Chapter 11 (Kalvin)

8.6K 449 5
                                    

Aku melempar handuk yang tadi aku pakai mengeringkan rambut ke ranjang.Kembali mengecek hape,belum ada juga panggilan dari Sheril.Sejak tadi sore aku menghubunginya tapi tidak juga di angkat.Sampai malam begini dia belum juga menelfon balik.Aku kembali menelfonnya tapi malah masuk ke mailbox.

Perasaan tidak enak mulai menjalar ke hatiku.Aku mulai gusar,muncul berbagia opini di kepalaku.

"Masa tadi dia ketauan Kakaknya klo ketemuan sama aku ya?mungkin Kak Devan menyita hapenya." aku berucap sendiri.

Dugh.Dugh.Dugh!

"KALVIN!KELUAR KAMU!!"

Aku mendengar secara bersamaan suara teriakan dan suara orang mengetuk pintu dengan kasar.Mungkin ga bisa di bilang mengetuk,suaranya mirip tendangan.Aku berjalan cepat keluar kamar,begitu membuka pintu kamar Damar juga keluar dari kamarnya.

"Siapa sih Vin?" tanyanya.

"Ga tau Gue..." jawabku sambil trus berjalan ke arah pintu depan.

"Dimana kamu sembunyikan Sheril?!!" Kak Devan langsung  mencengkram krah bajuku begitu aku membuka pintu.

"Sheril ga ada disini Kak..." aku berusaha menjawab dengan tenang.

"Bohong!!!Sheril ga ada di rumah,jam segini dia belum pulang!Pasti tadi kamu ketemuan sama dia kan?!!!"

Ya Tuhan ...kemana Sheril?

"Sabar Kak...kita bicarain ini di dalam saja." Aku berusaha menenangkan Kak Devan.

"Iya Kak...mari bicara di dalam .."tambah Damar.

Kak Devan menarik nafas dan melepas cengkramannya.Dia berjalan dengan cepat masuk rumahku dan duduk di sofa yang ada di ruang tamuku.

"Jadi kamu sembunyiin dimana Adekku?" tanyanya ketus.

"Tadi siang kami memang sempat bertemu,tapi aku pulang lebih dulu."

"Sudah aku bilang jangan temui dia lagi?!" teriaknya membuatku diam.

"Maaf...aku rasa ini bukan saatnya untuk bertengkar.Apa diantara kalian sudah ada yang menelfon Sheril.."sela Damar.

"Kamu siapa?!"

"Saya Damar,Saya sekretarisnya sekaligus temannya Kalvin." perkenalan diri Damar.

"Aku dari tadi sore sudah menelfonnya tapi ga di angkat Ini tadi aku telfon lagi udah ga aktif nomornya."jelasku.

"Sama..."

"Okey...sekarang bukan saatnya buat bertengkar.Bagaimana klo kita cari Sheril bersama-sama?" saran Damar pada kami.

"Okey.."

"Okey setuju.."

Akhirnya setelah sepakat mencari  Sheril bersama,aku meminta Damar mengeluarkan mobil dari garasi.

"Ayo Kak..kita cari Sheril di seluruh penjuru kota ini sampai ketemu..."kataku setelah mengambil jaket di kamar.

"Ngapa coba aku nurutin perintahmu?!" katanya tapi dia tetep berjalan keluar dan masuk mobilku.

Damar yang menjadi sopir kami,dia mengendarai mobil ke arah pantai,setelah aku ngomong bahwa kami terakhir bertemu di pantai.Aku trus mencoba menghubungi nomor telfonnya,tapi hasilnya masih sama,ga aktif.

"Hallo..." aku langsung menoleh kebelakang,tempat Kak Devan duduk.Berharap yang berbicara dengannya di telpon itu adalah Sheril.

"Belum Cal....Sheril belum pulang..." Langsung lesu aku,ternyata bukan Sheril yang nelfon tapi si Ical.

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang