Chapter 14

8.4K 483 19
                                    

"Kalvin!!!Anak Mama sayank.....!!" Suara keras Mama Kalvin langsung terdengar begitu dia membuka pintu kamar rawat Kalvin berada.Dia berjalan cepat menghampiri anaknya,mencium dahi dan pipinya.

"Ma.....jangan begini.Kalvin malu sama Sheril...??" keluh Kalvin atas perlakuan Mamanya.Dengan tangannya,Sheril menutup mulutnya menahan tawa melihat tingkah ibu dan anak itu.

"Halah...!peduli apa Mama sama rasa malumu?!Mama bahagia kamu sudah siuman.Rasanya itu,,seperti nyawa Mama kembali lagi..." Mama Kalvin menangis keras di akhir ucapannya.

Kalvin memalingkan wajahnya melihat Sheril yang tengah duduk di sofa samping ranjangnya.

"Sudah Ma.....Sudah...." Papa Kalvin mengelus bahu istrinya berusaha menenangkan.

"Mama darimana?tadi waktu Kalvin bangun cuman ada Sheril disini?"tanya Kalvin.

"Heleh....bukannya kamu malah seneng tu cuman ada Sheril disini?'' Mama Kalvin menaikkan sebelah alisnya membalas pertanyaan anaknya.

"Sstt...."Kalvin tersenyum dan meletakkan jari telunjuknya di depan mulut,meminta Mamanya mengurangi volume suaranya.

"Apa kata dokter tadi Sayang?"tanya Mama Kalvin begitu duduk di sebelah Sheril.

"Dokter bilang kondisi Kalvin sudah cukup stabil.Tapi masih perlu di rawat sampai luka bekas oprasinya membaik.." jawab Sheril.

"Ya sudah Papa mau temui dokternya dulu...Mama sama Sheril disini saja,jaga Kalvin..." Papa Kalvin pun berjalan keluar kamar.

"Sheril sudah makan Sayank?" tanya Mama Kalvin sambil menyalakan tivi.

"Udah Tan...."

"Ma..??sudah berapa hari aku di Rumah Sakit?"

Mama Kalvin berjalan mendekat dan duduk di kursi yang ada di sebelah tempat Kalvin berbaring.

"Sudah seminggu lebih.Mulai masuk kesini kamu sudah ga sadarkan diri.Damar menelpon Mama,memberi tau keadaanmu.Secepatnya Papamu langsung memesan penerbangan ke Jogja."

"Dimana Damar?Aku belum melihatnya?"

Sheril masih duduk di sofa,diam menonton acara tivi.Tapi telinganya juga mendengar pembicaraan antara Kalvin dan Mamanya.

"Dia sibuk di kantor dan juga mengurus kasusmu ini.."

"Jadi bagaimana?"tanya Kalvin penasaran.

"Klo itu tanyakan sama Sheril saja...."

Merasa namanya di sebut Sheril menoleh menatap Kalvin.

"Aku sudah menyerahkan semuanya sama Ical sebagai kuasa hukum kita.Aku yakin Ical bisa menyelesaikan semua.Jadi kita bicarakan ini nanti saja setelah kamu sembuh." Sheril tersenyum menjawab rasa penasaran Kalvin.

Kalvin menghela nafas pelan mendengar jawaban Sheril yang kurang memuaskannya.Tapi demi rasa tenang antara dia dan gadis itu,dia menurut apa yang di katakan Sheril.

"Baiklah...." jawab Kalvin tersenyum ke arah Sheril.Sheril terkekeh melihat kepatuhan Kalvin padanya.

"Ma...apa aku boleh mandi?" 

Pertanyaan Kalvin membuat Mamanya mengernyitkan alisnya.Kalvin seolah paham akan ekpresi Mamanya.

"Sepertinya...seminggu lebih terbaring dan tidak menyentuh air membuat dakiku sudah setebal lumpur Lapindo...."jelasnya.

"Kata siapa?Sheril rajin mengelap seluruh badanmu setiap hari.."

"Ap..ap..apa?" jawaban Mamanya membuat Kalvin gugup.

"Iya....Sheril setiap pagi mengelap badanmu.Dia merawatmu dengan baik..." Mama Kalvin menatap ke arah Sheril yang tengah menunduk pura-pura mengecek hape.Sheril merasa salah tingkah sejak Mama Kalvin bilang bahwa dia mengelap badan Kalvin.

"Semua?" tanya Kalvin pelan sambil jari telunjuknya menunjuk kepala sampai kakinya sendiri.Mama Kalvin mengedipkan sebelah matanya sebagai jawaban.

Kalvin teringat saat dia membuka matanya tadi,yang dia lihat adalah Sheril yang tengah mengelap bagian kakinya.Jadi memang benar Sheril melakukan apa yang Mamanya bilang.Kalvin  melihat Sheril yang ternyata juga tengah melihat ke arahnya.Dengan cepat mereka memalingkan wajah masing-masing,salah tingkah.Kalvin memalingkan wajah dan menahan senyumnya.

"Hentikan pikiran mesummu itu anak muda....!!" Kalvin langsung cemberut mendengar ucapan Mamanya.

                         🌼🌼🌼
Beberapa jam sebelum Mama Kalvin datang.....

Perlahan dia membuka matanya dan pertama yang di lihatnya adalah wajah gadis yang begitu dia rindui.Gadis itu belum tau klo Kalvin sudah membuka matanya.Dia tengah sibuk mengelap kaki Kalvin dengan handuk hangat.

Kalvin berusaha mengulurkan tangannya untuk menyentuh Sheril.Sadar ada yang tak biasa,Sheril mengangkat kepalanya dan dia melihat Kalvin tersenyum padanya.Sheril diam tak bisa berucap,airmatanya menetes.

Tangan Kalvin bergerak berusaha meraih Sheril.Mengerti akan keinginan Kalvin,Sheril mendekatinya dan meraih tangan Kalvin.Sheril mencium telapak tangan itu dengan berurai airmata.

"Trima kasih....Trima kasih sudah kembali padaku......."

"Aku pulang......" jawab Kalvin pelan.Sheril mengangguk cepat.Sheril trus mengusapkan telapak tangan Kalvin ke pipinya.Kalvin tersenyum melihat reaksi Sheril.

"Aku akan mengabari Mamamu dulu." Sheril berdiri hendak mengambil hapenya yang ada di meja,tapi tangan Kalvin mencekal lengannya.

"Jangan..Jangan dulu.." ucap Kalvin lemah.

"Kenapa?pasti beliau senang melihatmu sudah siuman.." Kalvin menggelang pelan.

"Klo begitu aku akan panggil dokter dulu..." Lagi-lagi Kalvin menggelengkan kepalanya.

Akhirnya Sheril kembali duduk
"Jadi kamu maunya gimana?Biarkan dokter memeriksa keadaanmu dulu.."

"Aku tidak apa-apa.Kamu bisa memanggilnya nanti setelah..." Kalvin menghentikan perkataannya untuk mengambil nafas.

"Setelah aku puas memandangmu..." sambungan perkataan Kalvin membuat Sheril memerah.

"Tapi sebaiknya biarkan dokter melihat keadaanmu dulu..." pinta Sheril kembali.

"Segitu ga maunya ya kamu berdua sama aku disini....?"

"Bukan begitu...."

"Sekarang aku hanya butuh kamu..." Kalvin berkata dengan pelan.Kalvin kembali mengulurkan tangannya,meminta Sheril lebih mendekat.

Sheril perlahan menyambut tangan Kalvin dan lebih mendekat.

"Aku sangat merindukanmu...." Ucap Kalvin lemah.Sheril tersenyum dan airmatanya kembali menetes.

Kalvin meringis menahan sakit di badannya begitu Sheril memeluknya.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu,klo kamu berani begini lagi...." Sheril berbicara sambil terisak.

Tangan Kalvin mengelus punggung kecil itu.

"Aku mencintaimu....." Kalvin mengecup kepala Sheril yang masih dalam dekapannya.

Sheril mengangkat kepalanya,menatap Kalvin dan tersenyum.
"Aku juga mencintaimu....."

Kalvin memejamkan mata,hembusan nafas lega keluar dari mulutnya.Serasa penderitaan yang ada padanya selama bertahun-tahun sudah melayang meninggalkannya.

"Apakah kamu bisa panggil Dokter sekarang?" Sheril menatap Kalvin penuh tanya.

"Sepertinya jantungku berdetak terlalu kencang,setelah ucapanmu tadi....."












Tbc......

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang