"Kalian ngapain di sini?!" Guru olahraga yang sampai sekarang masih gue lupa namanya tiba-tiba aja udah di sini.
Duh, ketahuan dong gue bohong. Bukan masalah itu aja, apa jangan-jangan dia juga menguping pembicaraan gue sama Agatha tadi ya?
"Kalian sengaja ya?! Ekki, kamu bohong sama saya, tadi katanya mau ke toilet?! Dan kamu Agatha, saya kira kamu nggak masuk hari ini. Kalian berdua ternyata di sini."
"Maaf, pak" Ucap gue dan Agatha bersamaan. Udah pasrah banget dapat hukuman.
"Kalian nggak boleh ikut pelajaran olahraga hari ini. Sambil menunggu teman-teman kalian yang lain, bersihin toilet lantai 2 sekarang. Nanti bapak yang bilang ke wali kelas kalian" Padahal status gue masih murid baru di sekolah ini tapi udah dapat hukuman aja.
Semua gara-gara cewe aneh di samping gue ini!
"Tapi pak-"
"Nggak ada tapi-tapian! Cepat sana!"
***
Sumpah, gue ikhlas berlapang dada dapat hukuman apa aja yang dari bapaknya tapi gue paling nggak rela dapat hukuman bareng si cewe aneh ini. Udah muak banget gue sama dia tapi hukuman kita berdua malah sama persis, di tempat yang sama pula!Sesekali gue melirik Agatha yang sibuk bersihin salah satu bilik toilet. Kita berdua sibuk dengan hukuman masing-masing. Nggak ada yang mau bicara. Setiap murid-murid yang lewat, pasti menatap kita berdua sambil bisik-bisik. Norak banget, nggak pernah lihat cewe cantik bersihin toilet apa?
"Ekki"
Gue nggak mau jawab. Bodo amat.
"Ekki" Dia manggil lagi
"Ekki"
"Apa?!"
"Ambil sikat wc dong"
"Lo sendiri ambilah! Enak aja nyuruh-nyuruh orang!"
"Yaudah gue yang ambil tapi lo yang bersihin wc. Mau?" Ucapnya masih kalem walaupun udah gue gas dari tadi.
"Di mana sikatnya?"
"Di gudang. Lo tahu kan gudang di mana?"
"Ya tahulah" Jawab gue sinis.
Gue emang tahu lorong gudang di mana karna letaknya nggak jauh dari kelas kita. Sering gue lewatin tapi nggak pernah masuk ke sana.
Gue pinggirin pel lantainya dan pergi ke gudang untuk ambil sikat wc yang Agatha minta. Gue buka pintu gudang dan...
Gelap.
Sebenarnya ada sedikit cahaya dari satu-satunya ventilasi kecil, tapi nggak seberapa untuk menerangi gudang sebesar itu.
Gue masih berdiri di ambang pintu, nggak berani satu langkah pun untuk masuk ke sana.
Gue takut gelap. Takut banget.
Gue nggak mungkin balik lagi ke Agatha dan bilang kalau gue nggak bisa ambil karna gelap banget gudangnya. Nanti gue malah semakin diremehin sama dia.
"Gapapa, lo pasti bisa, Ki. Tinggal masuk, ambil sikatnya, langsung keluar."
Mungkin udah sepuluh menit gue di dalam gudang gelap ini tapi belum juga nemu sikat wc yang dimaksud Agatha. Tempat sebesar dan segelap ini ya pasti susahlah untuk cari benda sekecil itu. Baju gue udah basah keringat bukan karna capek cari sikatnya, tapi karna panik tempatnya gelap banget. Kalau gitu, mending gue setuju tawaran Agatha untuk bersihin wc daripada masuk ke tempat gelap kayak gini.
"Apa gue balik aja ya?"
Tiba-tiba ada tangan yang memegang salah satu pundak gue, membuat gue semakin ketakutan. Gue nggak mau lihat siapa yang ada di belakang gue, tapi nggak mungkin juga posisi gue begini terus. Seketika tubuh gue kayak membeku, bahkan mau teriak aja gue nggak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Melt (GxG)
RomanceEkki, remaja perempuan berumur 17 tahun dengan kehidupan hitam putihnya. Semuanya terasa biasa saja untuknya. Tidak ada warna. Kosong. Hambar. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Agatha, teman sekelasnya. Pertemuan mereka mulai merubah pikirannya te...