18.30 WIB - Pine Forrest Lembang
SABA
Akhirnya sampai juga setelah menembus kemacetan Bandung hari sabtu gini. Gokil emang, dari Buahbatu -rumahnya Gemintang- sampai sini itu makan waktu dua jam perjalanan. Edan, kan? Untung ditemenin Neng Gemintang, yang hari ini tampak wow banget. Pakai dress putih tulang yang menurutku itu bahan gorden dipadukan dengan sneaker putih. Cocok, karena acara outdoor dan ga mungkin kalau pakai sepatu berhak tinggi. Duh... Ga bosen dilihatnya deh...
Dari habis ashar aku emang sudah jemput dia di rumahnya, tapi ga langsung berangkat karena dia berkali-kali minta pendapat tentang pakaian yang mau digunakan kali ini. Entahlah, aku ga bisa bedain mana baju yang jelek atau bagus, pokoknya apapun yang dia pakai itu selalu bagus.
Hasilnya, ya sekarang ini... Aku sudah ada di parkiran Pine Forrest, menemani Gemintang yang sedang make up di mobil. Yes, dia memilih ga make up di rumah karena pasti nanti bakalan kepotong shalat maghrib. Calon istri shalehah, kan? Dengan menggunakan pakaian -yang tadi Gemintang jelaskan plus kuliah panjang mengenai fashion style zaman now-, "ini tuh namanya lace dress, Sab, bukan bahan gorden yang dibikin baju, duh... Kamu kali-kali temenin aku belanja deh, ya. Biar paham mode, biar tau ada warna lain selain putih, hitam, dan navy."
Auto ngakak, dong.
Karena bajuku ya terdiri dari 3 warna itu aja. Sampai bosen sendiri. Mungkin aku akan hire Gemintang sebagai fashion stylist ku biar bajuku lebih berwarna.
15 menit berlalu, setelah dia yang katanya sudah selesai ber-make up flawless, Gemintang dan aku sudah masuk ke area resepsi pernikahan Wira dan Kinanti. Wira ini panutanku dalam hal percintaan. Gimana nggak, dia jadi budak cintanya Kinanti selama lebih dari 20 tahun akhirnya berujung ke pelaminan juga. Ga ada pacaran-pacaran segala, langsung lamar ke bapaknya terus nikah. Sesimpel itu. Walaupun selama 20 itu terjebak friendzone sih... Hahaha.
"Wow, Saba, Saba, Saba..." panggil seseorang yang sudah kuhapal banget suaranya. Pasti setelah ini dia bakal godain Gemintang.
"Eh, pantes ya hari ini langitnya ga ada bintang, bintangnya lagi turun ke bumi."
Kuberi lirikan tajam pada Fahmi. Gemintang sih tertawa aja lihat kelakuan Fahmi yang ajaib.
"Bro, sori nih, yang ini jatah gue. Elo bisa cari mangsa lain disana, tuh, temen-temennya Kinanti oke punya." kataku sambil merangkul Gemintang. Gemintang hanya tersipu malu.
"Udah ada ikatan resmi nih? Siapa tau cuma ngayalnya Saba aja..." Fahmi masih keukeuh menggoda Gemintang.
Dan sambil jalan menuju tempat Wira dan Kinanti berdiri, dia terus modusin Gemintang. Untungnya Gemintang hanya balas dengan senyum dan tawa ringan aja.
"Thank you ya, Sab, udah datang. Spesial banget ya sampai bawa Gemintang?" ujar Wira di pelaminan, kadar kegantengannya emang nambah ya kalau udah halal.
"Sab, cepet nyusul ya..."
Wah, si Kinan ga main-main nih doanya.
Aku hanya tertawa. Gemintang pun bersalaman dengan Wira dan Kinanti.
"Selamat ya kak Kinan dan Kak Wira, semoga bahagia selalu. Aku suka deh konsep nikahannya, beautiful wedding in the forrest banget." kata Gemintang.
"Makasih Gem, nanti kalau mau nikah pakai jasa WO aku aja ya..." Lah, si Kinan malah promosi WO-nya sendiri.
"nikahnya sama Saba, ya, Gem?" celetuk Wira.
Otomatis Gemintang melirikku sambil tersenyum
Aku cuma balas nyengir, ya, dalam hati teriak amin yang kenceng sih.
Sambil menikmati chicken cordon bleu, aku dan Gemintang duduk di kursi kayu dekat stage. Ada Kahitna yang ikut memeriahkan acara resepsi nikahan Wira dan Kinanti, bikin suasana makin romantis. Yang punya WO mah bebas lah mau ngundang artis siapa aja.
"Sab..." aku menoleh mendengar suara orang yang memanggilku.
Kulihat, ternyata Pak Willy. Buru-buru aku berdiri, dan bersalaman dengannya. Begitu juga Gemintang.
"Malam pak, sendirian aja nih?" tanyaku. Padahal biasanya ada istrinya yang selalu setia menemani Pak Willy kemanapun.
"Sama Cinta, tapi gak tau dia dimana. Kamu kok sama Gemintang? Udah izin Pak Bumi belum, Sab?"
"Udah dong, Pak. Kalau belum, nanti saya bisa kena kasus penculikan anak gadis." aku terkekeh.
"Papimu udah jinak sama Saba, ya, Gem?" tanya Pak Willy ke Gemintang.
"Alhamdulillah, Om, sekarang soulmate-an sama Saba. Lumayan ada yang nemenin main tenis katanya." jawab Gemintang.
Oh, hatiku menghangat. Kalau bukan di depan bosku, udah ku peluk Gemintang, nih.
Tak lama kudengar berisik-berisik di belakang, ternyata Cinta anaknya Pak Willy sedang berjalan dengan Fahmi.
"Hai, Pak Willy..." sapa Fahmi, dia lalu bersalaman dengan Pak Bos itu.
"Pa, punya anak buahnya kok rese banget sih!" Cinta datang malah misuh-misuh mengadu ke papanya.
"Kenapa?" tanya Pak Willy.
"Ini Pak, tadi sepatunya Cinta amblas masuk ke dalam tanah, jadi saya kasih pinjam sandal yang ada di mobil." Fahmi coba menjelaskan.
Kulihat memang sekarang Cinta sedang memakai sandal karet warna kuning, sangat kontras dengan pakaiannya yang dress putih sampai mata kaki, dan tangan kirinya memegang sepatu berhak tinggi. Yaiyalah...
"Ya itu juga kan gara-gara elo yang gak mau ngasih jalan buat gue. Kalau elo minggir dikit, pasti ga kayak gini." Cinta masih membela diri.
"Tapi masih untung kan gue pegangin, daripada ga sempat gue pegang terus elo jatuh ke tanah, bubar deh acaranya."
Pak Willy geleng-geleng kepala.
"Sudah, pakai aja sandalnya. Daripada gak pakai alas kaki sama sekali?" ujar Pak Willy, lalu dia melirik Cinta dan Fahmi bergantian.
"Ini punya cewe lo ya? Kecil banget ukuran kakinya, sempit tau!" Cinta masih aja kesal, tapi anehnya sandalnya tetap dipakai juga. Dasar wanita...
"Mau tau aja atau mau tau banget?" Fahmi malah balik menggoda Cinta. Membuat Cinta memalingkan mukanya.
Aku dan Pak Willy yang sudah hapal isi kepala Fahmi malah tertawa melihat kelakuan mereka berdua.
"Jangan terlalu benci, nanti malah sesuai sama nama lo."
Entah Fahmi kerasukan setan mana dia berani modusin anak bos depan bapaknya sendiri.
"Apaan, sih?!"
"Ya, nanti lo malah cinta sama gue."
Kulihat Cinta malah mendengus, lalu menarik papanya untuk segera pergi dari sana. Tak lama, Pak Willy dan Cinta pun pamitan untuk pulang duluan. Tinggalah aku, Gemintang, dan Fahmi. Maul entah kemana, belum kelihatan.
"Kak Fahmi naksir sama Kak Cinta, ya?" tanya Gemintang. Aku tertawa, lalu mengelus puncak kepalanya.
"Yang ada Cinta tuh, dia naksir berat sama Saba." Jawaban Fahmi sontak membuat ekspresi Gemintang berubah.
"Pantes tadi dia ga nyapa aku sama sekali..." ujarnya sedih, katanya dulu Cinta itu sering main bareng sama Gemintang karena beda usianya yang hanya satu tahun, mereka satu sekolah waktu SMP dan SMA.
"Tenang, aku bisa bikin Cinta naksir sama aku, Gem." Pede banget si Fahmi. Jelas-jelas tadi Cinta kelihatan risih dideketin Fahmi.
Aku hanya merangkul Gemintang, lalu mengusap lembut lengannya. Sambil tersenyum, aku bilang, "kamu kan tau, aku cintanya sama siapa?"
"Siapa?" tanya Gemintang.
Mata kami saling bertatapan. Kulihat matanya berbinar, entah efek cahaya lampu di lokasi atau memang matanya yang sangat indah.
"Kamu."
Dan kudengar suara merdu Heidy Yunus dan Mario menyanyikan lagu yang pas untuk Gemintang. Cantik.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINTANG (completed ✔️)
RomanceNamanya Gemintang. Anak Papi Bumi dan Mami Wulan. Pacarnya.... Gak punya. Baru aja putus 6 bulan yang lalu karena mami ga setuju. Ya, baiklah, sebagai anak yang baik dan gak mau sampai dikutuk jadi batu berlian, Gemintang nurut sama mami. Karena res...