LAST EXTRA PART [LOVE, LIFE AND HURT]

422 14 4
                                    

Sebuah tali mengikat tubuh Arion pada sebuah tiang. Baju yang Arion pakai, sudah berlumuran dengan darah dan tanah. Kini, wajah tampannya sulit terlihat karena penuh lebam dan goresan darah. Sebuah tangan menarik rambut Arion dan mendengakkan kepala Arion yang sempat tertunduk.

"Edwin yang pengkhianat. Kamu tau apa yang udah dia lakuin sama saya?"

Arion yang masih begitu lemah berusaha mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut pak Burhan.

"Dua puluh tahun lalu, dia bunuh adik saya, Fadil. Fadil, adik satu-satunya yang saya punya. Adijaya Corporation. Adijaya Alexander Edzard, Bapak dari Edwin Alexander Edzard. Kakek tua bangka itu menjadi CEO yang sukses di mancanegara. Bajingan itu menjalani bisnis besar-besaran di kota Bandung. Dan salahnya saya telah masuk dan memasukkan Fadil ke dalam perusahaan neraka itu. Penggelapan uang besar-besaran terjadi saat itu dan menyeret nama Fadil. Edwin dan saya tak pernah saling mengenal satu sama lain. Tapi, dia menghabisi adik saya sebelum menyeretnya ke penjara. Adik saya sakit parah dan menghabiskan sisa hidupnya di penjara. Lima tahun kemudian, saya merangkul Edwin ... untuk balas dendam."

Mata Arion melotot setelah tahu kejadian masalalu sang Papa dengan Pak Burhan.

Sementara, Arga masuk ke kamar Arion. Ia memeriksa segala macam berkas dan apa keterlibatan Arion dengan Pak Burhan. Namun sepertinya, Arion memang tak tahu apapun dan mereka memang telah salah membawa orang. Nara datang ke kamar Arion atas perintah Bu Gina yang takut jika Arga pergi untuk menyelamatkan Arion. Bu Gina hanya tidak ingin Arga terluka dan ia pun sudah memberi semua tanggung jawab itu pada polisi. Tapi, Arga kekeh untuk pergi dan Bu Gina menyuruh Nara untuk menghentikannya.

"Pak Arga!"

Arga terkejut dengan kehadiran Nara di kamar Arion.

"Udah gue bilang, lo jangan ikut. Lebih bahaya lagi jika Arion tau lo di sana Nara. Gue mohon mengerti. Dan gue akan tetap pergi!"

"Saya gak menghentikan Pak Arga buat menyelamatkan Arion. Tapi saya akan ikut ke manapun Pak Arga pergi. Saya tidak akan bisa meninggalkan Arion sendirian di manapun. Saya mohon Pak."

Arga melihat sebuah kamera Gopro tergeletak di meja Arion. Ia mengambil dan berusaha memeriksa segala macam isi dari kamera tersebut. Sebuah laptop Arion yang masih menyala, Arga manfaatkan untuk melihat video apapun di dalam kamera itu. Ditemani Nara, Arga mulai memeriksa. Ia menemukan sebuah video, namun sepertinya hanya video pribadi yang Arion simpan. Benar. Video tentang Arion yang membicarakan dirinya di dalam sana. Arga melebarkan matanya yang berkaca. Arion bahkan rela untuk menghadapi masalah demi dirinya.

"Arion. Gua gak akan biarin lo mati. Gak akan. Ayo kita pergi Nara. Gue dapat sumber informasi dari para anak buah gue, tempat dan di mana Arion juga Pak Burhan berada. Seluruh lokasi gue udah liat setelah mengirim drone ke lokasi. Di sana banyak anak buah Pak Burhan yang mengitari sekitar gedung yang berkedok bengkel."

"Ijinkan saya buat ikut operasi penyelamatan Arion Pak."

"Nara ini bahaya."

"Please!" Mata Nara yang berkaca seraya memohon membuat Arga terpaksa untuk mengikuti permintaannya.

"Gue sebenarnya gak akan biarin lo terluka demi Arion. Tapi, gue yakin lo adalah perisai Arion selama ini Nara. Pake inpods ini dan lo akan ditemani sama anak buah gue. Gue yakin Papa juga lagi menuju ke sana."

Pak Edwin lebih dulu sampai di sana dan langsung disambut hangat oleh Pak Burhan. Ya, benar. Pak Edwin adalah kunci dari semua masalah yang terjadi di antara mereka. Pak Edwin bahkan datang sendiri karena permintaan Pak Burhan. Ia bahkan tak membawa anak buahnya detik itu juga.

"Di mana anak saya Burhan?"

"Seorang tamu harus dipelakukan layaknya raja. Silakan duduk dulu Edwin. Udah lama kita gak minum teh bersama kan?" Pak Burhan malah tersenyum di depan Pak Edwin yang sudah cemas setengah mati ingin melihat Arion.

MILLION DOLLAR MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang