Maaf typo nya
Sekarang hari libur dan di waktu yang sama ini, Wendy berlari ke sana kemari menempel lekatkan kain pel di lantai yang ia bawa dorong dari ujung supermarket sampai ke ujung supermarket depan lagi. Berulang kali sampai ia yakin jika lantainya benar-benar mengkilat bersih.
Tring!! Seseorang masuk ke dalam supermarket. Wendy segera meletakkan kain pel itu di sudut tembok. Kemudian ia berlalu segera ke tempat kasir karena pengunjung itu sudah berdiri di depan sana.
" Semuanya 15k." Ucap Wendy.
Pria itu melempar kecil kartu black card-nya ke meja kasir. Wendy terdiam melihat kelakuan tidak sopan pria itu. Ia angkat pandangan melihat sekilas wajah pria itu sambil meraih pelan kartu hitam tebalnya.
Dia nampak sangat kaya terlihat dari pakaian mewah yang ia kenakan itu dan wajahnya juga sangat tampan di setiap sisi jika kita melihatnya. Tapi satu yang hal membuat dirinya sangat buruk adalah, kesopanan masih belum ia lakukan.
" Khamsahamnida." Ucap Wendy melihat pria itu keluar dari supermarket membawa sekantong asoy minuman cola di sana.
Wendy mengabaikan saja orang itu yang tidak ingin ia pikirkan. Ia malah terduduk di kursi kasir sambil bersenandung kecil menyayikan lagu buatannya.
Wendy melirik jam kerjanya. Hanya tinggal 5 menit lagi dan sore ini Wendy harus pindah lokasi lagi karena sebuah pekerjaan baru saja ia dapatkan.
" Terima kasih Wendy. Kamu bekerja dengan sangat baik sekali setiap hari." Ucap si pemilik supermarket itu.
" Sama-sama Paman. Kalau gitu saya pamit. Permisi." Wendy berbalik. Ia berjalan menjauh dari sana segera sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong celana training hitamnya itu. Masuklah Wendy ke dalam bus kota yang baru saja tiba di halte bis. Dengan segera Wendy berlari dan melompat masuk ke dalam. Ia akan pergi menuju tempat kerjanya yang ke 5 hari ini.
Ia melamun di kursi belakang bus, memikirkan untuk malam nanti menghadiri pesta ulang tahun Irene. Ia harus mengenakan pakaian apa ke sana? Sedangkan uang 2 juta kemarin saja sudah ia gunakan membeli baju seragam untuk anak yatim-piatu yang akan sekolah beberapa bulan lagi. Belum lagi gajinya yang ini, uang itu akan ia gunakan untuk membayar tagihan listrik sudah menunggak sampai terkena denda besar.
Wendy rasanya ingin sekali tidak pergi ke sana. Ia tidak tau kalau dirinya tidak akan pantas bergabung dengan orang-orang kaya lainnya. Cukup dirinya saja yang selalu ingin sendiri. Tapi ia juga memikirkan perasaan Irene yang pasti akan sangat berharap jika Wendy berada di sana.
" Hah~~~" Helaan nafas kecil Wendy keluar saat ia ingin membuang setengah beban pikirannya itu.
----
Sampailah Wendy berjalan masuk ke sebuah rumah mewah milik keluarga Park. Wendy ke sana karena dia mendapatkan job mengajar seorang anak kelas 6 SD, cara bermain biola. Gajinya juga akan di dapat setiap ia melatihnya. Dan Wendy orang yang tidak mau membuang banyak peluang jika ia mampu melakukannya.
Ting tong!!!! Wendy termundur dan berdiri lurus lagi di depan pintu putih itu.
Ia ingin lagi meraih bel rumah tapi keburu pintu terbuka karena penghuninya sudah tau kalau ada tamu.
" Maaf, saya guru privat biola... Park JiSung" Ucap Wendy ragu-ragu melihat seorang wanita paru baya tapi masih terlihat cantik.
" Oh!? Son Seungwan?" Tanyaya. Wendy mengangguk pelan.
" Silahkan masuk. Saya Mommy nya." Wendy membuka sedikit mulutnya. Ia kemudian melangkah masuk dengan sangat sopan memberikan tundukan pada Nyonya Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You & Only For You ✓ [C]
Fanficaku juga ingin di cintai. tapi aku sadar kalau dia lebih baik di cintai orang lain daripada diriku.