" Ok. Jalan lurus ke depan lalu putar kembali ke belakang." Sibuklah suara Mrs. Soyou mengajarkan anak fashion cara jalan seorang model.
" Good Irene." Ucap Soyou yang langsung menilai setiap muridnya itu.
" Ok, ini perkembangan yang sangat pesat. Aku sudah tidak perlu khawatir jika murid fashion sudah seperti seorang profesional." Semua anak murid nya tersenyum. Joy mengangguk-angguk seraya dengan Irene yang memberi tepukan tangan pada semua.
" Kelas selesai lebih cepat. Nikmati waktu istirahat panjang." Soyou tersenyum dan berbalik segera keluar dari ruang aula fashion.
" Khamsahamnida." Ucap semua muridnya memberi tundukan pada Soyou yang sudah berlalu dari kelas fashion.
Semuanya bubar. Mereka sibuk duduk-duduk di sana bahkan ada yang bermain atau belajar lagi.
Toktoktok! Terbukalah pintu aula fashion. Irene dan Joy menoleh ke belakang setelah mereka ingin berjalan duduk di pojokan.
Senyum Irene timbul. Melihat Wendy yang datang menemuinya sambil memegang kotak bekal Irene yang tadi di beri Jessica karena dia datang ke sekolah menemui Wendy dulu dan ia menitipkan bekal Irene pada pria itu.
" Mamamu..... membawakan bekal makananmu. Katanya, kamu lupa dan meninggalkannya di meja makan." Kata Wendy sesekali melirik ke belakang. Melihat tatapan anak kelas fashion.
" Lihat aku saja. Apa di sana ada yang lebih indah dariku?" Tanya Irene di saat semuanya terdiam.
Teman-temannya langsung mencari pandangan lain. Mereka semua menahan senyum malunya saat Irene berbicara seperti itu pada pria itu.
Joy mengangkat sekilas alisnya seraya berbalik. Merasa sekarang dia yang belum mempunyai pacar karena Irene serasa sudah berpacaran dengan Wendy.
Wendy merunduk malu. Irene tersenyum senang sambil memegang bekal makanannya dari Mama Sica.
" Mau makan bersama?" Tawar Irene.
" Aku harus---"
" Kajja." Irene langsung memotong omongan Wendy. Ia tau kalau wendy pasti akan menolak lagi hanya untuk mengindari Irene saja.
Akhirnya Irene menarik tangan Wendy menuju taman sekolah. Keduanya duduk di sana sambil sesekali wendy melirik sekitar melihat semua murid menatap dirinya dan Irene.
" Kan aku sudah bilang, untuk apa melihat ke arah lain kalau di depanmu sudah ada pemandangan terindah." Kata Irene menatap wendy di depannya yang langsung terdiam kaku sambil memainkan jarinya gugup.
" Apa ada seseorang lain yang membuat mu harus berpaling dariku?" Tanya Irene. Wendy tersenyum. Ia memberi gelengan pada Irene yang tertawa kecil sambil menyodorkan sepotong sandwich buatan Mama tersayang.
Wendy meraih nya. Irene langsung memundurkan sandwich itu dari tangan Wendy dengan wajah cemberut.
" Nggak boleh ya kalau aku suap?" Tanya Irene. Wendy terdiam. Tapi perlahan ia mencondongkan badannya mendekati Irene sambil membuka mulut nya.
Senyum senang Irene timbul. Ia langsung menggerakkan tangannya menyuapi Wendy di depannya.
Wendy termundur lagi. Ia menatap senyum mata pada Irene sambil menguyah pelan sandwich nya. Irene juga makan. Dia terus melihat ke arah Wendy tanpa mau menoleh ke kanan-kiri lagi. Sampai Joy di hiraukan berteriak di ujung sana memanggil wanita itu beberapa kali sampai urat kepala sudah keluar tanda ia kesal di abaikan.
" Kenapa harus memanggil Irene terus? Panggil aku saja." Datanglah Seulgi yang melipat kedua tangannya terus menjatuhkan kepalanya di bahu Joy sambil memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You & Only For You ✓ [C]
Fiksi Penggemaraku juga ingin di cintai. tapi aku sadar kalau dia lebih baik di cintai orang lain daripada diriku.