Ekki's POV
"Kamu...beneran?" Tanya Agatha nggak percaya
Gue mengangguk semangat. Agak bingung sih sama respon Agatha, harusnya kan dia senang gitu pacarnya mau menginap semalam di rumahnya.
Gue emang sengaja kasih tahu Agatha saat pulang sekolah biar suprise gitu dan gue berhasil bikin dia kaget sih tapi... kenapa harus ada ekspresi nggak enak juga di sana?
"Emang kamu udah bawa perlengkapan?"
Gue menunjuk tas yang emang nggak biasa gue pakai untuk ke sekolah. Kali ini gue bawa tas agak lebih gede untuk buku pelajaran hari ini dan perlengkapan menginap gue.
"Kamu...udah izin orang tua kamu?"
"Udah. Aku chat Bang Ray untuk minta izin pas istirahat tadi"
"Orang tua kamu?
Gue diam. Kalau minta izin ke mereka, pasti langsung nggak dibolehin.
"Kamu bahkan aku sendiri juga tahu kan orang tua kamu itu-""Agatha, untuk pertama kalinya biarin gue melakukan apa yang gue sendiri mau. Gue cuma mau menginap di rumah lo, bukan di rumah cowo atau orang nggak dikenal. Malam ini aja. Sehari. Besok, walaupun hari libur, gue pasti pulang pagi. Secepat mungkin" Ucap gue serius
Agatha cuma menghela napas. Ekspresinya yang masih ingin melawan ucapan gue, tapi di saat bersamaan juga nggak mau gue marah. Semuanya bisa kelihatan.
Gue juga bingung kenapa gue jadi kayak gini. Entah kenapa semua ucapan Agatha malam itu setelah pertengkaran gue dan keluarga gue membuat gue nggak mau jauh lama-lama dari dia. Saat itu juga gue sadar, suara Agatha membuat gue tenang, membuat gue lupa dengan ketakutan gue.
"Yaudah...sekarang kamu langsung pulang ke rumah aku. Aku harus kerja dulu sampai jam 7. Nggak apa-apa kan?"
Gue mengangguk kepala cepat, senang akhirnya yang punya rumah setuju.
"Kamu sekalian jemput Andre di rumah tetangga ya. Rumahnya pas di sebelah kanan rumah aku" Lanjutnya lagi sambil menyerahkan kunci rumahnya.
"Pokoknya habis kerja harus langsung pulang ke rumah"
"Loh kenapa?""Ada deh"
Agatha terkekeh "iya bawel"
***
"Harum banget. Bisa makan sekarang aja nggak kakak cantik?" Tanya Andre sambil berlari dari ruang tamu ke dapur dan berhenti tepat di samping kaki gue.
"Tunggu kakak kamu ya. Kita makan sama-sama"
"Kakak Agatha cepat pulang! Andre lapar!" Teriak Andre
Gue cuma ketawa sambil geleng-geleng kepala. Ada-ada aja tingkah adiknya Agatha ini. Ya sebenarnya gue juga nggak jago masak sih, ini aja pakai bantuan video orang lain masak. Setidaknya gue tahu dasar-dasar cara masak, jadi hasilnya nggak terlalu buruk dan rasanya tetap enak aja.
Gue masak sop ayam dan ikan saus asam manis untuk makan malam kita bertiga. Gue yakin Agatha pasti senang, capek pulang kerja terus makan malam begini. Dia udah capek belajar di sekolah, kerja, ngurus Andre, makanya gue masak makanan enak. Nggak cuma yang asal tinggal digoreng kayak nugget atau sejenisnya.
Tapi Agatha suka nggak ya? Gimana kalau dia nggak suka? Gimana kalau menurut dia masakan gue nggak enak?
Gue kaget pas suara pintu rumah terbuka.
"Asyik Kak Agatha udah pulang!!"Dag dig dug
Kok malah deg-degan sekarang? Gimana kalau ekspektasi yang gue bayangin nggak sesuai dengan kenyataannya? Gimana kalau Agatha nggak suka? Gimana kalau nggak enak? Semua pikiran kayak gitu baru berputar di otak gue sekarang. Gue mengaduk sop ayam yang masih sementara dipanasin di atas kompor dengan perasaan khawatir.
Saking khawatirnya, gue lupa untuk menyapa Agatha yang baru aja pulang.
"Ooh ini kenapa aku disuruh pulang cepat?" Bisik Agatha yang tiba-tiba aja udah berdiri tepat di belakang gue.
Kaget dia diam-diam berdiri di belakang, gue reflek memutar tubuh menghadap ke arah dia dan mukul bahunya sekeras mungkin.
"Sakit, Ekki..."
"Eh...kamu udah pulang..."
"Kamu harusnya nggak usah ribet-ribet kayak gini, Ki." Ucap Agatha sambil mengusap lembut kepala gue.
"Jadi kamu nggak suka dimasakin kayak gini?"
"Suka...suka banget malah, tapi kasihan kamunya capek"
"Kamu lebih capek. Aku cuma masak aja"

KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Melt (GxG)
RomanceEkki, remaja perempuan berumur 17 tahun dengan kehidupan hitam putihnya. Semuanya terasa biasa saja untuknya. Tidak ada warna. Kosong. Hambar. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Agatha, teman sekelasnya. Pertemuan mereka mulai merubah pikirannya te...