Chapter 13

8.4K 491 5
                                    

"Jaga dirimu baik-baik....."

"Kamu mau kemana Vin?"

Hanya senyuman,tidak ada jawaban.Kini dia hanya bisa melihat punggung kokoh itu perlahan menghilang.

"Vin...!Kalvin....!"

"Kalvin!!!!!"

Sheril membuka matanya dan nafasnya tersengal-sengal.Mimpi yang dia dapat seolah nyata.Airmatanya menetes tapi Sheril masih diam.

"Dek...!?kamu sudah bangun?syukurlah..." tanya Devan begitu mendekati adiknya.

"Kamu mimpi apa?sampai keringatan begini?"Tangan Devan menyeka peluh yang ada di dahi Sheril dengan tisu.Sheril masih diam tak menjawab.Pikirannya mengingat mimpinya tentang Kalvin,satu persatu mulai dia pahami,kenapa dia bisa terbangun di ruangan yang berbau menyekat khas Rumah Sakit.Dia mulai mengingat penculikan yang dia alami hingga kejadian selanjutnya.

"Mas...?" suaranya begitu lemah.

"Hhmmm ...."

"Berapa lama aku tidur?"

Devan mengangkat alisnya mengingat berapa lama Sheril tertidur.
"Mungkin sudah sehari.."

Sheril memejamkan matanya sekejab.

"Dimana Kalvin?" Sheril menatap teduh Devan.Devan menghela nafas pelan.

"Ada....dia baik-baik saja..Nanti Mas bawa kamu melihat dia setelah kamu sehat." Devan menepuk lembut tangan Sheril.

Sheril menyibak selimutnya dan perlahan bangun.Namun rasa sakit di seluruh badannya membuatnya tidak bisa bergerak sesuai kemauannya.

"Kamu tidak boleh kemana-mana dulu Dek..."Devan kembali menyelimuti Sheril.

"Mas...tolong bawa aku ketemu Kalvin.Sheril ingin sekali melihatnya..." kata Sheril memelas.

Devan tersenyum ke arah Sheril.
"Iya....pasti Mas bawa kamu jenguk Kalvin.Tapi ga sekarang,kamu masih perlu istirahat.."

"Meskipun Mas memintaku istirahat sekarang,aku tetap tidak bisa melakukannya dengan baik.Karna pikiranku sekarang hanya Kalvin bukan tid....."

"Oke..tunggu sebentar.Mas minta kursi roda dulu sama perawat." Devan memotong ucapan Sheril dan menyetui keinginannya melihat Kalvin.

Tak lama seorang perawat laki-laki memasuki kamarnya dan membawa kursi roda.

"Ini Pak...tapi mohon jangan terlalu lama di luar..."

"Iya Mas....Adek Saya ingin jalan-jalan di luar sebentar.Trima kasih..."

Devan dan perawat itu membantu Sheril duduk di kursi roda.Setelah semua siap Devan mendorong Sheril keluar kamarnya.

"Ini kamar Kalvin...." Devan berhenti di depan sebuah kamar.Sheril melihat dari balik kaca yang ada di pintu.Dia bisa melihat tubuh Kalvin yang masih terbaring di ranjang pasein dan alat kedokteran yang masih berada di tubuhnya.

Sheril mendongak menatap Devan,seakan paham maksud tatapan itu Devan mengangguk dan membawa Sheril masuk kamar Kalvin.Devan mendorong perlahan mendekati ranjang Kalvin.Sheril fokus menatap Kalvin,tidak ada siapapun di dalam kamar itu.

Tangan Sheril dengan gemetar menggenggam tangan Kalvin.

"Dokter sudah berhasil mengeluarkan proyektil yang ada di tubuh Kalvin.Tapi karna luka yang di alami Kalvin cukup parah,kita sekarang hanya bisa menunggu kuasa Tuhan bekerja.Semua yang terbaik sudah di lakukan untuk menyembuhkan Kalvin." Jelas Devan.

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang