Chapter 4

15.7K 703 9
                                    

Kalvin mengerjabkan matanya dan duduk bersandar di ranjangnya.Dia merasa tubuhnya sudah lebih baik dari semalam.Kembali mengingat kejadian semalam,Sheril menyuapinya bubur yang di masak oleh Pak Suradi.Entah pengaruh resep bubur ato karna Sheril yang menyuapinya bubur itu terasa nikmat di mulutnya.Dan Kalvin meminta Sheril tidak pergi sebelum dia tidur.

Seolah mengingat sesuatu,Kalvin langsung tersentak dan menyibakkan selimut yamg menutupi kakinya.Merasa mendapat angin segar,Kalvin menghembuskan nafas lega karna gadis yang di carinya ternyata tertidur di sofa panjang yang ada di kamarnya.

Perlahan dia mendekati Sheril yang tertidur di sofa.Kalvin duduk bersimpuh di dekat sofa dan terus menatap wajah Sheril.Ada perasaan tak enak di benaknya melihat gadisnya tertidur tak nyaman di sofa.Tangannya bergerak pelan ingin menyentuh pipi Sheril.

Tinggal sesenti lagi dia akan menyentuh,Kalvin langsung menarik tangannya cepat karna hape Sheril yang di saku cardinya berbunyi.Sheril mengerjabkan mata dan terdiam begitu melihat Kalvin yang sudah ada di depan wajahnya.Mereka hanya saling diam larut dalam pikiran masing-masing.

Sheril memutuskan acara saling pandang itu dan melihat hapenya.

"Ya Pak...Ada apa?"

".........."

"Oh..baiklah.Saya akan pulang,suruh aja tunggu ya..." Sheril memasukkan kembali hapenya ke saku.Dan melihat jam dinding di kamar Kalvin.Ternyata sudah pukul 8 pagi.

"Aiiishhh.....aku telat..." Sheril bergegas bangun dan keluar kamar Kalvin tanpa berkata apapun.Dia berjalan cepat ke pintu keluar rumah Kalvin.

"Tunggu...Aku buatkan sarapan dulu untukmu." Kalvin menutup kembali pintu yang akan di buka Sheril.

Sheril menarik nafas dan tersenyum semanis mungkin.
"Lain kali saja...Aku sudah terlambat..Minggirlah.." jawabnya cepat.Dia membuka pintu setelah Kalvin menyingkir dan berjalan cepat menuju rumahnya.

"Klo begitu kapan kamu kerumahku lagi?" Kalvin msih bertanya,dia mengikuti Sheril.

"Kerumahmu lagi?" jawab Sheril tanpa menoleh kebelakang.

"Kan kamu bilang tadi lain kali.."

Seakan ingat apa yang dia katakan tadi agar Kalvin segera menyingkir.Kini dia menyesali jawaban buru-burunya tadi.Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk berdebat,karna dia sudah di tunggu seseorang di rumahnya.

"Iya nanti kapan-kapan.." jawabnya sambil membuka pagar rumahnya dan masuk ke rumah.

"Berapa no hapemu?biar kamu mudah memberi tau klo mau kerumahku.." Kalvin masih mengikutinya meski Sheril sudah masuk ke pekarangan rumahnya.

"Ya Tuhan...kamu kenapa sih ikut masuk kerumahku?" Sheril berbalik dan bertanya dengan geram.

"Karna pagarnya ga di kunci.." jawab Kalvin konyol.

"Aku ada urusan dan aku udah telat.Pulanglah dan istirahat.."

"Nad...?" terdengar ada suara lain keluar dari rumah Sheril.Pria muda yang sudah rapi dengan setelan jas berwarna navy.

"Siapa dia?"

"Siapa dia?"

Pertanyaan yang keluar secara bersamaan dari dua pria berdeda membuat Sheril menghela nafas pelan.

"Maaf aku siap-siap dulu,kamu tunggu sebentar ya.Duduk saja dulu.." Sheril melihat ke arah pria yang ada di depan pintu rumahnya.Sheril bergegas masuk rumah tidak menghiraukam aura menegangkan di sekitarnya sekarang.

Kedua pria itu kini sedang beradu pandang,mata mereka saling menilai satu sama lain.Mencari tau siapa yang lebih unggul di antara mereka.

"Siapa Lu?urusan apa pagi-pagi  di rumah Sheril?" suara tegas Kalvin memulai ketegangan yang baru.

I'm Sorry (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang