16.

16.1K 1.2K 83
                                    

Sampai di kolam renang indoor yang ada di lantai atas penthouse kami, aku dan Akssa dibuat terheran karena bingung melihat suasana kolam renang yang tampak sepi tanpa pengunjung.

"Ini yakin enggak ada orang lain?" tanyaku bingung.

Akssa menggeleng pelan seakan dia tidak tahu lalu membuka kimononya dengan gerakan seksi. Oke, girls ... we gonna see the appetite!
Shit! Setelah kimono yang tadi menutupi tubuh shirtless Akssa terlepas, aku langsung panas dingin begitu melihatnya yang tampak dua kali lipat lebih seksi dari biasanya. Ini bukan hanya pengaruh dari otot tubuh Akssa, tetapi ini juga pengaruh dari celana renang Akssa yang menempel ketat di pinggang sampai pahanya. Apalagi ... astaga, Laras! Jangan lihat itu!

Tanpa aba-aba lagi Akssa menyeburkan dirinya dan langsung berenang dengan gaya bebas sampai ke ujung kolam lalu kembali lagi dan terus berenang. Aku masih mematung di tempatku dan hanya sibuk melihatnya yang sudah asyik sendiri dengan olahraganya.
Pelan-pelan tanganku bergerak membuka kimonoku lalu dengan sekali lompatan aku ikut menyeburkan diriku dan ikut berenang bersama Akssa. Satu kali putaran, dua kali putaran, sampai lima kali putaran Akssa tidak berhenti berenang. Aku sudah berhenti dan berdiri di ujung kolam menunggu Akssa sampai di depanku. Bunyi riak air yang riuh karena pergerakan Akssa yang cepat membuat jantungku berdetak kencang. Aku masih diam di tempatku dengan sedikit bergoyang-goyang di dalam air karena Akssa yang berenang cepat di depanku membuat air kolam menciptakan sedikit ombak.

Akssa berhenti berenang dan mengusap wajahnya yang basah menggunakan telapak tangannya saat ia sudah hampir sampai di depanku. Dia melihatku bingung karena menghalanginya berenang. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku menghentikannya berenang, mungkin aku merasa kesepian karena ditinggal oleh Akssa sendiri. Ternyata dia ini kalau sudah olahraga seperti lupa waktu dan kondisi.

"Why?" tanya dia lalu menyibakkan air ke arah wajahku, membuatku terbatuk sebentar.

Sebelah alis Akssa naik saat melihat bikiniku. Pandangannya tiba-tiba turun ke dasar kolam seperti ingin melihat keseluruhan tubuhku yang tidak ditutupi oleh bikini dengan model atasan bandeau dan bawahnya hanya seperti underwear biasa yang kiri kanannya memiliki tali spageti. "Hot," gumamnya pelan lalu mendekat ke arahku.

"You love black," kataku entah kenapa tanpa sadar memancing Akssa untuk memperhatikanku lebih.

Sekarang kami berdua berdiri berhadapan di dalam air kolam yang tingginya se-leherku sedangkan untuk Akssa sendiri tinggi airnya mencapai dada. Kedua tangan Akssa memegang pinggangku pelan dan kesadaranku seakan baru datang di waktu yang sudah sangat terlambat. Akssa menatapku tajam menggunakan kedua matanya yang sedikit merah mungkin karena dia berenang tidak mengenakan kacamata renang. Rambutnya yang basah tampak seperti terolesi pomade dengan sempurna.
Mulutnya terbuka sedikit dan beberapa bulir air tampak masih menempel pada wajahnya yang tampan. Holly shit, dia terlalu tampan bahkan saat setelah lima putaran berenang sekalipun.

"Up!"

"Ouh shit! Akssa, turunin aku!!" seruku panik begitu Akssa menaikkan tubuhku ke pinggiran kolam.

Sialan, aku malu sekali sekarang. Ditatap detail oleh Akssa dalam keadaanku half naked, maksutku lihat kondisiku yang hanya mengenakan bikini yang bahkan bagian perut dan pahaku saja tidak tertutupi apapun. Akssa seperti menatapku lapar. Kedua tangannya masih memegangi pinggangku erat.

"Akssa, turunin!"

"I hate black," katanya menatap tajam pada bagian dadaku dan aku benci sekali melihat lelaki tidak sopan seperti Akssa sekarang.

"I hate rude!" balasku sengit.

Akssa terkekeh sebentar lalu membawaku turun namun tidak ke kolam. Dia membawaku turun dari pinggiran kolam untuk berada di gendongannya. Otomatis aku melingkarkan kedua pahaku pada pinggangnya. Sial, ini adalah posisi paling intim yang pernah kulakukan pada lelaki lain.

• Damn, You !! •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang