Awas aja sampai tuh anak nggak masuk lagi hari ini. Udah cape-cape gue datang ke rumah dia kemarin, malah disinisin orangnya. Padahal niat gue baik, tapi dia malah begitu.
Menit demi menit berlalu tapi Agatha belum datang juga. Gue nggak bisa berhenti lihat jam kelas. Sebentar lagi masuk tapi batang hidungnya belum kelihatan sampai sekarang. Pokoknya gue nggak mau datang ke rumahnya lagi untuk sampaiin keperluan sekolahnya. Nggak mau!
Bel sekolah bunyi dan dia tetap nggak datang. Gue menyiapkan alat sekolah sama buku sosiologi sambil menghela napas.
"Lemas banget, Ki. Bergadang nonton drakor lagi ya?"
Gue cuma diam, lagi nggak mood untuk ngobrol.
"Selamat pagi" Ibu Cia masuk ke dalam kelas.
Ibu Cia ternyata nggak sendirian datang, ada Agatha yang ikut dari belakang. Seperti biasa, penampilannya berantakan. Geregetan banget lihatnya, rasanya pingin gue rapihin kalau emang dia nggak ngerti pakai seragam yang benar tuh kayak gimana.
Gue terus menatap dia, berharap dia menatap gue juga, tapi dia sama sekali nggak menatap ke arah gue. Bahkan gue sampai menoleh ke belakang untuk menatap dia yang udah duduk di mejanya. Apa dia sengaja nggak mau lihat gue? Tapi akhirnya dia menatap gue, walaupun cuma sedetik aja dan langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain. Dia beneran masih marah sama gue? Tapi marah kenapa sih? Gue nggak ngapa-ngapain, sumpah!
"Del"
"Ya?"
"Kalau lo jambak rambut orang yang bikin lo kesal, dosa nggak sih?"
Adele terkekeh mendengar ucapan gue, "Ya menurut lo aja, Ki. Emangnya siapa sih yang mau lo jambak?"
Gue diam, nggak mau menanggapi lebih lanjut lagi. Pusing banget tahu nggak sih? Kalau emang dia nggak suka sama gue, ya dari awal aja sikapnya begini. Nggak usah manis-manis di awal aja.
Jangan-jangan ada Agatha yang di UKS sama yang di supermarket itu beda sama Agatha yang kemarin gue datangin? Jadi ada 2 Agatha? Kembar? Bipolar bisa jadi? Atau beneran sakit jiwa? Lama-lama gue yang sakit jiwa mikirin dia terus.
Gue cuma pingin Agatha yang kayak di awal, bukan Agatha yang sekarang ini.
Merasa udah nggak ada keperluan lagi, Ibu Cia pergi meninggalkan kelas kami. Jam sosiologi udah selesai dan sekarang jam olahraga. Mata pelajaran yang paling gue nggak suka bahkan sejak SD dulu. Malas banget banyak gerak, keringetan, panas-panasan. Mana kata Adele, olahraga hari ini basket. Lebih beruntungnya lagi, hari ini cuaca lebih panas dari biasanya.
Selesai ganti baju, semua murid langsung duduk di pinggir lapangan, kecuali Agatha.
"Agatha mana?" Bisik gue ke telinga Adele.
"Nggak tahu deh" Jawab dia singkat sambil mengangkat kedua bahunya.
Gue celingak-celinguk lagi untuk memastikan dia beneran nggak ada di sini. Nggak tahu ada di mana cewe aneh itu.
Awalnya gue nggak peduli, tapi tiba-tiba aja teringat murid-murid yang nggak suka sama dia dan nggak segan-segan bertindak kasar ke dia. Gimana kalau Agatha nggak ikut olahraga karna ada yang kerjain dia? Apalagi dia tipe orang yang nggak bisa melawan dan diam aja kalau digituin.
"Lo mau ke mana, Ki? Bapaknya udah mau datang" Adele langsung menarik tangan gue saat gue mau melangkah meninggalkan lapangan.
"Nyusul Agatha"
"Lo ngapain sibuk sendiri urusin dia sih? Nanti juga anaknya datang. Nanti lo dikiranya kabur kalau lo nggak ada di sini pas bapaknya datang" Kok nih orang jadi emosi sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Melt (GxG)
RomanceEkki, remaja perempuan berumur 17 tahun dengan kehidupan hitam putihnya. Semuanya terasa biasa saja untuknya. Tidak ada warna. Kosong. Hambar. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Agatha, teman sekelasnya. Pertemuan mereka mulai merubah pikirannya te...