23.

14.1K 1.1K 119
                                    

Kepulanganku ke apartemen selama beberapa hari ini tampak berbeda dari hari-hari sebelumnya. Tidak ada keributan. Tidak ada aksi beda pendapat dan lempar argumen. Dan yang jelas, tidak ada Akssa lagi. Apartemen tampak dingin dan sepi saat kutempati sendirian lagi. Aku menghampiri sofa ruang tengahku lalu duduk di tempat yang sama saat subuh waktu itu Akssa duduk di sini.

Apa yang dia pikirkan saat berdiam di sini dengan lampu apartemen yang dipadamkan?
Apa yang membuat Akssa memutuskan untuk beranjak dari sofa ini lalu mengemasi baju-bajunya?
Berharap bahwa duduk di tempat yang sama seperti Akssa waktu itu bisa membuatku tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi nihil, hanya ada perasaan sesak ketika ingatanku kembali memutar bayangan aku menangis histeris karena melihat Akssa melangkah keluar dari apartemenku.

Ini terlalu menyakitkan. Tetapi aku berusaha untuk mengontrol diri. Mencoba berpikiran positif dan mulai menerka alasan dibalik kepergian kekasihku. Akssa adalah tipe orang yang sangat tertutup untuk sekadar bercerita padaku sekalipun. Kehilangannya terhadap Nara dan juga Nina dulu membuat kepribadian Akssa berubah yang katanya dulu ramah dan suka berbaur, menjadi terlalu dingin dan arogan. Ada sesuatu yang membuat Akssa mau tidak mau harus meninggalkanku. Memilih antara aku dengan sesuatu itu yang sampai sekarang masih menjadi PR besar untukku.

Apa itu? Apakah Akssa juga mengencani wanita lain selain aku sampai dia ditempatkan pada satu kondisi untuk memilih antara aku dan wanita lainnya? Aku tidak bisa membayangkan itu. Itu terlalu mengerikan untuk sekadar kuterka dan kupikirkan. Akssa sama sepertiku, dia adalah lelaki yang setia pada sesuatu yang sedang menjadi objek fokusnya. Kalau dia bukan lelaki setia, sudah sejak bertahun-tahun dulu Akssa tertangkap basah berganti-ganti wanita saat mengenalku. Tetapi dia tidak, selama ini Akssa hanya bersamaku dan terus berada di seputaranku.

So, what is this?

Di sini aku terus bertanya-tanya tentang kehidupanku kedepannya. Haruskah aku menunggu kekasihku untuk kembali lagi, entah kapan itu. Atau aku harus kembali pada kehidupan normalku tanpa Akssa.

Aku menghela napasku dalam. Ini semua tidak masuk akal. Kuputuskan untuk beranjak dari sofa dan pergi mandi dengan tubuhku yang beberapa hari setelah kejadian menyakitkan itu rasanya lemas tak bertenaga. Setiap sudut apartemen ini begitu mengingatkanku pada Akssa. Seakan dinding-dinding apartemenku memutar kembali suara Akssa yang terkesan berat dan manly. Aku tidak kuat.
Mandi dengan guyuran air dingin dari shower rupanya membuatku semakin terbayang-bayang oleh kesakitanku sendiri. Apalagi berada di kamar mandi ini justru semakin membuatku mengingat sosok Akssa yang minggu lalu telah pergi.

Selesai mandi aku langsung mengenakan pakaianku cepat dan memutuskan untuk langsung tidur. Meringkuk di atas tempat tidur Akssa yang beraroma parfum Hugo Boss seperti biasanya. Lagi-lagi air mataku jatuh tanpa kuduga. Aroma mint yang begitu kuhapal ini justru semakin membuatku merindukan sosok Akssa.

Tuhan berlaku adil untuk kita, disaat kamu memberiku kesempatan itu, aku juga memiliki jalan untuk mendapatkanmu kembali.

Ucapan Leon menggema di pikiranku. Disaat aku rapuh seperti ini, Leon hadir dalam wujud bak malaikat untuk menarikku dari kumparan kesedihan yang diciptakan oleh Akssa. Hati sangat rapuh untuk bisa terbentuk secara utuh tanpa luka yang menggores di permukaannya. Termasuk hatiku yang terlalu rapuh untuk menjadi utuh tanpa luka dari Akssa.

How about marriage? If it can be a gift for your birthday on august?

Dan hatiku kembali tergores oleh serpihan memori dari ucapan Akssa yang belum lama ini membuatku terbang melayang. Memori-memori itu semakin membuatku meringkuk dalam posisi tidurku. Aku mengantuk, sangat mengantuk. Mungkin Tuhan berniatan memberikan mimpi indah atas semua kesakitan yang telah kuterima seminggu ini. Mungkin juga Tuhan berniatan memberiku kesempatan untuk melupakan Akssa sementara. Hanya untuk sementara agar aku bisa menata ulang hatiku. Lalu disaat yang tak terduga, mungkin Tuhan akan kembali menghadirkan Akssa lagi padaku saat aku sudah siap. Saat aku sudah belajar banyak bahwa kesetiaan itu memang mahal harganya.

• Damn, You !! •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang