15.

13.6K 965 85
                                    

Mataku terbuka tepat di jam subuh. Aku tidak bisa tidur nyenyak karena khawatir kalau Akssa akan menerkamku disaat aku lengah dalam tidurku. Tubuhku masih diam terpaku berusaha menenangkan detak jantungku sendiri sementara Akssa masih tertidur nyenyak di belakangku. Sebelah lengannya masih setia memeluk pinggangku dari belakang, semakin membuatku berkeringat dingin.

"Morning," bisik Akssa tiba-tiba membuatku menoleh terkejut.

Lelaki yang semalaman menenggelamkan wajahnya di tengkukku itu masih memejamkan matanya, aku berbalik menghadapnya untuk melepaskan diriku sendiri dari pelukannya. Jujur, aku ini ketakutan karena tidur satu ranjang dengan Akssa dan dengan posisi yang begitu intimnya. Akssa menelentangkan tubuhnya pelan sementara aku masih menatapnya. Akssa terlihat begitu damai saat terpejam walaupun hanya diterangi lampu tidur saja.
Aku mengulum senyum melihat pemandangan indah di depanku, lalu pelan-pelan turun dari tempat tidur meninggalkan Akssa yang masih ingin melanjutkan tidurnya di hari Sabtu. Kami berdua libur kantor dan hari Sabtu merupakan hari paling bebas yang kumiliki karena jadwal kantorku benar-benar kosong. Daripada hari Minggu, kadang pekerjaan yang sejak Jum'at tertunda harus dikerjakan di hari Minggu.

Aku keluar dari kamar Akssa tanpa menutup lagi pintunya. Toh, aku akan melewati pintu itu lagi nanti karena aku berniatan mengambil bajuku sebentar di kamarku untuk mandi.
Kuambil satu stel baju rumahanku yang terdiri dari hotpants dan kaus ukuran extra large yang terlihat sangat kebesaran di badanku sebagai kostumku hari ini. Setelah mempersiapkan semuanya aku kembali ke kamar Akssa lagi untuk mandi. Kulihat lelaki arogan itu masih dalam posisi yang sama, tidur terlentang dengan sebelah lengannya menutupi wajahnya.

Tanpa membangunkan Akssa lebih dulu aku langsung memasuki kamar mandi dan segera membersihkan diriku sendiri secepat mungkin, sebelum lelaki itu bangun.

Hari ini aku sama sekali tidak memiliki agenda lain apalagi keluar dari apartemen. Kurasa Akssa juga hanya akan berdiam diri di apartemenku sambil kembali mengerjakan setumpuk pekerjaannya yang kemarin. Pandanganku menangkap bathup kering yang sangat menggoda hatiku. Sudah lama sekali aku tidak berendam di sana. Lama sekali sejak Akssa berpindah kemari aku jadi tidak punya waktu untuk sekadar berendam dan merelaxkan diriku sendiri di dalam kamar mandi.
Sedikit memijit aku melumuri seluruh tubuhku dengan body shoap beraroma lavender manis kepunyaanku, kedua pipiku tiba-tiba memanas saat tanganku sampai pada pinggangku, semalam Akssa meremas pinggangku intim sekali.
Kepalaku langsung menggeleng kecil dan mulai membasuh seluruh badanku di bawah guyuran air shower. Aku malu.

Setelah selesai menjalankan ritual mandi cepat namun bersih ini aku segera mengenakan pakaianku dan mengeringkan setengah rambutku yang basah. Sambil mengaca aku memeriksa setiap sudut wajahku yang selama bertahun-tahun ini tidak pernah ada perubahan kecuali behelku yang sudah dilepas. Sepertinya aku sudah menggunakan gaya rambut ini kurang lebih empat tahun. Aku memang tipe orang yang setia pada sesuatu, jadi aku jarang sekali merasa bosan bahkan gaya rambutku sekalipun.

Potong pendek kayak Nina bagus kali, ya?

Masih sambil menggosok ringan separuh rambutku yang basah, aku keluar dari kamar mandi dan sedikit heran karena melihat ranjang yang tadi masih menopang tubuh Akssa sudah terlihat kosong dan rapi. Kemana Akssa?

"Ssa?"

Aku keluar dari kamar Akssa dan kedua lubang hidungku otomatis mencium bau seduhan kopi di pagi hari. Tumben sekali dia membuat kopi subuh-subuh seperti ini. Kususul Akssa di dapur dan mulutku langsung terbuka sedikit begitu melihat pemandangan surgawi yang dihadirkan Akssa saat ini. Akssa yang hanya mengenakan celana parasut pendek sedikit melorot hingga memperlihatkan sedikit karet underwear yang menyimpan tukisan brand terkenal itu sedang berdiri memunggungiku. Keadaannya shirtless, rambutnya acak-acakan khas bangun tidur dan setiap kedua tangannya bergerak untuk mengambil gelas, otot punggung Akssa ikut bergerak dan itu adalah pemandangan fisik paling indah setelah delapan otot perut Akssa.

• Damn, You !! •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang