14.15 WIB - Guntursari, Buahbatu.
GEMINTANG
Aku sudah bersiap untuk pergi sama Saba dari jam 1, tapi ditahan sama Kakang karena katanya sebelum pergi Saba wajib lawan main PS dulu sama dia. Entahlah, Kakang ini kalau pas pulang ke Bandung kerjaannya ngajak Saba atau Galaksi main PS. Alasannya, karena di Jakarta dia ga ada waktu buat main begituan, sibuk meeting sama ngegambar mulu. Pantes jomblo sampai sekarang...
Sambil nunggu mereka selesai main yang katanya 15 menit lagi, aku check kembali barang-barang yang akan dibawa ketika KKN besok dan apa saja yang harus dibeli. Whoaah! Hampir 40 hari di kota orang yang entah kedetect di maps atau nggak, semoga bisa survive ya, Gem. Jauh dari kota, katanya ga ada signal utk provider-ku, cuacanya disana panas banget, dan lain sebagainya yang harus kuhadapi.
Makanya, sebelum pergi KKN, aku akan siapkan amunisi, mau makan enak sepuasnya di Sushi Tei, beli Sour Sally, maraton nonton bioskop dulu, beli McFlurry, ah... Puas-puasin deh hidup di kota. Hahaha.
Kudengar ada yang ketuk pintu, segera aku buka pintu ruang tamu. Nampak sesosok perempuan memakai tunik hitam selutut dan membawa map berisi banyak sekali kertas.
"Permisi, ini rumahnya Bu Wulan?" tanyanya.
"Oh iya, mahasiswa yang mau bimbingan ya? Silakan masuk, kak. sebentar, saya panggilkan mami dulu."
Aku menuju ke taman belakang memanggil mami yang sedang asik memakan rujak mangga dengan si mbak.
"Mi, udah datang tuh yang mau bimbingannya." kataku, sambil mencomot mangga muda di piring, lalu kucocol sambal bikinan si mbak. Seger...
"Oya, makasih ya, Gem." ujar Mami, lalu segera mencuci tangannya.
"Mami mau nemuin mahasiswanya pakai baju daster gitu?" tanyaku.
"Iya, emang kenapa?" mami malah balik bertanya.
"Seorang Bu Wulan yang fashionable di kampusnya, nemuin mahasiswanya pakai daster, apa kata dunia? Aku fotoin terus masukin lambekampus ah biar viral." kataku sambil tertawa.
Ya, aneh aja, mami yang biasanya selalu mementingkan penampilannya kali ini lebih memilih pakai daster untuk ketemu tamu.
Mami hanya melengos, sambil berkata,"walaupun pakai daster, tapi tetep cantik, kan?"
Iyuuuh... Untung narsisnya mami ga nurun ke aku.
Aku lalu lanjut memakan rujak sama Mbak, sambil ngegosipin anak-anak sekitaran komplek. Si mbak ini jago juga cari gosipnya, dijadiin admin gosip keren, nih.
Tak lama, ada telepon dari Saba. Lah, orang dia ada disini juga kenapa mesti nelepon?
"Ya, Sab, kenapa?" tanyaku.
"kamu dimana?"
"Di belakang, kenapa?"
"Yuk, kita jalan sekarang. Aku udah selesai mainnya."
"Yaelah, Sab, bisa kali langsung samperin ke belakang, ga perlu buang-buang pulsa." kata Kang Andro menginterupsi telepon Saba.
Aku tertawa, lalu kututup teleponnya dan segera menghampiri Saba.
"Saba sih, Kang, anaknya sopan banget, kan? Kayak baru pertama main ke rumah aja." kataku begitu sudah sampai di depan Saba. Aku lalu mengambil sling bag warna hitamku, matching dengan kaos stripesku.
"Pergi dulu, ya, kang..." pamit Saba ke Kakang. Yang dibalas kakang dengan jangan lupa beliin pizza, ya! Diiih...
Aku dan Saba lalu pamitan ke mami yang sudah selesai bimbingannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINTANG (completed ✔️)
RomanceNamanya Gemintang. Anak Papi Bumi dan Mami Wulan. Pacarnya.... Gak punya. Baru aja putus 6 bulan yang lalu karena mami ga setuju. Ya, baiklah, sebagai anak yang baik dan gak mau sampai dikutuk jadi batu berlian, Gemintang nurut sama mami. Karena res...