22.30 WIB - Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
SABA
Sudah 15 menit aku menunggu di Bandara Soekarno Hatta, menunggu kedatangan Gemintang. Sebelum take off dia sudah mengabari kalau akan sampai pukul 22.38, untungnya jam segini aku sudah sampai. Sambil menunggu Gemintang, aku duduk di salah satu coffee shop dan memesan espresso less sugar biar ga ngantuk.
Setelah drama (Gemintang bilangnya begitu) di Benedict jumat lalu, Alhamdulillah hubungan kami membaik. Itu semua hanya salah paham dan sudah bukan waktunya untuk kami meneruskan drama tersebut. Gemintang pun jauh lebih dewasa dari yang kupikir sebelumnya. Mungkin jarak dan waktu yang memisahkan kita kemarin ada hikmah dan banyak pelajarannya.
Pip...
Ada whatsapp masuk, dari Gemintang.Sab, aku baru landing. Ini lg ngantri ambil bagasi. Kamu dimana?
Langsung ku telepon dia.
"Assalamu'alaikum sayang..."
"Hahaha... Waalaikum salam, udah di mana, Sab?"
Yah, dia ketawa dipanggil sayang.
"Udah di bandara, lagi ngopi. Kamu udah beres?"
"Ini masih nunggu bagasi."
"Okay, nanti ketemu di depan aja ya."
"Iya..."
Lalu aku matikan telepon, dan segera menghabiskan kopiku yang tinggal setengah. Ini kayaknya perlu mampir ke toilet dulu, minimal cuci muka biar ga keliatan ngantuk. Untungnya tadi sempat pulang buat ganti pakaian dulu dan pinjem mobil Hardi, as always. Ga modal ya? Hahaha.
Btw, Hardi ini rekan kerja di kantor sekarang, senior di atasku 3 tahun sih. Jadi pas awal masuk kerja, aku di-supervisi oleh Hardi, eh, karena sering bareng dan dia sedang tahap dikejar deadline menikah, aku kenalin lah dia sama Kristal yang waktu itu sudah 'free'. Kasian juga sih Kristal harus kerja sendiri untuk menghidupi Star yang baru lahir.
Singkat cerita mereka nikah, happily ever after, dan sekarang Kristal sedang hamil lagi. Sebagai ucapan terima kasihnya Hardi, dia mengizinkan aku untuk tinggal di kost-kostannya, bersebelahan dengan rumah yang ditempatinya bareng Kristal, dan hanya membayar 50% aja. Katanya biar sisanya buat nabung biaya nikah dan maintenance biaya hidup Gemintang nanti. Ya elah...
Eh, ngomong-ngomong Gemintang tau ga ya, aku tinggal sebelahan sama Kristal?
Hp-ku bergetar, panggilan masuk dari Gemintang.
"Yess, babe..." Kataku begitu kuangkat panggilannya.
Kudengar dia tertawa di ujung sana.
"Dimana, Sab?" Tanyanya.
"Depan toilet, kamu?"
"Oya, aku lihat. Bentar aku yang kesana aja."
Ini dua adikku kalau melihat kelakuan kakaknya yang masih ngarep sama Gemintang suka miris, katanya disayang-sayang tapi ga bisa digapai. Bagai mengharap bintang jatuh. Beuh jahat emang...
Kulihat Gemintang dari kejauhan, dengan menggeret koper berukuran 24 inch dan satu tas ransel di punggungnya dia melambaikan tangan kirinya.
Aku langsung menghampirinya.
"Udah nunggu lama, ya?" Tanyanya begitu aku mengambil alih kopernya.
"Nunggu 4 tahun aja aku sabar kok, apalagi ini cuma 30 menit." Jawabku sambil mengusap lembut puncak kepalanya. Duh, pengen banget peluk dia tapi takut masuk akun lambe-lambean.

KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINTANG (completed ✔️)
RomanceNamanya Gemintang. Anak Papi Bumi dan Mami Wulan. Pacarnya.... Gak punya. Baru aja putus 6 bulan yang lalu karena mami ga setuju. Ya, baiklah, sebagai anak yang baik dan gak mau sampai dikutuk jadi batu berlian, Gemintang nurut sama mami. Karena res...