18. Konfirmasi

9.4K 1.1K 28
                                    

19.30 WIB - Atmosphere Cafe

SABA

Aku baru aja turun dari mobil, dengan setengah berlari menuju pintu sebelah kiri. Tapi, aku kalah cepat. Gemintang keluar sendiri, lalu dengan cueknya dia menuju ke arah pintu masuk cafe.

Wah, ini sih dia masih ngambek. Padahal tadi siang ketika aku jemput di kampus, dia yang baru sampai di Bandung setelah KKN di Sukabumi itu tampak terkejut sekaligus senang melihatku. Tapi aku tahu, ada banyak pertanyaan yang harus kujawab setelahnya.

"Aku kangen lho, Gem..." kataku sambil mengusap lembut puncak kepalanya.

"Kok kamu yang jemput? Galaksi mana?" Gemintang malah bertanya perihal aku yang jemput, bukan adiknya.

"Galaksi ada ujian dadakan. Lagian dari kemarin aku udah izin mami mau jemput kamu, kok."

Aku lihat Gemintang menghembuskan nafas dengan kasar, lalu dia melipat kedua tangannya di dada.

Aku tahu, dia pasti bakalan marah karena beberapa hari kemarin aku ga ada kabar. Jadi gini cuy, Hp-ku basah karena waktu pulang kerja aku kehujanan, ga bawa jas hujan dan lupa nyimpan Hp di tempat yang aman. Hasilnya mati total. Mau hubungi Gemintang, aku gak ingat nomor teleponnya yang di Sukabumi, apalagi nomor telepon keluarganya. Ditambah seminggu kemarin aku dapat tugas ke Surabaya, ya sudah, bye...

Kemarin malam begitu aku sampai di Bandara, sengaja aku mampir ke rumah Gemintang dulu untuk cari tahu kabarnya dia. Di sana ada Galaksi, yang kasih mandat untuk jemput Gemintang di kampus siang tadi. Katanya biar surprise, ga usah bilang Gemintang.

Mukanya masih tampak bete padahal sudah aku jelaskan panjang kali lebar. Gak apa-apa lah, namanya perempuan. Aku nunggu mood dia stabil lagi aja. Tapi sampai kapan? Sekarang aja aku ditinggal sendirian di parkiran. Hahaha.

Aku langsung menyusul Gemintang, gak enak kalau nanti di depan mami papinya mukanya dia masih ditekuk. Ternyata dia nunggu di depan pintu masuk. Masih dengan tangan dilipat di dada, dia bertanya.

"Kamu ketemu Kristal?"

"Eh?"

"Mami liat kamu jemput Kristal, dan kamu ga cerita sama aku?"

Oooh, jadi ini penyebabnya...

"Emang harus cerita ya?"

"Oh, okay."

Kayaknya jawabanku tadi malah memperburuk mood Gemintang, buktinya dia hanya jawab oh, dan kelihatan makin berlipat-lipat kesalnya.

Dengan cepat kugenggam tangannya, biar dia ga keburu kabur.

"Sayang..." kataku dengan suara lembut, dan itu malah bikin Gemintang makin memalingkan muka.

"Bukannya gak mau cerita, tapi emang ga harus diceritain juga, kan?" lanjutku.

"Ah, udahlah..." dia berusaha melepas genggaman tanganku.

"Okay..." dari pada malah jadi tontonan publik, aku coba minta maaf. "Maaf ya..."

"Waktu itu memang gak sengaja ketemu Kristal, pulang kerja setelah ngedrop Maul ke Aroma Cafe, aku lihat Kristal baru keluar dari cafe. Katanya dia mau jalan ke arah alun-alun, cari angkot pulang. Dari pada jalan jauh, udah malam juga, ya sudah aku antar. Cuma sampai alun-alun aja kok, Gem... "

Gemintang menelisik mataku, aku senyum. Dia pasti tahu aku ga bisa bohong.

"Ya udah sih... Lagian siapa aku..." katanya lirih.

Tuh, kan...

"Jadi kalau mau cerita apapun itu harus pakai status yang jelas?" aku malah menggodanya.

GEMINTANG (completed ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang