28. Memories

12.1K 1.2K 52
                                    

11.45 WIB - Aula Pre-Function

SABA

Sudah 3 tahun dimutasi ke kantor pusat tapi aku masih merasa canggung untuk bertegur sapa dengan rekan kerja lainnya. Jelas untuk mereka yang gak tahu sifatku, pasti bilang sombong banget, gak pernah nanya kalau gak ditanya duluan.

Ya, gimana dong. Udah dari sananya begitu. Untungnya rekan kerja sedivisiku pada ngerti, gak banyak omong yang penting kerjaan beres katanya.

Kayak hari ini, tumben banget kantor lagi ramai dengan para OJT-ers yang pakai baju putih hitam andalannya. Aku yang baru beres meeting di lantai 6 harus menunggu lift lumayan lama saking penuhnya.

"Tumben, rame banget." Kataku ke Vino, rekan sedivisiku, setelah hampir menunggu 10 menit akhirnya kami kembali ke lantai 2.

"Di aula kan lagi ada acara gathering anak-anak OJT gitu, Sab.  Kesana, yuk. Kita lihat yang segar-segar." Si Vino malah menarikku masuk ke aula, padahal ruangan kami tinggal beberapa pintu lagi.

"Lo ga inget istri di rumah?" Tanyaku, eh, dia malah ngikik aja ketawa.

"Anjir, hiburan doang, Sab."

Dan akhirnya kami terjebak di lautan seragam hitam putih. Untung ada salah satu rekanku dari divisi lain menyapa kami.

"Ngapain lau? Cari mangsa ya?" Tanya Haikal, dia dari divisi yang ngurusin gathering ini.

Ini kenapa sih, emangnya muka kita muka buaya?

"Gue nemenin Saba, siapa tau nemu jodoh di sini." Jawaban Vino bikin aku ingin mengelem mulutnya.

"Artis se-Trunojoyo masih perlu dicariin jodohnya? Tinggal pilih aja sih, Sab."

Eh, si kampret.

"Sekarang lagi acara apa?" Tanyaku sambil masuk ke dalam aula.

"Public speaking. Duet maut Hartanto sama Gemintang." Jawaban Haikal otomatis membuatku menoleh ke arahnya.

"Gemintang? Aura Gemintang dari RightMedia?" Aku memastikan bahwa Gemintang yang dimaksud adalah Gemintang-ku.

"Iya, kenapa? Anjir, cantik banget aslinya, Sab. Bening parah... gue kalau ga inget si Intan, udah gue gebet tuh." Haikal menyebutkan nama tunangannya yang bulan depan mau dia nikahi.

Kulihat dia di atas stage, memukau walaupun dari jauh. Pakai rok plisket- hahaha aku tau dari Sally yang sering minta bayarin orderan belanja onlinenya- warna navy, dan kemeja lengan pendek warna cokelat, ditambah rambutnya yang digerai bikin dia tambah cantik.

"Oke, kak Gem, sekarang aku mau pilih seseorang buat maju ke depan. Biar langsung praktek aja,ya?" Kudengar MC kemudian terlihat seperti mencari beberapa orang untuk diajak maju ke depan.

"Man, Saba aja nih, Man..." teriak Vino, kusikut perutnya, eh, dia malah tertawa.

Arman, MC acara itu melihat ke arah kami berdiri.

"Oh iya, dari kemarin banyak yang bisik-bisik nanyain senior hits di sini. Ayo, Kak Saba, maju, Kak." Sahut Arman. Sialnya, Vino dan Haikal malah mendorong-dorong aku juga.

Relaks, Sab. Ini bisa jadi moment penting juga ketemu Gemintang.

Aku lalu melangkahkan kakiku ke depan. Untung seragam hari ini disetrika rapi dan wangi parfumku masih tercium.

"Hai, Kak, coba perkenalkan diri dulu sama adik-adik di sini." Arman langsung menyodorkan mic ke hadapanku.

Biarin, Sab. Kagok lah...

GEMINTANG (completed ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang