tumpah semua air mataku, Saba langsung menarikku ke pelukannya. Sambil nangis sesenggukan aku terus bilang dia jahat. Dan dia pun berkali-kali bilang maaf.

Setelah semua emosiku keluar, aku mulai tenang, dan Saba melepaskan pelukannya.

"Maaf, ya." Ucapnya lalu mengecup keningku.

"Bibir kamu panas, Sab."

Here I am, Gemintang si perusak moment.

Dia tertawa.

GEMINTANG (completed ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang