Chapter 3

17.5K 838 11
                                    

Sheril Pov

Permisi....Hallo....Permisi...

Perlahan aku membuka mata karna ada suara berisik diluar rumahku.Kulihat jam di atas nakas,ingin tau jam berapa sekarang koq sudah ada orang yang bertamu.Ternyata sudah hampir tengah malam.

Gila...!

Ucapku dalam hati,siapa pula malem-malem begini triak-triak di depan pagar rumah orang.Klo
Si Brengsek Kalvin kayaknya bukan dech..Dari suaranya jelas bukan Kalvin.

Tok.tok.tok..

Aku berjalan ke pintu dan membukanya.

"Mbak...di depan ada yang nyariin Mbak Nada.." Pak Suradi langsung bicara begitu aku membuka pintu kamar.Beliau yang membantuku mengurus rumahku yang disini.

"Siapa sih Pak?Udah malem begini lho...Bilang saja suruh balik besok." tolakku.

"Tadi bilangnya dia tinggal di rumah sebelah,yang punya Pak Wisnu itu Mbak..Katanya dia butuh bantuan Mbak Nada,kelihatannya dia sedikit panik Mbak.." jelas Pak Suradi.

Kalvin???

"Baiklah..Bapak ikut Saya,Saya ga mau sendirian nemuin orang itu.." aku mengambil cardigan dan berjalan keluar.Pak Suradi berjalan di belakangku.

Apa sih maunya tu orang...

Aku bergegas berjalan keluar rumah,karna tau siapa yang menggangguku di luar.Namun semakin dekat aku tau klo si pengganggu itu bukan Kalvin.Tapi kata Pak Suradi tadi dia tinggal di rumah Pak Wisnu.

"Siapa ya?" tanyaku penuh selidik karna aku ga kenal dengan pria ini.

"Saya Damar.." pria itu mengulurkan tangannya padaku,aku mau tak mau membalasnya.

"Saya sekretarisnya Pak Kalvin yang tinggal di rumah sebelah Anda.Maaf sebelumnya Saya mengganggu tengah malam begini,Saya ingin Anda menolong Saya.Sejak tadi siang setelah pulang perjalanan dari Jakarta Pak Kalvin sakit." jelasnya panjang.

"Ya kamu panggil dokter donk,koq malah datang ke Saya tengah malem gini sih..." ucapku jengkel.Kenapa coba tengah malem gangguin orang,cuman cerita klo bos nya sakit.Apa coba hubunganya??

"Dokter sudah memeriksanya tadi dan sudah di beri obat.Masalahnya Pak Kalvin dari tadi ga mau minum obat dan trus mengigau menyebut nama Anda,Bu Sheril..Kedatangan Saya tengah malem begini karna keadaan Pak Kalvin yang sepertinya membutuhkan Anda,jadi Saya mohon Anda berkenan melihatnya.." pria bernama Damar itu trus menunduk.

"Hadeeuuuhhh...bikin repot aja sih...Anda itu salah orang,darimana Anda tau klo yang dia maksud itu Saya?Lagipula Saya ini tidak ada hubungan dengan Bos Anda itu.Kenapa juga aku harus repot,peduli apa Saya??!!!" kataku penuh ketegasan.

Kenapa juga aku harus kesana.Mau sakit,mau sekarat apa urusanya sih dengan aku.Emang aku perawatnya?Ga dulu ga sekarang masih aja menjengkelkan.Karna merasa sudah tidak ada yang ingin aku katakan,aku pun berbalik dan bermaksud masuk kembali kerumah.

"Gua mohon Ril...Kali ini Gua mohon sebagai temen dari Kalvin,tolong lihatlah dia.Gua  bosen denger di ngigau nyebut nama Lu trus...Klo dia ga sakit udah Gua tendang pantatnya.Jadi tolong lihatlah,mungkin klo dia lihat Lu bakal sembuh dia.Gua ga perlu denger dia ngigauin nama Lu lagi.."

Aku diam mendengarnya penjelasan Damar,ternyata pria ini temennya Kalvin sekaligus sekretarisnya.Begitu terganggunya dia denger igauan Kalvin nyebut namaku.Apa separah itu sakitnya?

"Mbak mending lihat aja sebentar Mbak.." Pak Suradi berbisik padaku.

"Tapi Pak...buat apa sih Saya ngurusin orang?" tolakku.

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang