Rion, sapaan yang lumrah di lingkungannya. Dengan kaki panjangnya, Rion mulai melangkah menuju mobil. Hingar bingar para sales promotion memadati wilayah kampus. Berbagai event ditawarkan mereka pada para mahasiswa di dalam halaman kampus Gemilang.
"Kak, silakan cek dulu, kami ngadain event di hari minggu. Kebetulan event dari Fakultas Ekonomi." Seorang gadis berprofesi sebagai sales suatu event memberikan selebaran pada Rion.
"Event gak jelas!" Setelah mengambilnya, ia lantas membuang selebaran itu begitu saja. Bahkan tanpa meliriknya sedikitpun.
Gadis itu tercengang heran. Matanya melebar karena keheranan melihat sikap rendah orang itu hampir membuatnya berkata kasar.
"Heh, songong amat lo jadi cowok. Baru tajir doang sombongnya tingkat dewa!"
"Terus?" Rion mulai menimpali. Ia sangat senang meledek seorang gadis yang berani melawannya. Menurutnya, keahlian seperti itu sangat membuatnya terhibur dalam menjalani kehidupan. Memberi harapan palsu pada penggemarnya, menghina orang-orang tanpa melihat gender, dan menyombongkan diri di khalayak umum adalah hal yang sudah melekat sejak dirinya remaja. Bahkan hal itu sudah menjadi kebiasaan hingga dirinya menjelma menjadi pria dewasa saat ini.
"Lo bisa tolak secara baik-baik, orangtua lo gak ngajarin lo sopan santun?" Gadis itu mulai emosi sendiri. Ya, bisa saja ia merupakan orang yang memiliki sikap tempramental setelah matanya yang bersih terasa kotor melihat sikap Arion yang siapapun melihatnya pasti merasa kesal.
Rion menimpali tatapan mata gadis itu dengan tajam. Ucapannya tak disangka bisa menusuk pendengaran Arion.
"Jangan berani-beraninya lo bawa orangtua gue. Lo lagi nyari kematian pertama?" sinis Arion meninggikan alisnya dengan emosi.
Cowok sombong bervisual itu lantas masuk ke mobilnya. Kaca jendela mobilnya ia tutup begitu rapat. Luar biasa sekali sikapnya kali ini. Bagi siapapun yang berurusan, pasti bisa naik darah.
"Chah! Apa ... apa lo bilang? Semua orang kaya sama ya, bisanya cuma menindas orang seenaknya." Gadis itu berteriak ketika mobil Arion sudah melaju begitu kencangnya.
"Lo kenapa dah?"
Seorang gadis cantik menghampiri gadis itu.
"Gue abis berantem sama simpanse!"
"Simpanse? Emangnya mana ada simpanse di sini?"
"Dia manusia, tapi otaknya gak lebih dari simpanse!"
"Hah? Arion?" Gadis itu membulatkan matanya, kala melihat mobil mewah Arion sudah menjauh.
"Siapa Arion?"
Gadis yang memberikan Arion selebaran adalah Nara. Nama singkat yang mengandung arti orang yang terkenal akan keterampilan yang dimilikinya. Gadis berwajah cantik, berambut panjang, ia mempunyai wajah yang sedikit terbilang garang bagi para lelaki. Dia hanyalah seorang pekerja serabutan. Apapun pekerjaan pasti dia lakukan dan tak terlebih melakukan promosi event di dalam gedung kampus termewah se-kota Bandung. Awalnya hanya bekerja sebagai relawan. Tapi, bukan Nara jika tidak mengincar upah. Ia selalu dibayar setelah melakukan pekerjaannya di halaman kampus dengan baik.
Teman yang menanggapinya, ia adalah Bella. Warga kampus menyebut dia orang kaya baru. Bella sebenarnya hanyalah gadis biasa yang jauh dari kata mewah juga bergelimang harta. Dan kenapa Bella bisa masuk UG? Jawabannya adalah karena warisan. Universitas Gemilang adalah salah satu kampus yang ia idam-idamkan selama SMA. Dan berkat warisan kakeknya, mimpinya menjadi nyata.
Bella adalah teman yang paling mengerti Nara. Walaupun Nara tidak menginjak bangku perkuliahan, Bella tidak begitu menyombongkan dirinya juga tak menjadi kacang yang lupa kulitnya. Nara adalah gadis yang berjasa bagi kehidupan Bella. Suatu ketika saat orangtua Bella sakit parah, Nara rela menyerahkan gajinya hanya untuk membantu melunasi pengobatan orangtua Bella dulu. Sudah jelas bagaimana persahabatan mereka dimulai.
Nara masih mengatur napas kesalnya setelah bertemu laki-laki populer bernama Arion. Ia bahkan tak mengerti kehidupan yang selalu dibedakan karena sebuah materi dan kasta. Nara pikir, hal itu sudah menghilang dari budaya Indonesia selama ini seiring perubahan zaman. Tapi melihat Arion, pikirannya telah berubah.
"Arion itu seleb di kampus Gemilang. Dia tajirnya melintir coy, apapun dia punya. Dia punya harta kekayaan hampir ... emmm, duh gak bisa dihitung deh. Lo liat visualnya, ganteng banget anjir." Bella menjelaskan secara rinci perihal Arion pada Nara.
"Okelah visualnya gue akui. Tapi sifatnya itu bagi semua cewek yang gak buta, rendahhhhhhh banget."
"Hem coba aja kalau gue sederajat sama dia. Dia bakalan suka gak ya sama gue?"
"Udah ah gue mau kerja lagi. Udah sana lo masuk. Lo ada jam kan?"
"Oh iya ih. Gue tinggal dulu ya, nanti gue telepon."
Voment🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLION DOLLAR MAN
General FictionKisah seorang cowok Crazy Rich populer yang tidak pernah paham arti dari sebuah perasaan dan kehidupan. Hidupnya berubah ketika dirinya melempar lembaran dolar pada seorang wanita. Dan berujung untuk bertemu setiap hari karena kejadian pengeroyokan...