Dengan tenangnya, Arion memasuki ruangan untuk sidang skripsi. Ini adalah saat-saat yang dinantinya. Para dosen penguji mungkin sudah mengetahui hasil dari kerja Arion selama ini. Ia selalu telat masuk, merokok di dalam kampus, juga tidur di dalam kelas. Ditemani Nara yang menunggu di luar ruang, Arion masuk dengan gagah ke dalam ruang sidang.
Beberapa menit, dosen penguji menumpahkan beberapa pertanyaan untuknya seputar karya ilmiah yang ia kerjakan. Dilihatnya secara detail bab 4 yang merupakan inti hasil dari pembahasan skripsinya.
"Edzard Group?" Salah satu dosen penguji membaca nama Edzard di hadapan Arion yang telah berhasil mempresentasikan karya ilmiahnya tersebut.
"Mohon maaf Pak, saya mengambil lokasi penelitian di perusahaan keluarga saya dan soal data-data yang saya dapatkan, sudah diinput dan dihitung secara baik per tiga tahun belakangan ini. Hasilnya menunjukkan untuk variabel x dan y saling berhubungan secara positif satu sama lainnya."
Dan setelah panjang lebar Arion menjelaskan sampai bab kesimpulan, ia akhirnya telah menyelesaikan sidangnya dengan lancar.
"Selamat Arion Edzard, anda dinyatakan lulus pada sidang kali ini. Dengan nilai rata-rata sembilan puluh dengan predikat nilai A yang telah kami rembukkan sebelumnya. Selamat atas kesuksesan sidangnya, semoga ilmu yang didapat bisa bermanfaat untuk bangsa dan negara. Selanjutnya, kamu bisa ikuti jadwal selanjutnya untuk kamu bisa mengikuti wisuda. Ikuti seluruh kegiatan yang berkaitan dengan itu. Untuk tanda tangan, kamu bisa mengurus secepatnya. Dan, kamu masih harus revisi pada bab 5 yang telah dijelaskan tadi."
"Terima Kasih Bapak Ibu penguji satu, penguji kedua, dan penguji ketiga, karena telah memberikan saya kesempatan untuk mempresentasikan skripsi saya pada hari ini. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Saya sangat mengucapkan banyak terima kasih."
Arion lantas keluar dengan gagahnya. Wajah Nara penuh akan pertanyaan. Nara ingin sekali mendengar hasil yang dicapai Arion selama ini terlebih lagi setengah skripsi Arion dibantu olehnya.
"Gue ini cowok beruntung."
"Akhirnya, lo bisa jadi mahasiswa beneran ternyata. Selamat ya."
"Heh, emangnya selama ini gue apaan? Sampah? Ngomong tuh disaring."
"Nih, tolong lo kirim softcopy data ini ke alamat website ini. Laptop gue ada di mobil."
Mereka lantas terduduk di kursi kantin. Bella datang dengan Bani tersenyum lebar di depan Nara.
"Bella, OMG udah lama gak liat lo maafin ya." Nara memeluk erat Bella.
"Gak apa-apa kok, gue ngerti. Gara-gara dia kan? Pastinya lo bahagia kan bisa deket terus sama orang tajir macam dia," bisik Bella di sela Arion tengah mengutak-ngatik laptopnya.
"Apanya yang bahagia? Gue disiksa terus selama ini," bisiknya balik.
"Hi bro, mau kopi gak?" tanya Bani.
"Gue minum air tanpa kafein. Dan bau kopi lo itu udah ganggu fokus gue," ucap Arion dengan masih fokus pada laptopnya ketika menimpali ucapan Bani.
"Songong amat."
Arion melotot tajam pada Bani, dan akhirnya Bani yang malah ketakutan dengan tatapan Arion.
"Sorry, gue becanda, hehe."
"Nara gue ke kelas dulu ya. Gue ada kuliah umum nih."
"Bella, tunggu dong sayang." Bani membututinya lagi.
"Ih sayang pala lo peyang, dasar penguntit," ketus Bella.
"Ini laporan apa?"
"Laporan keuangan Edzard Bar di Thailand." Ucapan Arion membuat Nara terkejut. Selesai sidang kali itu, ia tak langsung mengerjakan revisinya. Tapi malah bekerja memeriksa laporan keuangan Bar yang ia sebut tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILLION DOLLAR MAN
General FictionKisah seorang cowok Crazy Rich populer yang tidak pernah paham arti dari sebuah perasaan dan kehidupan. Hidupnya berubah ketika dirinya melempar lembaran dolar pada seorang wanita. Dan berujung untuk bertemu setiap hari karena kejadian pengeroyokan...