29. Off-Air

12.4K 1.2K 56
                                    

21.30 WIB-Lobby RightMedia

GEMINTANG

Syuting off-air kali ini sangat berbeda dari sebelumnya, karena selain jadi host, aku pun memegang kendali sebagai team leader. Di depan kamera harus terlihat cheerful, tapi sebelumnya  pontang panting kesana kemari cari narasumber. Dan, akhirnya syuting episode pertama hari ini berakhir sukses.

"Thank you, ya, Lex, udah mau bantu gue." Kataku sambil bersalaman dengan Alex, temanku waktu kuliah di Amerika dulu yang juga jadi narasumber di program tv-ku.

"Your welcome, Gem. Senang udah bisa ngisi acara di program lo. Semoga bisa menginspirasi ya..." sahut Alex, he's very talented. Sekarang sedang merambah dunia start up di bidang pendidikan, setelah sebelumnya sukses membuat gerakan seribu kelas untuk Indonesia, dan akupun menjadi salah satu volunteer untuk mengajar di kelasnya.

"Tentu, sangat menginspirasi. Kapan-kapan boleh kan gue syuting bareng anak-anak seribu kelas?" Tanyaku.

"boleh dong, kabari aja. Pasti mereka senang bisa ketemu bu guru cantik."

Raja gombal emang si Alex ini. Untung udah tahu dia dari dulu, kalau ngga aku bisa masuk perangkapnya.

Setelah Alex pamit pulang, akupun menuju ke ruanganku untuk membereskan beberapa berkas yang akan kubawa pulang. Di sana ternyata masih ramai, namanya pencari berita 24 jam selalu stand by. Apalagi jam segini, sebentar lagi waktunya live untuk program berita tengah malam.

Astagfirullah, aku lupa ada janji dengan Saba. Kulihat jam di tanganku, sudah mau jam 10 malam. Ku lihat Tisha yang baru keluar dari toilet.

"Tis, kamu langsung pulang?" Tanyaku. Aku pun langsung mengambil sweater yang berada di mejaku.

"Iya, Kak Gem jadi kan pergi sama Kak Saba?" Dia malah balik bertanya.

"Gak tau nih, soalnya sudah jam segini." Jawabku, lalu kami berdua berjalan menuju lift.

"Yah, kalau gak jadi gimana dong, Pak Maman kan tadi izin pulang cepat." Dia terlihat bingung.

"Santai aja, aku bisa pakai taksi." Sahutku. Dan pintu lift pun terbuka, di dalamnya sudah ada Galih juga. Aku dan Tisha kemudian masuk ke dalam lift menuju lantai 1.

"Baru selesai off-air, Gem?" Tanya Galih.

Aku mengangguk.

"Mas Galih baru mau pulang juga?"

"Iya, pulang bareng yuk, Gem?" Ajaknya.

Ini apaan, sih, Tisha sok-sokan pakai acara pura-pura batuk lagi.

Untungnya lift sudah sampai ke lantai 1, dan pintu pun terbuka.

Tebak, siapa yang berada di ruang tunggu, duduk di sofa sambil serius menatap laptopnya yang menyala?

Saba.

Dengan jaket hitamnya, dia beneran menungguku di sana.

Kupercepat langkahku. Dan Saba yang tersadar ada seseorang yang mendekat langsung menoleh.

"Hai," sapaku.

"Hai..." jawabnya. Dia lalu melihat jam di tangannya.

"Sorry, lama ya? Dari jam berapa nunggu di sini?" Tanyaku, merasa bersalah apalagi begitu melihat ada gelas kopi kemasan di atas meja.

"Gak apa-apa. Aku juga sambil beresin kerjaan." Jawabnya, lalu dia mematikan laptop, dan memasukkannya ke dalam ransel.

Tisha dan Galih pun mendekat ke arah kami.

GEMINTANG (completed ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang