Pagi ini jadwal kerjaku masih sama saja seperti kemarin-kemarin yaitu berada satu meja meeting bersama Sandro CS. Sejak sarapan tadi aku berniatan ingin mengendarai mobilku sendiri menuju ke kantor. Tetapi entah ada setan apa yang bergelayut manja di punggung Akssa, dia secara terang-terangan menyuruhku untuk pergi ke kantor bersamanya.
Aku sudah memutuskan untuk menekan perasaanku sendiri agar jangan terlalu berharap pada Akssa walaupun aku sangat senang sekali Akssa mengajakku berangkat bersama tanpa main kucing-kucingan dengan anak kantor, tetapi aku tidak boleh seperti itu dalam jangka panjang. Mulai sekarang aku harus bisa memperjuangkan Akssa dengan jalan yang berbeda. Dia mempermainkan aku, aku pun juga begitu.Buk! Kututup pintu mobil pelan dan berjalan lebih dulu menuju lobi Anderson Group, Akssa menyusulku dengan langkah santainya.
Dari kejauhan, aku juga bisa melihat kalau Jonathan juga barusaja sampai di AG, dia barusaja masuk melewati pintu kaca. Bibirku tiba-tiba saja membentuk senyum penyihir, sepertinya permainanku harus dimulai langsung dengan Jonathan."Morning," sapaku riang pada Jo saat dia sedang menunggu lift VIP.
Jonathan menoleh padaku dan tersenyum tipis sambil menaikkan kedua alisnya dua kali. Oho! Kuharap Akssa melihat kejadian ini. I start the game right now.
Aku berdiri bersisian dengan Jonathan di depan lift sampai lift terbuka."Jo, kamu bisa bantu aku, 'kan?" bisikku lirih sekali.
Dia melirikku sekilas lalu menoleh ke belakang seperti tahu tentang kondisi yang aku alami. Dan itu membuatku benar-benar bertaruh kalau Sandro dan Jonathan memang sering bergosip di belakangku. Kemungkinan besar mereka tahu soal hubungan rumitku dengan Akssa. Hmm, boleh juga. Itu bisa mempermudahku untuk meminta tolong pada Jonathan sekaligus Sandro. Kapan lagi coba seorang staff biasa bisa meminta tolong pada CEOnya sendiri dan juga sekretaris Dirut Anderson Group yang terkenal dingin dan katanya ... Damn, he's tottally jerk as f*ck. Diam-diam Jonathan menyimpan sisi negatif yang luar biasa besarnya terhadap wanita, katanya sih. Dengar-dengar ya ... namanya juga hidup di lingkungan Anderson Group yang terkenal dengan lambe turahnya, sudah pasti aku tahu.
"Oke," jawabnya langsung.
Lift terbuka bersamaan dengan Akssa yang barusaja sampai di belakangku. Dia berdeham sekali membuatku melangkah masuk ke dalam lift setelah Jonathan.
"Kita masih bahas proyek?" tanyaku basa-basi.
Pertanyaan basa-basi yang sebenarnya terlalu basi. Sudah tahu aku ini seorang wanita kantoran yang tidak bodoh dan sama sekali tidak buta jadwal kantor. Tetapi, daripada di lift bertiga hanya diam-diaman 'kan lebih baik aku basa-basi sampai basi sekalipun.
"Masih," jawab Jonathan.
"Sandro text me semalem, dia bilang kita ke rumahnya makan siang nanti?"
Jonathan terkekeh sebentar, dia melirik ke arah Akssa yang masih diam saja seperti patung Yunani.
"Yup."
"Ngapain?"
"He's busy, Nina made him being a good father and husband. She's a great wife," jelas Jonathan panjang lebar.
"Pasti manjanya keluar." aku juga ikut terkekeh.
Satunya-satunya orang yang sama sekali tidak nimbrung percakapan kami hanyalah Akssa. Dia hanya seperti berdiri diam menunggu lift terbuka di lantai 35 dan ingin cepat-cepat keluar dari dalam lift. Dalam hati aku terkikik geli, pasti kupingnya panas sendiri mendengar kata-kata Jo yang seakan-akan memuji kehidupan rumah tangga Sandro dan Nina. Tahu 'kan ... kalau Akssa itu pernah jatuh cinta dengan Nina.
Ting! Lift terbuka dan tebakanku benar soal Akssa yang langsung keluar lebih dulu menuju ruangan Sandro tanpa babibu say hello pada Nicko yang sebenarnya terlihat seperti ingin menyapanya. Akssa memang sama sekali tidak punya tingkat keramahan. Sombongnyaaa, sudah seperti bisul yang nempel di pantat ibu-ibu, ngeselin.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Damn, You !! •
Romance(17/21+) [COMPLETE] dipublish 10 Januari 2019 - tamat 16 Maret 2019 POV 1 [ Akssa & Laras ] Apa yang tidak dimilikinya? Uang, mobil, apartemen, perusahaan, emas batangan? Hampir semuanya dia miliki kecuali satu, wanita. Apa yang membuatku jatuh cin...