Hari ini sangat cerah sekali. Dimana suara banyak orang terus saja memenuhi kedapnya orang-orang lalu lalang melewati berbagai meja stand pameran yang mereka gelar setiap 1 tahun 2 kali. Ini yang kedua kalian karena 2 hari yang jadi tuan rumahnya adalah SMA Sopa sendiri.
Wendy berjalan melewati banyak orang. Sesekali ia termundur melihat beberapa siswa berlari ingin menumburnya. Untunglah ia segera sigap jika tidak ia sudah pasti jatuh karena terdorong.
Masuklah ia ke galeri SMA Sopa. Melihat diam orang-orang yang mengelilingi galeria lukisan kelas seni SMA Sopa.
" Bagaimana jika aku membeli karyamu?" Tanya seorang direktur ternama yang selalu menggandeng seniman terbaik.
" Tidak bisa Pak." Jawab Wendy karena pria paru baya itu memiliki lukisan Wendy yang berharga itu.
" Akan aku beli 1 miliar lebih jika kamu menerimanya." Bujuk direktur itu. Tapi tetap saja Wendy memberikan gelengan kepalanya.
" Benar-benar tidak bisa?" Tanyanya yang sangat tertarik sekali dengan lukisan indah milik Wendy.
" Maafkan saya." Tunduk Wendy.
" Gwaenchanha. Tapi jika kamu berubah pikiran, hubungi aku." Ia memberi kartu nama pada Wendy dan di terima sopan oleh pria itu.
" Khamsahamnida." Ucap Wendy melihat kepergian pria paru baya itu yang keluar dari ruang galeri.
Wendy membuang nafas leganya. Ia kemudian memasukkan kartu nama itu ke kantong celananya sambil berlalu ke luar galeri menuju ruang musik karena Wendy tidak terlalu dengan pameran sekolah. Dia juga tidak tau apa yang akan dia lakukan di sana. Paling setiap ada acara di sekolah, Wendy selalu mempergunakan waktu nya untuk belajar di perpustakaan atau tidak ke ruang seni dan musik.
Wendy mengeluarkan hpnya. Ia memasangkan headset bluetooth di telinganya dan mendengarkan rekaman yang di beri Rose kemarin padanya.
Wendy diam. Dia menatap lamun ke bawah gedung karena di sibuk duduk di dekat jendela melihat pameran di bawah sana.
Kemudian tangannya meraih kertas not dan juga pensil. Ia putar balik rekaman lagu Rose sambil menulis sesuatu di sana.
Kakinya sesekali menghentak di lantai dengan pensil yang ia pukul kecil membuat nada acak di sana.
" Ini.... sudah sempurna." Ucap Wendy sambil melipat kertas putih tertulis not lagu yang sedikit ia ubah.
Kepala Wendy merunduk lagi. Ia lihat diam sebuah mobil Lamborghini biru baru saja masuk ke parkiran sekolah membuat semua orang melihat siapa pemiliknya. Keluarlah Irene dan Joy dari sana. Memakai pakaian fashion mereka karena acara ini juga ketentuan dari kelasnya yang harus menunjukkan betapa bagusnya kelas fashion yang memiliki akreditasi A selama 3 tahun berturut-turut mengalahkan SMA Kyunggi.
" Ini lebih baik." Ucap Joy setelah ia berganti pakaian beberapa kali karena nampak tidak cocok. Kelas fashion harus banyak pilihan agar terlihat menarik di mata publik.
Irene diam sambil berjalan di sebelah Joy. Tiba-tiba keduanya berhenti saat beberapa pria berhenti di depan mereka. Anak jurusan Boxing SMA Kyunggi. Siapa lagi kalau bukan Jennie cs yang jadi sorotan siswi Sopa melihat betapa kerennya anak kelas Boxing.
" Hai Rene." Sapa Jennie.
"...." Irene tatap dingin wajah Jennie yang masih terpancar senyum manisnya.
" Kamu cantik banget hari ini." Puji Jennie sambil melangkah mendekati Irene.
Wanita itu termundur. Ia langsung berbelok melewati Jennie yang menatap bingung Irene di ujung sana. Teman-temannya hanya diam. Melihat Jennie yang berlari mengejar Irene dan Joy.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You & Only For You ✓ [C]
Fanficaku juga ingin di cintai. tapi aku sadar kalau dia lebih baik di cintai orang lain daripada diriku.