Dufan

5.3K 535 24
                                    

"Yey mobil Andre menang lagi" Teriak Andre senang. Ini sudah kesekian kalinya dia menang.

Ekki hanya bisa memanyunkan bibirnya sedangkan Agatha menertawai ekspresi wajahnya itu. Sudah hampir satu setengah bulan lebih Agatha dirawat di rumah sakit dan sudah 80% keadaannya membaik. Eye patch pada mata kiri Agatha juga sudah dibuka walaupun masih ada warna keunguan di sekitar matanya.

Ekki sudah beberapa kali membujuknya untuk melaporkan apa yang sudah terjadi, tapi Agatha juga tetap kekeh untuk melarang
Ekki untuk melapor pada keluarganya apalagi polisi.

"Andre mau pipis, sekalian jajan"

"Andre mau kakak temenin?"

"Nggak usah. Andre kan udah besar!"

"Iya deh iya. Hati-hati ya. Habis jajan langsung ke sini lagi, jangan ke mana-mana. Oke?"

Andre menganggukan kepalanya dan langsung pergi keluar dari ruangan Agatha.

Setelah Andre benar-benar sudah pergi, Ekki beranjak dari duduknya sambil menatap Agatha yang sudah menatapnya lebih dulu sambil tersenyum. Ekki membalas senyumannya. Wajahnya terlihat lelah karna terus menemani Andre bermain.

Dia duduk di tepi ranjang Agatha lalu mengelus rambutnya sambil sesekali merapikan poninya.

"Gimana? Rasanya udah lebih baikan?"

Agatha mengangguk, "Kan ada yang perhatiin, jadi cepat sembuh deh"

"Gombal"

"Lo pasti kangen nggak ada gue di sekolah kan?"

"Dih pede banget"

"Gimana kalau gue udah boleh keluar dari rumah sakit, kita jalan-jalan?"

"Ke?"

"Dufan? Mau nggak?"

"Hmm.."

"Ya? Ya?"

"Yaudah boleh, tapi kalau lo udah benar-benar sembuh"

"Kencan pertama!!" Ucapan Agatha membuatnya tertawa geli.


***

"Beneran udah sembuh nih?" Tanya Ekki memastikan. Dia masih sedikit khawatir Agatha tidak memedulikan kondisinya hanya untuk bisa cepat-cepat jalan ke Dufan dengannya.

"Udah 100%!" Ucap Agatha yakin, dia mencium pipi Ekki sebelum kembali merapikan barang-barangnya.

"Apaan sih Ga?" Ekki langsung menyentuh pipinya yang baru saja dicium.

"Nggak suka dicium?"

"Nggak"

"Masa?"

Ekki diam.

Agatha lagi-lagi menghentikan aktivitasnya dan melangkah mendekati Ekki. Sesampainya di hadapan Ekki, dia mengalungkan kedua tangannya pada lehernya dan sedikit lebih mendekatkan wajahnya padanya.

"Cuma di pipi loh. Ingat, siapa yang berani cium bibir waktu itu?" Bisiknya.

Seketika wajah Ekki merah padam. Dia menurunkan tatapannya ke bawah, tidak berani menatap mata Agatha.

"Jadi, nggak suka cium pipi tapi lebih suka cium..." Agatha sengaja menggantung ucapannya.

Ekki berdecak kesal dan langsung mencium cepat bibirnya, "Kalau iya, kenapa?"

Giliran Agatha yang wajahnya memerah sama seperti Ekki sebelumnya. Ekki tersenyum puas seakan baru saja memenangkan pertandingan.

"Ekki mesum!"

"Mesumnya sama lo aja"

"Tapi-"

Ekki kini lebih berani meletakkan kedua tangannya pada pinggang Agatha, "Mau gue cium lagi?"

"Nggak!" Agatha langsung berlari meninggalkan Ekki.


Dufan

....Marilah kita pergi sekeluarga
Untuk dapat puas bahagia
Dalam dunia yang mempesona
Dunia fantasi kita~🎵

"Jadi, kita mau naik apa dulu nih?" Tanya Agatha yang begitu bersemangat melihat wahana-wahana besar dan menarik di sekitar mereka.

Nggak ada jawaban dari gadis yang berdiri di sampingnya.

"Ki?"

Ekki hanya diam membeku di tempat. Matanya terpaku menatap wahana seram seperti Tornado, Ontang Anting, Halilintar dan masih banyak lagi. Beberapa kali dia menelan kasar salivanya. Orang-orang yang berteriak, menangis, dan muntah setelah menaiki wahana seram itu membuatnya semakin takut.

Terakhir kali dia datang ke Dufan saat masih kelas satu SMP dan itupun dia hanya memainkan wahana anak kecil.

"Eh Ga, kayaknya ada yang kelupaan deh. Gue pulang ya, lo aja yang main. Nanti kalau udah selesai mainnya, kabarin gu-"

Saat Ekki hendak membalikkan tubuhnya, Agatha langsung menarik kerah bajunya. Dia memberikan senyuman jahat yang Ekki tidak suka melihatnya.

"Takut?"

"Takut? Nggak! Sembarangan aja mikirnya"

You Make Me Melt (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang