Chapter 1

47.8K 1.5K 42
                                    

"Apa kabar?" Kalvin memulai pembicaraan setelah hampir 10menit mereka berdua hanya diam di tepi pantai.Mereka memutuskan,lebih tepatnya Kalvin yang memutuskan untuk ke tepi pantai dengan alasan ingin berbicara tentang panti.

"Sangat baik.." jawab Sheril acuh.

"Ya...aku juga bisa melihatnya.Kamu terlihat lebih cantik dengan rambut pendek itu." puji Kalvin tak lupa senyum yang terus dia tunjukkan pada wanita tercintanya.

"Aku tau itu..Dan kau tampak kejam sekarang.."

Kalvin memalingkan wajahnya dan tertawa pelan.

"Mulai hari ini aku akan terus bersyukur pada Tuhan karna mengabulkan doa yang aku ucapan setiap hari." ucap Kalvin.

"Baguslah klo kamu sudah jadi manusia yang pandai bersyukur."

"Karna Tuhan sudah mengizinkan kita bertemu kembali Ril..." Kalvin kembali menatap ke arah Sheril.

"Berarti Tuhan yang tak mau mengabulkan doaku.." Sheril menarik nafas dalam-dalam dan balas menatap Kalvin.

"Karna aku berharap kita tidak pernah bertemu lagi..." Sheril tersenyum dan menatap tajam mata Kalvin.Tapi Kalvin tak sakit hati karna ucapan itu,dia justru tersenyum lebar.

"Entah mengapa aku begitu bahagia mendengar suaramu.Padahal itu ucapan yang menyakitkan.Tapi aku menyukainya karna aku harus menunggu lama untuk mendengar suaramu lagi dan memandang wajahmu ini."

Sheril tertawa jengah dan memalingkan wajahnya.

"Kenapa nama panggilanmu berubah jadi Nada disini?" tanya Kalvin.

"Jadi untuk apa kamu sangat menginginkan panti Bu Ratmi?" Sheril menjawab pertanyaan Kalvin dengan pertanyaan.

Kalvin menghela nafas pasrah.
"Aku ingin membangun resort disini.Menurut naluri bisnisku,akan sangat menguntungkan membangun resort di sini.Pantai disini sangat bagus.Hanya perlu melakukan promosi,wisatawan domestik dan mancanegara akan datang kemari.Dan aku sudah membeli mahal tanah itu dari ahli waris yang sah.." jelasnya.

"Ya aku mengerti.....Tadinya aku akan membantu Bu Ratmi untuk mempertahankan pantinya.Tapi sepertinya sekarang tidak lagi.."

"Apa maksudmu?"

"Aku tidak mau kita sering bertemu meskipun itu di persidangan nantinya.Jadi anggap saja kamu menang dan mendapatkan tanah itu..Selamat!!" Sheril mengulurkan tangannya  dan tersenyum.Kalvin tertawa miris.

"Trus kamu mau bawa kemana semua isi panti itu?" tanya Kalvin.

"Aku bisa membawa mereka pindah dari kota ini,aku mampu membelikan mereka hunian baru." tegas Sheril.

"Ya aku tau...itu sangatlah mudah bagimu membawa mereka pindah dari sini.Kenapa tidak kamu lakukan dari dulu?kenapa bersikeras ingin melawanku?"

"Sebenarnya aku sudah menyarankan Bu Ratmi untuk mengalah.Dan membawa mereka ke tempat baru,tapi panti itu sudah menjadi kebahagian untuk mereka semua.Jadi aku harus mempertahankan kebahagian mereka,karna aku tau bagaimana rasanya harus  meninggalkan kebahagian." jawab Sheril panjang.

"Baiklah klo be...."

"MAMA......!!!"

Sheril menoleh kebelakang begitu juga Kalvin.Sheril tersenyum dan mengulurkan kedua tangannya begitu melihat siapa pemilik suara itu.Berbeda dengan Kalvin,yang hanya diam penuh tanya.

"Anak Mama kenapa kesini?" tanya Sheril dengan ceria kepada anak perempuan cantik berumur 5 tahunan.

"Tadi aku nyariin Mama..Kata Bunda Ratmi,Mama lagi disini..Itu siapa Ma?" anak permpuan itu melihat ke arah Kalvin.

"Dia?dia bukan siapa-siapa?Ayo kita kembali ke rumah.Mama tadi beli ikan banyak,ayo kita masak dan makan bersama yang lain."

"Ayo Ma...!Dira udah laper Ma.." Sheril berdiri dan merapikan bajunya.

"Kenapa dia memanggilmu Mama?" Kalvin cepat bertanya sebelum Sheril beranjak jauh.

"Ya karna dia anakku.." jawab Sheril.

"Kamu sudah menikah?" Kalvin kembali bertanya dengan nada yang mengintimidasi.

"Apakah punya anak itu harus menikah dulu?" Sheril balik bertanya tak kalah mengintimidasi.

"Umurnya 5 tahunan,kamu belum menikah.
Jadi..jadi..apa mungkin dia anak kita?" tanya Kalvin penasaran.Entah kenapa bila mengingat masa lalu,dia berharap bahwa anak kecil itu sungguh anaknya dengan Sheril.

"Ha.ha.ha.ha...apa?anak kita?jadi sudah berapa anak yang kamu miliki di luar sana?Berhentilah melawak...!" jawab Sheril dengan tawa.

"Ayo Sayank..kita kembali ke rumah.." Sheril mengandeng dan berjalan bersama Dira dengan riang  kembali ke panti.Meninggalkan seorang pria yang di kepalanya berisi banyak teka teki.

"Halo...Cari tau tentang wanita yang bernama Sheril Nada Baskara.Beritau secepatnya..!" Kalvin memasukan kembali hapenya ke dalam saku jas mahalnya.

"Aku yang akan cari tau sendiri Sheril Sayank...."

                            🏵🏵🏵

"Ini Pak laporan yang Anda inginkan.." seorang pria menggunakan jas berwarna hitam menyerahkan map kepada Kalvin.

"Apa yang kamu tau?" Kalvin bertanya tanpa menoleh,dia trus membolak balik lembaran kertas di atas mejanya.

"Sheril Nada Baskara lahir di Surabaya,memiliki 1 sodara laki-laki yang menetap di Bali.Dia lulus kuliah dengan nilai baik dan menjadi..."

"Aku sudah tau yang itu...langsung ke 5taun terakhir saja." potong Kalvin.

"Oh..baik Pak..5taun yang lalu Nona Nada pergi ke New York bekerja di salah satu kantor advokad disana.Hanya dalam waktu 1 taun Nona Nada sudah menjadikan namanya sebagai pengacara yang hemat dan terkenal di seluruh New York.Kemudian dia memiliki kantor advokad sendiri di New York yang sekarang di kelola oleh temannya yang bernama Ical.1taun yang lalu Nona Nada pulang ke Indonesia dan menetap di Jogja sampai sekarang.Disini dia memiliki 2 kantor advokad.Nona Nada terkenal sebagai pengacara mahal di kalangan elit,tapi Nona Nada tidak akan menerima bayaran jika yang menggunakan jasanya adalah orang tidak mampu."

"Apa dia sudah menikah dan punya anak?"

"Menurut penduduk di tempat tinggal Nona Nada sekarang,dia belum menikah.Jadi tentu belum mempunyai anak." jelas orang suruhan Kalvin lagi.

"Jadi siapa anak yang bernama Dira?"tanya Kalvin.

"Maaf Pak..klo itu Saya tidak tau,karna tadi perintah Anda hanya tentang Sheril Nada Baskara." orang itu menunduk tanda maaf.

"Baiklah...trima kasih.."

Kalvin kembali termenung setelah orang suruhannya keluar.Ada rasa lega dan rasa kecewa dalam hatinya.Rasa lega karna Sheril belum pernah menikah,jadi dia masih bisa untuk kembali mendapatkan hatinya.Rasa kecewa itu karna dalam relung hatinya Kalvin berharap bahwa gadis kecil bernama Dira adalah anak Sheril dan dirinya hasil dari dosa terindahnya saat lima tahun yang lalu.

"Sudah beres semuanya??" Kalvin menutup sambungan telponnya setelah mendapat jawaban dari sekretarisnya Damar.

Dia lebih suka mempekerjakan pria sebagai sekretarisnya.Karna dia tidak mau ribet jika punya sekretaris wanita.Yang pasti hanya akan sibuk menggodanya daripada sibuk berkerja.

Kalvin menatap foto Sheril yang masih dia save di hapenya.
"Bukalah kembali hatimu untuk menerima kehadiranku lagi Ril...karna mulai hari ini aku akan menjadi bayanganmu yang tak akan bisa membiarkanmu pergi."








Tbc....










Yakin sih ga ada yang nunggu lanjutan cerita ini..tapi karna aku orangnya ngeyelan,jadi biarin aja ya aku bikin sequelnya Ranting Kering.

Buat nyenengin hati emak2 yang ini aka Saya...jadi baca aja deh ya ceritanya trus vote klo ga lupa n mau sih......😁😄

Lope u...😘
Trima kasih..
Atur nuhun
Saka langkong
Matur suwun.
🙇🙇🙇🙇

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang