Udah sadar?

5.6K 518 22
                                        

"Ekki pulang" Sesuai perintah papanya, dia benar-benar membawa Agatha ke rumahnya.

Awalnya Ekki tidak mau Agatha ikut pergi ke rumahnya, tapi Agatha sendiri yang bersikeras untuk dia menuruti perintah papanya.

Kalau boleh berkata jujur, Agatha juga sebenarnya takut bertemu keluarga Ekki. Apalagi kedatangannya pertama kali saat itu tidak berkesan baik. Walaupun begitu, bagaimanapun juga, Ekki baru saja menginap di rumahnya. Dia bertanggung jawab atas kemarahan papanya. Dia juga sudah menyiapkan diri kalau orang tua Ekki ingin memarahi dia.

"Kamu tahu apa kesalahan kamu, Ekki?"

"Saya-"

"Saya yang mengajak dia untuk menginap di rumah saya, om" Agatha memotong kalimat ucapan Ekki.

Ekki langsung menatap Agatha dengan tatapan tidak suka. Dia tidak mau Agatha berbohong untuknya.

Agatha sendiri tahu Ekki tidak suka dengan apa yang baru saja dia lakukan. Dia juga sadar Ekki sedang menatapnya, tapi dia tidak mau membalas tatapannya itu.

"Saya memperbolehkan kamu berteman dengan anak saya tapi bukan berarti saya memperbolehkan kamu mempengaruhi anak saya yang nggak-nggak"

"Agatha nggak seburuk yang anda bilang! Dia teman yang baik! Dia--"

"Kamu berani teriakin papa?! Semua emang gara-gara teman kamu ini!"

Agatha diam. Dia sudah menduga ini pasti akan terjadi. Om Andreas pasti akan berpikir negatif tentangnya dan mengeluarkan semua ucapan menyakitkan itu.

Kak Sylvia yang berdiri agak jauh dari mereka, menatap Agatha sinis. Ekki sadar dengan tatapan kakaknya itu pada pacarnya, membuatnya semakin jengkel.

"Papa udah. Nggak enak berantem di depan orang lain" Bang Ray berusaha meredakan emosi papanya.

"Saya tuh emang udah curiga sejak awal sama kamu. Lihat sekarang? Anak saya malah diajak menginap di rumah kamu yang nggak tahu dimana?! Untung anak saya nggak kamu apa-apain"
Mama Ekki mulai bicara juga.

"Bisa nggak kalian berhenti untuk nggak mikir yang aneh-aneh tentang Agatha?!"

"Tutup mulut kamu"

"Papa yang harusnya berhenti mikir kayak gitu!"

"Ekki!" Sylvia tidak terima Ekki menaikkan nada bicaranya pada papanya.

"Kamu kira kamu nggak ada salah dan bisa seenaknya ngomong kayak gitu?! Siapa yang ajarin kamu asal menginap di rumah orang tanpa minta izin ke kami?!"

"Karna saya tahu kalian nggak akan kasih izin!"

"Tentu aja. Kalau kamu nggak temenan sama anak ini, nggak akan tambah sejelek ini sikap kamu"

"Tanpa aku berteman dengan Agatha, semua dari diri saya... pasti jelek di mata kalian"

Ucapan Ekki kali ini lebih pelan tapi lebih menekan, berhasil membuat suasana seketika hening.

"Saya capek dengan kalian semua" Ekki menundukkan kepalanya.

Agatha yakin Ekki pasti berusaha menahan tangisnya.

"Pokoknya papa nggak mau tahu, Ekki nggak usah sekolah dulu. Papa akan cari guru secepatnya untuk ngajar kamu selama di rumah. Smartphone kamu juga papa tarik selama masa hukuman kamu. Nggak ada namanya berkomunikasi dengan siapapun! Hukuman ini kamu pakai untuk belajar dan belajar! Mengerti?"

Tidak ada perlawanan lagi dari Ekki. Pelampiasan kekesalannya hanya dia tunjukkan lewat kedua tangannya yang mencengkeram celananya kuat-kuat.

Hukuman ini yang paling dia takut dari papanya dan akhirnya terjadi lagi. Dia tahu sia-sia untuk memohon apalagi melawan hukuman yang baru saja papanya berikan.

Hidup dikurung walaupun di rumah sendiripun, bukan sesuatu yang enak.

Ekki terlihat pasrah dengan hukumannya, tapi tidak dengan Agatha.

Dia tidak tega Ekki diperlakukan seperti itu oleh orang tuanya sendiri.

"Kalian pernah nggak sih sedikit aja memikirkan perasaan anak kalian? Perasaan Ekki?"

Semua mata langsung tertuju pada Agatha.

Perasaan takutnya kini sudah berganti dengan perasaan kesal. Dia tidak habis pikir orang kaya raya dan sepintar orang tua Ekki memperlakukan anaknya seperti ini. Walaupun dia dan Ekki salah, tapi hukuman yang papanya berikan keterlaluan. Agatha sangat ingin menyampaikan apa yang dia pikirkan tentang kesalahan sikap mereka pada anak bungsunya itu.

"Apa maksud kamu?!"

"Kalian berharap Ekki jadi orang pintar, sukses, anak yang bisa membanggakan kalian, tapi apa kalian yakin kalian udah jadi orang tua yang benar untuk Ekki? Apa kalian udah benar-benar paham tentang Ekki?"

You Make Me Melt (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang