Siapa yang salah?

5.5K 530 3
                                    

"Gue mau kali ini lo semua harus benar-benar habisin tuh anak"

Kelima murid itu hanya diam menundukkan kepala mereka, tidak ada satupun yang berani menjawab.

"Kenapa?"

"Gimana kalau sampai dia laporin kita ke kepala sekolah? Nggak...gimana kalau polisi?" Tanya Matthew panik.

Si ketua geng hanya tersenyum licik. Dia mengambil smartphone nya dari saku seragamnya dan menunjukkan salah satu foto pada kelima bawahannya itu.

Foto yang sedang ditunjukkannya itu adalah foto Andre

"Lo lupa sama pegangan kita ini?"

Mereka tetap diam.

"Percaya sama gue, dia nggak akan bisa macam-macam ke kita. Tetap dengan tujuan utama kita... Buat dia menderita secara perlahan di sekolah ini"

***

Ekki's POV

"Hari ini siapa yang nggak masuk?"

"Agatha, pak"

Mendengar nama itu disebut, gue langsung menoleh untuk periksa mejanya. Agatha beneran nggak masuk. Kenapa tuh anak bolos lagi? Sakit atau diganggu orang-orang nggak jelas itu lagi?

Entahlah perasaan gue jadi nggak enak tiba-tiba.

Apa gue datang aja ke rumah dia ya?

Tapi dia aja nggak bilang apa-apa seharian ini dari tadi pagi, masa gue datang ke rumah dia tanpa diundang orangnya? Nanti dikiranya gue pingin ketemu dia. Ogah ah.

"Ekki!" Teriak Pak Agus membuat gue kaget.

"Iya,pak?"

"Saya udah panggil kamu beberapa kali, kok nggak dijawab sih? Bengong mikirin siapa? Pacar?"

Semua murid di kelas langsung ketawa, bahkan Adele juga sampai ikutan. Gara-gara Agatha gue jadi diketawain. Malu-maluin banget!

"Kenapa ya pak?"

"Kamu yang waktu itu datang ke rumah Agatha untuk kasih angket dan tugas kan? Sekarang bisa datang lagi ke sana untuk kasih tahu aktivitas sekolah hari ini?"

"Uhm gimana ya pak" Gue mencoba untuk menolak.

"Sudah, kamu aja ya. Ayo lanjut buka halaman bukunya selanjutnya" Kalimatnya langsung disambung biar gue nggak bisa menolak permintaannya.

"Sial" Gumam gue.

Tapi lumayan untuk jadi alasan ke sana.

Tiba-tiba gue merasa ada tangan yang mengelus bahu gue, gue langsung menoleh ke Adele dan dia langsung senyum.

"Mau pergi sama gue nggak? Kita bareng-bareng aja ke sana"

"Hmm gimana kalau lo aja yang ke sana? Malas gue"

"Masih mending gue mau temenin malah minta gue yang pergi ke sana"

"Maaf hehe. Nggak perlu deh. Gue sendiri aja"

Setelah gue jawab begitu, ada ekspresi nggak enak dari wajah Adele. Cuma perasaan gue aja atau gimana, tapi dia kayak kecewa gitu. Apa gue salah bercandanya tadi ya? Kan seharusnya bagus dong gue nggak membuat dia repot.

"Ki?"

"Hmm?"

"Kapan-kapan kita jalan bareng boleh?"

"Kalau ada waktu, bisa aja"

Akhirnya ekspresi wajah jadi cerah lagi. Aneh banget tapi.

***

You Make Me Melt (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang