Chapter 15

9.4K 455 24
                                        

"Pelan-pelan....." ucap Mama Kalvin begitu Kalvin rebahan di kasurnya sendiri.

"Senang sekali bisa tidur di kamar sendiri...." Kalvin menarik nafas dalam,menghirup udara di sekitarnya.

Setelah dua minggu Kalvin di rawat di Rumah Sakit,hari ini dia sudah di izinkan pulang oleh Dokter.Tapi dia masih harus rawat jalan untuk memulihkan beberapa tulang  belakangnya yang mengalami patah.

"Masa???" celetuk Damar saat masuk kamarnya dengan semua barang Kalvin.

"Iyalah..."

"Bukannya Lu lebih senang tidur di kamar tetangga sebelah??" ledek Damar.Kalvin mengulum senyum membenarkan ucapan Damar.

"Hah??!!Tidur di kamar tetangga sebelah??" tanya Mama Kalvin kaget.

"Bukan...bukan begitu Ma...."

"Oh Tuhan....anak ini....!Bagaimana Mama harus menghajarmu?!"

"Hajar aja Tan!!!" imbuh Damar sambil tertawa.Kalvin menatapnya tajam.

"Apa Sheril tau??"Mama Kalvin bertanya pada Damar.

"Tetangga sebelah itu Sheril Ma...." sahut Kalvin.Damar tertawa puas dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Haaaaahhhh??" Mama Kalvin bengong,sepertinya baru paham klo anaknya tinggal di sebelah rumah Sheril.Selama menemani anaknya disini Sheril tidak pernah cerita dia bertetangga dengan Kalvin.Kalvin pun juga belum cerita apapun.

"Waaaahhhh.....kamu memang anak Mama yang hebat..!!" ucap Mama Kalvin bangga.

"Aku tau itu Ma..."jawab Kalvin tak kalah congkak.

"Ya udah Mama mau packing dulu.Mama besok udah balik Jakarta..Kamu ga pa-pa ni Mama tinggal pulang?" Tanya Mama Kalvin terlihat khawatir.

Tiga hari yang lalu,Papa Kalvin sudah balik ke Jakarata.Karna keadaan Kalvin yang belum bisa kembali bekerja,jadi beliau lah yang menggantikan Kalvin untuk perusahaan yang ada di Jakarta.

"Kalvin udah dewasa Ma...Lagian ada Damar disini..."

"Dewasa??Kamu bukan dewasa tapi udah tua..." Kalvin berdecak mendengar jawaban Mamanya.

"Kenapa berdecak begitu??Emang kamu udah tua,sudah waktunya kamu menikah dan punya anak dengan Sheril...."

"Aduh Mama jangan nyebut anak dulu dech...." Kalvin tersenyum malu mendengar ucapan Mamanya soal menikah dan anak.

"Okey Mama ngerti....Kamu emang pantasnya punya cucu bukan anak lagi..."

"Udah sana Mama cepeten packing.Papa udah neror aku trus klo ga segera balikin Mama."usir Kalvin.

Sudah puluhan kali Papanya menelponnya tiap hari,dengan topik yang sama yaitu nyuruh Mamanya pulang cepat.Tapi Mama Kalvin selalu menolak balik ke Jakarta karna dia masih ingin merawat anak semata wayangnya.

"Baiklah.....Kalau butuh apa-apa panggil Mama..." Mama Kalvin mengusap rambut Kalvin,kemudian melenggang keluar dari kamar Kalvin.

Kalvin menghela nafas panjang,dia merasa sangat lega bisa berada di rumah.Lega juga karna hubungannya dengan Sheril sudah membaik.Meski tubuhnya kadang masih terasa nyeri di beberapa tempat tapi dia tidak akan mengeluh karna itu.Kebaikan Tuhan sudah dia rasakan di balik semua peristiwa yang dia alami.Sekarang saatnya dia untuk menjaga semua kebaikan yang Tuhan berikan untuknya.

"Kemana dia?" Kalvin langsung bertanya begitu Damar memasuki kamarnya dan duduk di sofa.

"Siapa?" tanya Damar.

"Sheril...Gua ga liat dia lagi begitu masuk kamar..." Kalvin sebenarnya ingin bertanya sejak tadi masuk kamar mengenai keberadaan Sheril.Sheril memang tidak nampak lagi sejak dia masuk kamar,padahal tadi dia ikut mengantarnya pulang dan duduk di kursi belakang bersamanya.

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang