Ekki's POV
Gue sama Agatha baru kali ini belajar bareng di perpustakaan. Lebih tepatnya, gue yang baru pertama kali. Hari ini, saat pulang sekolah, tiba-tiba aja dia paksa gue belajar matematika bareng di sini. Pasti dong awalnya gue nggak mau. Udah berjam-jam belajar di kelas, pulang kenapa belajar lagi?
Sempat sedikit adu mulut sampai akhirnya kita berakhir di sini.
"Kamu nggak ngerti bagian mana aja? Aku kasih tahu caranya"
"Dari awal aku kan nggak mau belajar! Kamu maksa banget sih!"
Ucapan gue membuat beberapa orang langsung menatap ke arah gue dengan tatapan bingung. Gue cuma bisa menundukkan kepala.
Malu banget
"Kamu mau dianggap remeh terus sama papa mama kamu?"
Gue cuma geleng kepala. Masih malu banget gara-gara tadi.
"Kalau gitu, kamu harus banyak belajar. Biar tambah pintar."
Gue berdecak kesal. Gue belajar kok, tapi emang nggak mau sekarang. Kita baru aja pulang sekolah loh, masa langsung belajar lagi?
"Kita nggak usah belajar dulu ya sekarang. Ya? Ya?""Belajar"
"Agatha..." Gue menggoyang-goyang manja lengannya
"Tapi, Ekki--"
"Gimana kalau kita main ke rumah kamu aja? Nanti kamu dapat ini" Gue menunjuk bibir gue sendiri.
Agatha menghela napas, "Nanti aku kan kerja. Kita cuma main sebentar di rumah aku. Mending belajar di sini aja"
Saat gue mau balas ucapan dia, smartphone gue bergetar. Ada satu chat baru aja masuk.
Marcel🏀🏀
Hei :) Hari ini orang tua kita bakal ketemuan di rumah lo. Udah tahu kan?
15.02Hah? Serius?
15.04
Lo belum tahu? Kata papa gue, keluarga kita bakal saling ketemu untuk bicarain sesuatu
15.05Gue juga nggak tahu sih mereka mau bicara tentang apa
15.05K
15.06
Mau pulang bareng?
15.06
Gue cuma baca chat terakhir Marcel.
Apa yang mau mereka bicarain? Kenapa harus dengan keluarga Marcel?
"Hei, kok melamun sendiri?" Agatha menepuk bahu gue. Ada ekspresi bingung campur khawatir di sana.
Gue perlu bilang ke Agatha yang sebenarnya nggak ya? Dia kan udah tahu Marcel suka sama gue, ditambah lagi kayaknya dia ada masalah sama Marcel.
"Ekki?"
"Keluarga aku... mau ketemuan sama keluarga Marcel malam ini" gue seketika nggak bisa menatap wajah Agatha. Takut.
"Buat apa?" Tuh kan, nadanya jadi dingin gitu. Seraaam.
"Nggak tahu, Ga. Mendadak banget. Aku juga baru tahu"
"Jadi, Marcel yang baru aja chat kamu?"
"Iya, tapi cuma omongin itu aja kok. Aku juga jarang chat sama dia, jarang banget. Kamu kalau nggak percaya lihat a--"
Agatha menolak saat gue mau kasih smartphone gue ke dia. Mood dia seketika jelek. Gue merasa bersalah padahal sebenarnya gue nggak salah. Kan mendadak. Gue aja baru tahu sekarang banget."Yaudah, kita pulang aja sekarang. Kamu siap-siap untuk nanti malam."
"Sorry banget, sayang" Gue berbisik pelan ke telinganya.
"Loh kenapa minta maaf sih? Nggak apa-apa kok" Dia mencubit pelan pipi gue.
"Gantinya, besok kita makan malam bareng di rumah kamu, sama Andre juga. Gimana?"
"Kalau gitu...besok makan malam di rumah aku. Habis itu, kita belajar matematika"
"Iya iyaa" Jawab gue terpaksa.***
3rd person POV
Marcel benar-benar menjemput Ekki yang menunggunya di depan pintu perpustakaan. Tidak cukup kedatangan Marcel membuat risih, para kurcaci-kurcaci yang terus mengikuti ke mana saja laki-laki itu pergi membuatnya semakin jengkel, apalagi tatapan tidak enak yang mereka lempar padanya.
Sebelum Ekki ikut Marcel pergi, dia menolehkan kepalanya untuk melihat pacarnya sekali lagi yang masih duduk di dalam perpustakaan. Agatha hanya tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya, mengisyaratkan Ekki untuk tidak perlu khawatir dan pergi.
"Emang yang mau dibicarain orang tua kita tuh apa sih?" Dia masih jengkel karna harus meninggalkan pacarnya dan pergi bersama laki-laki ini.
"Nggak tahu. Gue juga dapat kabarnya tiba-tiba tadi pagi" Jawab Marcel yang sibuk menyetir mobilnya.
"Orang tua lo kenal sama orang tua gue?"
"Kayaknya sih, karna setelah gue kasih tahu kalau lo itu adiknya kak Sylvia, mereka jadi pingin banget ketemu lo dan orang tua lo. Sejauh itu aja sih yang gue tahu"
Ekki hanya ber-oh ria sambil menatap ke luar jendela mobil. Apa yang ingin dibicarakan orang tuanya terus terpikirkan olehnya selama di perjalanan. Kalau kerja sama bisnis, kenapa dirinya harus ikut?
"Ekki"

KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Melt (GxG)
RomanceEkki, remaja perempuan berumur 17 tahun dengan kehidupan hitam putihnya. Semuanya terasa biasa saja untuknya. Tidak ada warna. Kosong. Hambar. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Agatha, teman sekelasnya. Pertemuan mereka mulai merubah pikirannya te...