Chapter 18

7.7K 384 8
                                    

"Kalian sedang apa?"

Mereka mengurai pelukan begitu mendengar ada orang lain di situ.Kalvin terlihat tak senang setelah tau siapa yang mengganggunya.Sementara Sheril terlihat biasa saja,karna orang itu adalah Ical.

"Memang apa yang kamu lihat?" Sheril balik tanya.

"Perbuatan cabul menjelang magrib..Minggir.." jawab Ical santai sambil berjalan melewati mereka yang memang  berada di depan pintu masuk.

"Sebenarnya siapa pemilik rumah ini??" gumam Kalvin sambil kembali duduk di kursi rodanya.

"Kalian cepatlah masuk dan  duduk disini..!" Ical memberi perintah layaknya pemilik rumah.Sheril mencibir tapi tetap menuruti perintah Ical.

"Dimana Damar?" tanya Ical.

"Mungkin di kamarnya..."jawab Kalvin.

"Memangnya ada apa?Ada perkembangan apa dari penyidik?" Sheril bertanya tak sabaran.

"Tanya mulu..Bikinin aku minum yang dingin dulu sana..!" perintah Ical santai.

"Cckkk ..." Sheril berdecak tidak suka,tapi tetap pergi ke dapur.

Tak lama Sheril kembali ke ruang tamu membawa air mineral dingin untuk Ical.

"Ini Tuan Muda..!" Sheril meletakkan botol air dengan sedikit keras.

"Udah minumnya ga berwarna,ga ikhlas pula.." protes Ical tapi dia tetap meminumnya.

"Tapi tetep aja kamu minum tu..."

"Lha adanya cuman ini Ril..." Ical meletakkan kembali minumnya di atas meja.

Kalvin dan Sheril memerhatikan semua gerak gerik Ical,menunggu Ical membahas perkembangan kasusnya.Namun Ical tak kunjung bicara.Dia malah sibuk dengan hapenya.

"Cal...?" panggil Sheril.

"Hmmm..."

"Cal ...!!?"panggil Sheril lagi dengan suara lebih keras.

"Apaan sih Ril ??"

"Jadi gimana?"

"Apanya??" Ical balik tanya tanpa melihat Sheril.

"Trus buat apa kamu minta kami duduk disini,klo ga membahas hasil kunjunganmu ke penyidik tadi?" Sheril mulai jengkel.

"Aku membantu kalian dari amukan massa karna percabulan kalian di depan pintu tadi..." jawab Ical santai.Kalvin menatap Ical datar.

"Aaiiissshhhh anak ini...!!" Sheril berdiri dan menarik rambut Ical.

"Aauuu.....Sakit Ril...." keluh Ical.

"Makanya beneran jawabnya klo orang nanya...." Sheril kembali duduk.

"Iya.Iya....." Ical mengeluarkan lembaran kertas dari dalam tas kerjanya.

"Ivan sudah mengatakan siapa yang membayarnya..."

"Benarkah??"tanya Sheril tak percaya.

"Iya...sebaiknya kamu kunjungi dia lain kali..."

"Tidak bisa..!!!" tolak Kalvin cepat.Sheril menoleh ke arah Kalvin dan menatapnya heran.

"Terserah....." kata Ical tak acuh.

"Karna Ivan hanya bertugas mengexekusi Kalvin,jadi dia tidak begitu tau tentang orang yang membayarnya.Dia hanya bertemu 2 kali dan selebihnya berbicara lewat telefon.Dan ternyata klien Ivan itu perempuan.Ini no telfonnya..." Ical memberikan kertas bertuliskan 11 digit no telfon.

"Perempuan?" kata Kalvin dan Sheril bersamaan.

Kalvin menerima kertas itu dan melihat dengan serius no yang tertulis.

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang