Chapter 7

11.3K 630 13
                                        

Sudah lewat satu bulan sejak pertemuannya dengan Kalvin terakhir kali,sampai sekarang Sheril belum juga bertemu kembali dengan Kalvin.Rumah yang di tempati Kalvin juga nampak sepi,tak nampak ada aktifitas apapun.Hape Sheril juga sepi panggilan darinya.Bisa di bilang Kalvin sudah tidak lagi mencarinya.

Seperti pagi biasanya,pagi ini Sheril pergi joging keliling kampung.Sheril berjalan pelan saat lewat depan rumah Kalvin.Lampu teras masih nyala seperti hari-hari sebelumnya.Namun halaman tampak bersih karna setiap hari ada orang yang membersihkan rumah ini.Sheril pernah berpapasan dengan orang yang membersihkan rumah Kalvin.Karna gengsi yang cukup tinggi Sheril enggan menanyakan kemana perginya Kalvin kenapa lama tak pulang kerumah ini.

"Pak..rumah sebelah masih sepi aja.Kemana ya orangnya?"tanya Sheril begitu masuk halaman rumahnya.

"Pak Mahesa ato Mas Kalvin  to Mbak?"Pak Suradi yang sedang menyiram tanaman balik bertanya pada Sheril.Karna memang yang tinggal di sebelah Sheril selain Kalvin ada juga keluarga Mahesa.

"Ya keluarga Mahesa lah Pak..."elak Sheril.

"Ya sapa tau nanyain Mas Kalvin.." canda Pak Suradi.

"Idiiiihhh....ngapain nanyain orang itu?" Sheril berjalan memasuki rumah.

"Sapa tau kangen Mbak..."

"Udah Pak..Saya siap-siap dulu,mau ketemu Bu Ratmi..." Pak Suradi hanya tersenyum melihat kelakuan majikannya yang sudah menghilang di balik pintu.

                         🌸🌸🌸

Damar menekan kode pintu kamar apartment Kalvin.Tangan Damar penuh dengan kantung belanjaan,pria yang bertubuh sedikit lebih kurus dari Kalvin itu langsung menuju dapur dan meletakannya belanjaannya di meja.

Ceklek

Mata Damar melihat pergerakan bosnya yang baru keluar dari kamar dan memakai baju yang semi formal.

"Ada acara di keluar?" tanya Damar tanpa melihat Kalvin karna Damar sibuk memasukan bahan makanan ke lemari es.

"Kita harus ke Jogja sekarang.."

"Dengan keadaan Lu yang seperti ini?" Mata Damar menatap tajam Kalvin yang kini sedang duduk di meja makam.

Dua minggu lalu Kalvin mengalami kecelakaan.Mobil yang di tumpangi Kalvin mengalami rem blong,membuat Kalvin tidak bisa mengendalikan mobilnya dan akhirnya menabrak pohon.Akibat kecelakaan itu mobil Kalvin rusak parah.Tangan kanan Kalvin cidera,tulangnya ada yang retak .Karna itu dia hanya stay di Jakarata beberapa hari ini.

"Iya...tadi waktu Lu ke swalayan kepala proyek pembangunan resort kita yang di Jogja menelfon.Gedung bagian belakang ada yang runtuh dan menimpa beberapa pekerja.Gua harus kesana melihat kondisinya.Cepat
Lu ganti baju dan pesat tiketnya sekarang." jelas Kalvin.

"Kenapa harus Lu sendiri yang kesana?Kan disana sudah ada Pak Raffy yang bisa menghandle semuanya Vin...Lu masih perlu istirahat,biar tangan Lu itu bisa cepet pulih..." Damar berusaha membujuk Kalvin agar tetap di rumah.

"Gua adalah pemilik resort itu.Gua ga bisa diam santai di rumah sementara para pekerja Gue  mengalami kecelakaan."

"Lu kan udah bertanggung jawab dengan semua itu.Lu udah memberi asuransi kerja buat mereka.Lu slalu memberi yang terbaik buat para pekerja Lu,dari pekerja dengan jabatan tinggi hingga pekerja proyek."

"Udah beli aja tiketnya sekarang,klo Lu ga mau ikut ya biar Gua sendiri yang berangkat!!" pungkas Kalvin dan sukses membuat Damar mengiyakan permintaan Bosnya.

"Iya.iya ini udah dapet tiketnya..Kita masih punya waktu  2jam lagi." Damar meletakkan secangkir kopi hitam di depan Kalvin.

"Thank...." Kalvin menyesap kopinya.

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang