Si Pemilik Meja

9.9K 803 14
                                    

Kayak kesepakatan kemarin, gue nggak diantar Bang Jupri ke sekolah. Dengan bantuan beberapa teman termasuk Adele, gue tahu naik kendaraan umum mana aja untuk bisa sampai ke sekolah dari rumah gue. Gue juga udah nggak kesusahan lagi nyari kelas gue, karna saat Adele mengantar gue pertama kali, gue langsung hafalin saat itu juga.

Gue sampai di kelas lumayan pagi dan baru beberapa murid yang masih terhitung pakai jari jumlahnya yang udah di dalam kelas sebelum gue. Adele belum kelihatan batang hidungnya. Sambil menunggu pelajaran dimulai, gue dengarin lagu pakai earphone dan melengkapi tugas yang gue kerjain tadi malam. Keadaan terasa damai sampai...

Pintu kelas gue tiba-tiba terbuka. Dari meja tempat gue duduk, kelihatan dua murid cewe dan satu murid cowo yang lagi hadap-hadapan satu sama lain. Mereka kayaknya lagi saling ribut satu sama lain. Gue langsung melepas earphone dari telinga gue untuk menguping perbincangan mereka.

"AWAS LO YA! Kalau lo kabur dari kita lagi besok, abis lo. Pelacur aja banyak gaya" 

Yang satunya cuma diam aja menundukkan kepalanya.

Di sekolah elit kayak gini ternyata masih banyak orang-orang sampah kayak mereka yang nggak bisa jaga omongan sama sekali. Sebagai murid baru di sini, gue cuma bisa diam, gue nggak mau nyari masalah karna mereka bertiga aja gue nggak kenal. Murid lainnya juga malah diam aja, nggak ada yang mau melerai.

Si cewe yang marah marah sama si cowo pergi gitu aja dan si cewe satunya yang dikata-katain sama mereka tadi masuk ke kelas ini sambil terus menundukkan kepalanya.

Kelas ini?

Loh dia murid di kelas ini? Apa cuma mau ketemu temannya aja? Gue nggak lihat dia sama sekali kemarin. Jangan-jangan dia yang namanya Agatha? 

Kalau diperhatiin baik-baik, seragamnya berantakan, rambut hitam panjangnya juga berantakan, samar-samar juga kelihatan beberapa memar di wajahnya. Nggak tahu sih beneran ada memar atau nggak, dia menundukkan kepalanya terus, nggak pegal apa ya? Sambil bertopang dagu, nggak tahu kenapa gue betah perhatiin dia jalan dari pintu kelas sampai akhirnya berhenti di samping meja 'makan tempat' itu. 

Jangan bilang...

Cewe itu menatap lama mejanya dan tiba-tiba menatap gue. Agak panik sih karna tertangkap basah menatap dia tapi tetap stay cool aja. Dia terus menatap gue dan gue juga nggak mau berhenti menatap dia. Akhirnya gue bisa melihat wajah dia dengan jelas. Tanpa dia bilang pun, gue tahu ada kesedihan yang sakit banget di balik kedua matanya yang sembap itu. Saat dia senyum tipis ke gue, rasanya waktu kayak tiba-tiba behenti dan semua yang ada di sekitar gue menghilang kecuali dia seakan kayak cuma dia satu-satunya objek yang bisa gue lihat sekarang. Jantung gue rasanya kayak berhenti berdetak, sesak, aneh aja rasanya.

Kenapa ya?

***

Bel surga yang ditunggu-tunggu semua murid akhirnya bunyi. Semua kelas langsung heboh dan dalam hitungan detik koridor kelas udah langsung dipenuhi banyak murid. Sambil menunggu Adele siap-siap untuk pergi bareng ke kantin, gue perhatiin lagi cewe aneh itu. Sebenarnya gue nggak peduli sih, tapi mata gue benar-benar nggak bisa terkontrol untuk menatap gerak-gerik dia. Lagipula, juga cuma lihat aja kok, orangnya juga nggak sadar dilihatin. 

Cewe aneh itu mengambil bekal makanannya dan langsung cepat-cepat pergi keluar dari kelas sendirian, nggak tahu mau ke mana. 

"Lo kenapa? Dari tadi diam aja"

"Itu yang namanya Agatha? Murid yang duduk sendirian di belakang?"

"Iya"

"Lo bisa ceritain sedikit nggak tentang di-"

You Make Me Melt (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang